Minggu, 30 Desember 2012

Refleksi Akhir Tahun KPI Pusat


Siaran Pers No. 782/K/KPI/12/12


Tak terasa, perjalanan UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran sudah memasuki usia
10 tahun. UU Penyiaran disahkan dan diundangkan pada tanggal 28 Desember 2002
pada saat presiden Indonesia dijabat Megawati Soekarnoputri. 10 Tahun bulanlah
waktu yang sebentar dan diwarnai dengan dinamika yang membuat implementasi UU
Penyiaran perlu direfleksikan.

Saat ini, UU Penyiaran ini sedang dalam proses perubahan di DPR, tepatnya Komisi I DPR RI.
Perubahan UU Penyiaran yangdilakukan karena beberapa alasan, di antaranya
tuntutan perubahan teknologi, posisi kelembagaan KPI, soal monopoli serta model
bisnis penyiaran, tanggung jawab sosial media penyiaran dan masih rendahnya
peran serta masyarakat dalam pengembangan dunia penyiaran.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menyampaikan laporan kepada publik mengenai kinerja KPI  Pusat dalam menjalankan tugas dan kewenangannya di tahun 2012 dalam bidang Kelembagaan, Isi Siaran, dan Infrastruktur/Perizinan. Laporan ini disampaikan dalam Diskusi
Publik Refleksi Akhir Tahun KPI yang diselenggarakan Jumat 28 Desember 2012 di
Aula Gedung Bapeten Jakarta Pusat. Dialog publik ini mengambil tema
"Dinamika Penyiaran Indonesia 2012 dan Refleksi 10 Tahun UU Penyiaran".


a.     Bidang Kelembagaan

KPI Pusat mengembangkan dan menguatkan kemitraan dengan berbagai elemen masyarakat.
Perjanjian kerjasama yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya dikuatkan atau
diperpanjang pada tahun ini, di samping penandatangan MoU dengan pihak-pihak
baru yang dipandang perlu. Selama tahun 2012, KPI Pusat telah melakukan atau
perpanjangan MoU dengan BKKBN, KIP, Polri,  Bawaslu.

KPI Pusat juga telah melakukan kerjasama dan koordinasi dengan Kemenkes terkait tayangan iklan
kesehatan. KPIPusatmembentuk kaukus
kesehatan di penyiaran yang beranggotakan Badan Pengawas Obat dan Makanan,
Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia,
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan Ikatan Naturopatis Indonesia (IKNI).

LIPI serta BMKG terkait siaran tanggap bencana dan early warning systembencana,
khususnya tsunami. KPI Pusat bersama LIPI dan BMKG
membuat modul untuk tanggap bencana tsunami
dan turut serta dalam pelatihan untuk lembaga penyiaran, di lembaga penyiaran RRI Jakarta dan MetroTV.

Selain itu KPI bersama
LSF membuat memo bersama dan bersepakat untuk mewajibkan setiap tayangan yang
hadir di TV mencantumkan katagori usia. Ini penting untuk mendidik dan
melindungi masyarakat agar memilih tayangan sesuai dengan katagori usia, juga
sebagai upaya melindungi anak-anak dan remaja dari dampak buruk konten
penyiaran.

KPI Pusat juga mengintensifkan pengembangan dan pelaksanan literasi media dengan mengajak kerjasama dengan
kalangan masyarakat sipil. Kegiatan yang dilakukan misalnya training of trainer
literasi media dan workshop pembentukan kelompok masyarakat peduli penyiaran.
KPI pusat memandang saat ini semakin banyak kelompok dan anggota masyarakat
yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap media, khususnya media
penyiaran.

Hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya kelompok yang memiliki konsen terhadap masalah ini. Antara lain  dibuktikan dengan samakin banyaknya kegiatan inisiatif masyarakat yang
berkaitan dengan literasi media. Selian mengadakan acara literasi media, KPI
juga semakin sering diundang untuk terlibat dalam kegiatan literasi media oleh
berbagai kelompok masyarakat, misalnya organisasi perempuan (Dharmawanita,
dll), organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan dsb.

Menangkap gejala positif tersebut, KPI menfasilitasi pertemuan antara kelompok masyarakat
peduli media. Pada pertemuan 21 November 2012 disepakati pembentukan sebuah
forum agar dapat saling berkoordinasi dan menguatkan. Forum tersebut kemudian
dinamakan FORMAT LIMAS (Forum Masyarakat Peduli Media Sehat). Ke depan, forum
ini akan menjadi mitra utama KPI dalam menggerakkan literasi media dan bermitra
dengan stakeholder penyiaran yang lain untuk pengembangan literasi media di
internal organisasi masing-masing dan di daerah.

Intensitas gerakan literasi media dan
makin banyaknya kelompok dan anggota masyarakat yang sadar media, berbanding
lurus dengan jumlah pengaduan masyarakat yang mengalami trend peningkatan secara signifikan.


b.     Bidang Isi Siaran

Pada tanggal 1 April 2012 KPI, bertepatan dengan
kegiatan Rapat Koordinasi Nasional dan Hari Penyiaran Nasional tahun 2012 yang
dilaksanakan di Surabaya, KPI meluncurkan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) danStandar Program Siaran (SPS)tahun 2012. P3 dan SPS 2012adalah revisi
sekaligus perubahan dari P3 dan SPS tahun 2009. Revisi dan perubahan ini
bertujuan untuk menyesuaikan dinamika perjalanan penyiaran di Indonesia yang
terus mengalami perubahan sehingga memerlukan peraturan yang lebih detail lagi.

Setelah P3 dan SPS 2012 diluncurkan, KPI Pusat secara konsisten berusaha melaksanakan pengawasan isi siaran dengan berpedoman pada P3 dan SPS 2012. Pengawasan isi siaran dilakukan mekanisme penanganan pengaduan masyakarat dan pemantauan isi siaran.

Pada tahun 2012 KPI Pusat menerima jumlah pengaduan
publik yang jauh lebih besar mengenai isi siaran dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Hingga 26 Desember 2012, KPI Pusat menerima 43.470 pengaduan publik tentang isi siaran. Jumlah ini merupakan jumlah
pengaduan terbesar yang diterima KPI Pusat selama KPI berdiri. Pada tahun-tahun
sebelumnya secara berturut-turut jumlah pengaduan tentang isi siaran adalah
sebagai berikut: 1.335 (2007), 3.588 (2008), 7.634 (2009), 26.489 (2010), dan
3.856 (2011).

Jumlah pengaduan publik yang meningkat ini
menunjukkan beberapa hal. Pertama, publik makin tinggi daya kritisnya tentang
isi siaran sehingga ketika ada isi siaran yang dinilai tidak pantas, bermasalah
atau melanggar aturan, maka publik mengadukan isi siaran tersebut. Kedua,
publik makin memahami bahwa jalur yang tepat untuk mengadukan siaran yang
bermasalah adalah ke KPI. KPI Pusat mengapresiasi makin tingginya kesadaran publik
untuk mengadukan siaran bermasalah ke KPI, termasuk untuk siaran jurnalistik.

Berbeda dengan pengaduan publik tahun-tahun
lalu yang umumnya menempatkan sinetron serial sebagai jenis acara yang paling
banyak diadukan, pada tahun ini (tercatat
hingga 26 Desember 2012) pengaduan publik terbesar adalah
tentang program jurnalistik, yakni berita dan talkshow. Secara berurutan, 15
besar jenis acara yang diadukan publik adalah: (1) Berita, (2) Talkshow, (3)
Reality show, (4) Iklan, (5) Komedi, (6) Sinetron seri, (7) Musik, (8) Program
anak, (9) Program olahraga, (10) Variety show, (11) Azan, (12) Film lepas, (13)
Infotainment, (14) Sinetron lepas/FTV, dan (15) Features.

Terkait dengan jenis acara yang diadukan
tersebut, 15 besar materi pengaduan publik adalah: (1) Kaidah jurnalistik, (2)
Penghinaan/pelecehan kepada kelompok tertentu, (3) Norma kesopanan/kesusilaan,
(4) Tema/alur/format acara, (5) Siaran tidak mendidik, (6) Busana tidak pantas,
(7) Jam tayang tidak tepat, (8) Kekerasan, (9) Seks, (10) Dampak siaran, (11)
SARA, (12) Kata-kata kasar, (13) Bahasa, (14) Tampilan laki-laki
keperempuan-perempuan, dan (15) Netralitas isi siaran.

Lembaga penyiaran yang mendapatkan pengaduan
publik adalah: MetroTV (30.067 pengaduan), TV One (5.701), TransTV (2.742),
ANTV (878), RCTI (657), SCTV (451), Indosiar (356), MNCTV (352), Trans 7 (335),
Global TV (203), dan TVRI (22). Di luar pengaduan ini, KPI Pusat menerima
sejumlah pengaduan mengenai siaran radio dan TV lokal, yang sudah
dikoordinasikan tindaklanjutnya dengan KPI Daerah.

Terdapat empat kasus pengaduan publik yang
besar yang diterima KPI Pusat selama 2012, yakni: pengaduan kelompok Rohis
mengenai talkshow tentangteorisme
di Metro TV (September, 29.904
pengaduan), pengaduan Bonek terhadap program “Indonesia Lawyer Club” di TVOne (Maret, 3.297 pengaduan), pengaduan atas program Supertrap di Trans TV yang menampilkan penjebakan di
toilet umum (November, 2.265 pengaduan), dan pengaduan tidak akuratnya pemberitaan mengenai Ustadz Badri sebagai tersangka teroris di TV
One (Oktober, 2.162pengaduan).

Jumlah sanksi adminsitratif yang diberikan
KPI Pusat kepada lembaga penyiaran pada tahun ini meningkat sekitar 95 persen
dibandingkan tahun lalu. Tahun ini KPI Pusat menjatuhkan 107 sanksi
administratif (berupa 84 sanksi teguran pertama, 16 teguran kedua, 6
penghentian sementara, dan 1 pembatasan durasi). Sanksi ini diberikan bagi 11
stasiun televisi berjaringan. Tahun lalu, KPI Pusat menjatuhkan 55 sanksi
administratif.

Di luar sanksi administratif, KPI memberikan
30 surat peringatan dan 22 imbauan tentang isi siaran.
Sanksi penghentian sementaradiberikan kepada enam program: Indonesia Sehat (TVRI),
Uya Emang Kuya (SCTV), Bioskop TransTV (Trans TV), Metro Siang segmen talkshow
(MetroTV), Pesbukers (ANTV), dan Sembilan Wali (Indosiar). Lembaga penyiaran
yang sampai saat ini belum menjalankan sanksi di tahun 2012 adalah ANTV
(Pesbukers). Adapun sanksi pembatasan durasi dijatuhkan kepada “Bukan Empat
Mata” (Trans 7).

Pelanggaran yang banyak dilakukan oleh
stasiun-stasiun TV yang mendapatkan sanksi secara berurutan adalah:
Perlindungan anak dan remaja, norma kesopanan dan kesusilaan, materi seks,
penggolongan program siaran, ketentuan iklan, pelecehan individu/kelompok masyarakat
tertentu, ketentuan program jurnalistik, materi mistik-horor-supranatural,
kekerasan, gender, hak privasi, agama, tata cara penggunaaan lagu Kebangsaan,
budaya, ketentuan sensor, dan ketentuan terkait
rokok.

Kesebelas lembaga penyiaran berjaringan yang
pada tahun 2012 mendapatkan sanksi administratif adalah: TransTV (18 sanksi),
Indosiar (15), Trans 7 (13), Global TV (12), SCTV (12), RCTI (10), MetroTV (7),
ANTV (6), MNC TV (6), TV One (5), dan TVRI (3).


c.   Bidang Infrastruktur/Perizinan

Sepanjang tahun 2012 KPI Pusat telah melakukan
proses perizinan untuk Lembaga Penyiaran di Indonesia baik itu mulai dari
Proses Evaluasi Dengar Pendapat (EDP)yang menghasilkan Rekomendasi Kelayakan, Pra Forum Rapat Bersama (Pra FRB), Forum Rapat Bersama (FRB)dan Evaluasi Uji Coba Siaran (EUCS). Selama periode Januari-Desember 2012,KPI Pusat telah menerima 464 Rekomendasi Kelayakan yang
dikeluarkan oleh KPID. KPI bersama Pemerintah telah melakukan proses
Pra FRB terhadap 672 pemohon dan FRB
sebanyak 752pemohon. EUCStelah dilakukanterhadap 107
Lembaga Penyiaran.Selama tahun 2012 jumlah Lembaga
Penyiaran yang mendapatkan IPP Prinsip sebanyak 110 LP dan
untuk IPP Tetap sebanyak 137 Lembaga Penyiaran.


Pada tahun 2102, KPI Pusat juga telah melaksanakan
program EDP Pendampingan yaitu program fasilitasi KPI Pusat kepada KPID – KPID
yang membutuhkan dalam rangka pelaksanaan Evaluasi Dengar Pendapat berupa
pendanaan bersama dan penyediaan narasumber. Pada tahun 2012 telah dilaksanakan
di 10 Provinsi yaitu: Sulawesi Barat (3 LP), Lampung (8 LP), DI Yogyakarta (4
LP), Nusa Tenggara Barat (5 LP), Jambi (12 LP), Maluku (1 LP), Sulawesi Utara
(4 LP), Riau (15 LP), Kalimantan Barat (3 LP), Sulawesi Selatan (5 LP).

Sebagai salah satu amanat UU Penyiaran, pelaksanaan
Sistem Stasiun Jaringan (SSJ) oleh lembaga penyiaran yang dahulunya adalah
televisi siaran nasional dari Jakarta pada tahun 2012 tidak berjalan optimal. Data
dari KPID menunjukkan bahwa masih banyak daerah provinsi yang tidak memiliki
stasiun anggota SSJ, tidak menyiarkan muatan lokal minimal 10%, menyiarkan
muatan lokal pada jam-jam dini hari, menyiarkan muatan lokal tetapi tetap
diproduksi di Jakarta, walaupun telah menyatakan komitmennya dan menandatangani
pakta integritas pada saat Evaluasi Dengar Pendapat. Tahun 2013, KPID – KPID bersama
KPI Pusat akan memprioritaskan program pelaksanaan SSJ.

Sesuai amanat UU Penyiaran Pasal 3 bahwa penyiaran
diselenggarakan untuk memperkukuh integrasi nasional. Secara empirik, di
wilayah perbatasan sangat minim pelayanan informasi dan terjadinya luberan
siaran asing (spillover) dari negara tetangga. Untuk itu KPI telah
membentuk Gugus Tugas Siaran Perbatasan dengan melibatkan 12 KPID yaitu: Aceh,
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat,
Sulawesi Utara,  Maluku, Maluku Utara,
Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. Gugus tugas telah menghasilkan
beberapa rekomendasi dan telah membuat buku database penyiaran di wilayah
perbatasan. Rekomendasi utama adalah perlunya kebijakan yang terintegrasi antar
berbagai kementerian yang telah memiliki program pendirian lembaga penyiaran di
perbatasan dan perlunya kebijakan berupa kemudahan dalam proses perizinan bagi
lembaga penyiaran di wilayah perbatasan.

Berkaitan dengan pelaksanaan digitalisasi penyiaran, KPI
menilai bahwa untuk melakukan migrasi dari analog ke digital dibutuhkan
peraturan perundang-undangan setingkat Undang-Undang, sehingga pelaksanaan
digitalisasi dengan hanya menggunakan Peraturan Menteri, selain tidak memadai
juga telah bertentangan dengan UU Penyiaran. KPI telah meminta Kementerian
Kominfo untuk menunda pelaksanaan migrasi penyiaran televisi dari analog ke
digital hingga Revisi UU Penyiaran selesai dengan mengawal masuknya substansi
digitalisasi tersebut ke dalam RUU Penyiaran yang baru. Permintaan penundaan
juga telah dilakukan oleh Komisi I DPR RI.

Menyikapi hal tersebut, KPI telah membentuk Tim Digital
KPI yang beranggotakan KPI Pusat dan KPID DKI, Banten, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur dan Kepulauan Riau, didukung ahli dari Institut
Teknologi Surabaya (ITS), sebagai amanat Rapimnas 2012 untuk menyusun pandangan
dan gagasan KPI tentang digitalisasi penyiaran. Dalam beberapa pertemuan Tim
Digital KPI dengan stakeholder di pusat dan daerah, ditemukenali beberapa
permasalahan dari pelaksanaan digitalisasi penyiaran. Tidak hanya berkaitan
dengan dasar hukum, akan tetapi juga dari aspek bisnis, persaingan usaha,
potensi monopoli dan oligopoli, kepentingan daerah dan perlindungan publik.


Jakarta, 28 Desember 2012
Komisi Penyiaran
Indonesia Pusat

Selasa, 25 Desember 2012

Irman Gusman dan Presiden Aliyev Sepakat Dirikan Forum Persahabatan




Irman Gusman dan Presiden Aliyev Sepakat Dirikan Forum Persahabatan
Oleh Alci Tamesa

BAKU, Azerbaijan, 21 Desember 2012 – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mendukung penuh gagasan Ketua DPD RI Irman Gusman untuk membentuk “Indonesia-Azerbaijan Friendship Forum” demi meningkatkan hubungan kedua negara di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

Dukungan tersebut disampaikan Aliyev kemarin di Kantor Kepresidenan di wilayah Baku saat menerima Irman Gusman yang didampingi Duta Besar RI untuk Azerbaijan Prayono Atiyanto serta sejumlah Senator dari Indonesia.

Presiden Aliyev menyambut baik inisiatif Irman untuk membentuk forum yang akan menjadi wadah pertemuan serta pertukaran informasi ekonomi, bisnis, pendidikan, sosial dan kebudayaan guna mempererat hubungan bilateral kedua negara.

“Forum tersebut akan menjadi tempat bertemunya para pelaku dunia usaha, tokoh masyarakat, akademisi, pemuka agama, budayawan, serta generasi muda Indonesia dan Azerbaijan”, jelas Irman.

Ia menambahkan, forum ini akan mengadakan berbagai kegiatan di Indonesia dan Azerbaijan demi meningkatkan pemahaman tentang potensi sosial-budaya serta potensi ekonomi dan bisnis kedua negara.

Duta Besar RI di Baku, Prayono Atiyanto menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut Presiden Aliyev menegaskan bahwa ia sangat setuju dengan gagasan Ketua DPD RI tersebut. Menurutnya, kini tinggal menunggu dari pihak Azerbaijan mengenai implementasi teknis yang akan menyangkut para menteri terkait.

“Tidak biasanya Presiden Aliyev menunjukkan ekspresi wajah yang begitu cerah dan senang. Ini pertanda ia sangat bahagia karena gagasan ini akan mempererat hubungan kedua bangsa,” ujar Prayono.

“Bahkan tadi Presiden Aliyev katakan bahwa ia akan fokus ke Indonesia saja dan tidak ke lain tempat dalam konteks peningkatan hubungan bilateral, karena ia yakin Indonesia adalah sahabat yang paling tepat untuk bermitra,” tambah Prayono.

Dalam pertemuan tertutup tersebut, Irman mengingatkan Presiden Aliyev bahwa ia memiliki “standing invitation” dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk berkunjung ke Indonesia.

Presiden Aliyev mengatakan bahwa ia akan sangat senang dapat berkunjung ke Indonesia. Kunjungan Aliyev tersebut di perkirakan sekitar pertengahan tahun depan.

Irman juga mengusulkan agar di samping meningkatkan hubungan antara kedua pemerintahan, perlu juga dilakukan berbagai kegiatan untuk mempererat parliament to parliament, business to business, people to people, campus to campus, and youth to youth relations antara kedua bangsa.

“Upaya demikian  akan menghasilkan sinergi yang “dahsyat”, yang akan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi di wilayah Asia Tengah dan Tenggara”, jelasnya.

Sebagai simbol persahabatan, Irman memberikan sebuah miniatur Candi Borobudur kepada Aliyev serta menjelaskan tentang pentingnya pelestarian budaya kedua bangsa.

Irman juga mengusulkan agar dengan pengalaman serta kapasitas yang dimiliki Azerbaijan dalam industri perminyakan, sudah waktunya Azerbaijan mendirikan oil refinery center di Indonesia karena negeri itu memiliki potensi, keahlian, serta pengalaman sangat luas di bidang perminyakan.

Selama  ini Indonesia terpaksa membeli minyak Azerbaijan dari pihak ketiga di pasar internasional sehingga harganya tak bisa ditekan. Karena itu gagasan Irman tersebut diharapkan dapat mengurangi beban anggaran Pertamina dalam mengimpor minyak Azerbaijan.

Irman juga menemui Ketua Milli Mejelis (parlemen) Azerbaijan, Ogtay Asadov, yang pernah juga berkunjung ke Indonesia. Asadov menekankan perlu diadakannya lebih banyak pertemuan antar anggota parlemen kedua negara serta perlu ditingkatkannya hubungan bilateral di bidang industri, perdagangan, pariwisata, serta perbankan.

Kepada Asadov Irman menjelaskan bahwa Presiden Aliyev sepenuhnya mendukung gagasannya untuk mendirikan payung kerjasama dan kemitraan melalui forum persahabatan yang akan segera dibentuk. Forum ini akan  dijalankan oleh para profesional dari berbagai bidang dan bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintahan di kedua negara.

Irman juga menemui Menteri Pembangunan Ekonomi Azerbaijan, Shahin Mustafayev yang menyambut baik gagasannya untuk memfasilitasi hubungan langsung di bidang ekonomi dan bisnis kedua negara melalui forum persahabatan bilateral yang dimaksud.

Dalam pertemuan tersebut, Irman menjelaskan tentang potensi perekonomian Indonesia yang semakin kokoh bukan saja sebagai negara anggota G-20 melainkan juga sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia dan diharapkan pada 2030  akan menjadi salah satu dari lima terbesar ekonomi dunia.

Saat itu, jelas Irman, penduduk Indonesia akan mencapai sekitar 285 juta dengan pendapatan per kapita mencapai lebih dari US$17.00-, suatu kekuatan raksasa yang akan memengaruhi dunia.

Bahkan saat ini pun dengan 248 juta penduduk, kelas menengah Indonesia sudah mencapai sekitar 60 juta orang dengan pendapatan per kapita yang jauh di atas pendapatan rata-rata nasional  (US$ 3,524).

Potensi ini perlu dibaca oleh negara seperti Azerbaijan, jelas Irman kepada Asadov dan delegasi tuan rumah, sambil menambahkan, “Teman saya, Dubes Azerbaijan di Jakarta sudah bekerja cukup keras dan akan bekerja lebih keras lagi.” 

Irman Gusman juga melakukan pertemuan dengan pimpinan Kadin Azerbaijan dan berharap agar forum persahabatan kedua negara yang digagasnya akan mempererat hubungan antara para anggota Kadin dari kedua negara.

Sebelum mengakhiri kunjungannya di Azerbaijan malam ini, Iman akan mengunjungi Pusat Bahasa dan Kebudayaan Indonesia di Azerbaijan University of Languages yang dipimpin oleh Prof. Habib Zarbaliyev, warga asli Azerbaijan yang fasih berbahasa Indonesia.***

Senin, 17 Desember 2012

A supreme combination of high performance and luxury: The BMW M6 Gran Coupe.

 
 
BMW M6 Gran Coupe Exterior. (12/2012)
The BMW M6 Gran Coupe.
A supreme combination of high performance and luxury: The BMW M6 Gran Coupe.

A third body variant of the BMW M6 high-performance sports car is set to be presented for the first time as the BMW M6 Gran Coupe joins the existing Coupe and Convertible models in the line-up. The new member of the M6 family brings together customary M performance characteristics with extra helpings of luxury and aesthetic appeal. The high-revving V8 engine with M TwinPower Turbo technology and 412 kW/560 hp propels the BMW M6 Gran Coupe from 0 – 100 km/h (62 mph) in 4.2 seconds. And the elegantly sporty lines of the four-door Coupe are complemented by bespoke features, such as the carbon fibre-reinforced plastic (CFRP) roof. The greater interior space of the BMW M6 Gran Coupe allows two rear passengers to enjoy generous levels of on-board comfort, and there is also a third rear seat for use on shorter journeys.

Design: the beauty of majestic power delivery.
Hallmark M design features influenced directly by technical considerations – such as cooling air requirements, chassis geometry, weight balance and aerodynamics – open a clear window into the performance capability of the BMW M6 Gran Coupe. The front of the car is dominated by its large air intakes, standard Adaptive LED Headlights and an M kidney grille designed especially for this model. From the side, the first four-door Coupe in the BMW M GmbH ranks is clearly distinguishable from the BMW M6 Coupe thanks to its rear doors and 113-millimetre longer wheelbase. The low roofline flowing smoothly into the rear, the swage line – which takes in the door openers – and side windows extending well into the C-pillars accentuate the dynamically stretched silhouette.

Prominently flared wheel arches draw the eye to a track width specific to the BMW M6 Gran Coupe. The characteristic M gills, aerodynamically optimised exterior mirrors, standard BMW Individual High-gloss Shadow Line package and exclusive 20-inch M light-alloy wheels in double-spoke design underline the car’s distinctive appearance, as does another M signature – twin exhaust tailpipes positioned on the outer edges of the rear apron. Also integrated into the rear apron, and charged with the task of optimising airflow along the car’s underbody, is a diffuser made from CFRP.

This extremely lightweight, impressively strong high-tech material is used in the construction of the roof as well. Here, the visible carbon structure provides an eye-catching feature, as does a dynamic recess in the centre of the roof. This recess is referenced stylistically inside the car, the anthracite-coloured Alcantara roof liner gaining a central section in leather.

Emulating the harmonious blend of athletic prowess and elegance embodied by the exterior design, the distinctively M cockpit fuses sports car style with generous levels of space and a luxurious ambience. The driver and front passenger can look forward to M sports seats with integral belt guides. And the BMW M6 Gran Coupe’s standard specification also includes Merino leather upholstery with extended features. The rear compartment offers two or three seats, the backrests of which can split and fold down in a ratio of 40 : 60 to increase boot capacity from 460 to as much as 1,265 litres.

V8 engine with M TwinPower Turbo technology, seven-speed M Double Clutch Transmission with Drivelogic, Active M Differential.
The powertrain technology under the skin of the BMW M6 Gran Coupe guarantees the performance characteristics for which M Automobiles are renowned. The V8 engine with M TwinPower Turbo technology produces 412 kW/560 hp. Its technical wizardry includes a pair of twin-scroll turbochargers, a cross-bank exhaust manifold, High Precision Direct Petrol Injection, VALVETRONIC variable valve timing and Double-Vanos continuously variable camshaft control. The 4,395 cc unit keeps peak torque of 680 Newton metres (502 lb-ft) on tap between 1,500 and 5,750 rpm, while maximum output is developed between 6,000 and 7,000 rpm. The engine revs to a maximum of 7,200 rpm. The BMW M6 Gran Coupe sprints from 0 to 100 km/h (62 mph) in 4.2 seconds on the way to an electronically governed top speed of 250 km/h/155 mph (305 km/h/189 mph if the optional M Driver’s Package is specified). Average fuel consumption in the EU test cycle stands at 9.9 litres per 100 kilometres (28.5 mpg imp) and CO2 emissions are 232 grams per kilometre.

Taking care of power transfer is a seven-speed M Double Clutch Transmission with Drivelogic. The transmission’s electronic management system ensures the right gear is selected for optimum traction. It also offers the driver a Launch Control function for maximum acceleration, Low Speed Assistance for extra comfort and the Auto Start-Stop function to enhance efficiency.

Under particularly dynamic acceleration out of corners, as well as in tricky road and weather conditions, the Active M Differential at the rear axle distributes the engine’s power between the individual wheels to maximum traction-enhancing effect. Its electronically controlled multi-disc limited-slip differential works hand-in-hand with the DSC (Dynamic Stability Control) system and splits drive between the right and left rear wheels quickly and precisely according to the situation at hand.

Chassis technology developed to M specification.
The chassis technology of the BMW M6 Gran Coupe is also geared to harnessing the car’s sporting potential in the cause of supreme performance. Like the integral rear axle, the double-wishbone front axle has specific kinematics and components made from forged aluminium. Chassis mountings using large panels ensure dynamic forces are passed evenly through to the body. The BMW M6 Gran Coupe comes as standard with an M-specific version of the Dynamic Damper Control system and hydraulic variable-ratio rack-and-pinion steering with the M Servotronic function.

As an alternative to the standard high-performance compound braking system, the BMW M6 Gran Coupe can also be ordered with M carbon-ceramic brakes. Made from a new type of carbon-fibre compound ceramic, the discs boast even greater resistance to heat, lower weight and exceptional resistance to wear.

Arranged around the gearshift lever on the centre console of the BMW M6 Gran Coupe are the buttons used to configure all the adjustable powertrain and chassis functions to personal tastes. The DSC mode, engine performance characteristics, Dynamic Damper Control mapping, M Servotronic responses and M DCT Drivelogic shift program can be selected independently of each other. All of which means the driver can put together a detailed set-up and store those settings on one of the two M Drive buttons on the multifunction steering wheel.

Exclusive and individual: high-quality range of equipment.
The standard equipment fitted on the BMW M6 Gran Coupe includes 20-inch M light-alloy wheels, leather trim, heated driver and front passenger seats, automatically dimming rear-view and exterior mirrors, an alarm system and the BMW Professional radio with hi-fi loudspeakers. Available as an alternative to the standard 2-zone automatic climate control is a 4-zone system with a control panel in the rear compartment. Among the other highlights of the options list are M multifunction seats, heated rear seats, Comfort Access, a heated steering wheel, the Soft Close Automatic function for the doors, electrically operated sun blinds, the new generation of the Professional navigation system and a Bang & Olufsen High End Surround Sound System.

The BMW M6 Gran Coupe also comes with a variety of BMW ConnectedDrive features, such as an M-specific BMW Head-Up Display, Park Distance Control, a rear-view camera, High Beam Assistant, Speed Limit Info, Lane Change Warning, Lane Departure Warning, Surround View and BMW Night Vision with pedestrian recognition. Customers can also integrate their Apple iPhone or other smartphones into the car and make use of internet-based services while on board.

Sub-section of press release as below:  
2. Technical specifications.
3. Exterior and interior dimensions.

-END-



The following AV media material regarding this press release was compiled for you. You can also find additional material using the navigation items "Photo", "Audio" and "Video and TV".
Compilation: 1 set with 26 photos.

M

MINI sets a world record approved by Guinness World Records™ for the longest wish list ever delivered to Santa Claus.

 

 
Maria Conti, Spokesperson MINI Italy, receives the Guiness World Record for MINI for the longest wish list ever delivered to ...   
 
MINI sets a world record approved by Guinness World Records™ for the longest wish list ever delivered to Santa Claus.
Mission accomplished for the international MINI Goes to Santa Claus project: 75.954 collected wishes.

In its usual unconventional style, MINI has completed its Christmas mission. The MINI Goes to Santa Claus project has made it possible for MINI to set a Guinness World Records record, collecting 75.954, the biggest number of wishes ever delivered to Santa Claus. The delivery directly to the hands of Santa Claus of the longest wish list in the world (3798,5 metres) took place today at the Santa Claus Post Office in Rovaniemi. The wish list was put together by joining the wishes end-to-end and using a special paper that has a minimal impact on the environment.

The MINI Goes to Santa Claus project
A fleet of eight MINIs traveled from one end of Europe to the other, heading for the Arctic Circle in order to deliver to Santa Claus the Christmas wishes written by children and adults the world over. To set a Guinness World Records record, MINI got a total of 16 countries involved in the collection of the wishes: Germany, Italy, United Kingdom, Portugal, Belgium, Bulgaria, Greece, Poland, Slovenia, Czech Republic, Hungary, Romania, Slovakia, Russia, United States of America and Singapore.

The MINI Family’s journey to Rovaniemi
Saturday, 24 November, the MINI Family departed from the headquarters of the BMW Group in Munich with Rovaniemi as its destination. Along the way, covering more than 3,500 km, the MINI Family passed through some of Europe’s most beautiful cities, such as Copenhagen and Stockholm, where the collection of the wishes continued.
 
The new MINI Paceman
The new MINI Paceman, the seventh model in the MINI family, welcomed the MINI Goes to Santa Claus caravan upon its arrival in Rovaniemi. With its unique personality, the MINI Paceman offers an innovative combination of sporty and extroverted design. It is the first Sports Activity Coupé in the premium compact segment and is available with the MINI ALL4 four-wheel drive system.

An outstanding guest: Rauno Aaltonen
In Rovaniemi the MINI Family was welcomed by a very special guest: Rauno Aaltonen. The Finnish driver showed off his exceptional talent at the wheel of a new MINI Paceman, bringing to life for the international press the MINI Ice Driving Experience. Rauno Aaltonen won the European Rally Championship in 1965 and, thanks to his incomparable driving style and the intelligent choice of tyres, he was victorious in the historic 1967 Monte Carlo Rally behind the wheel of a classic Mini. Rauno Aaltonen has also been nicknamed “the Flying Finn” and “the Rally Professor”, and he has to his name an incredible number of prizes, awards, and accolades.

In collaboration with Rovaniemi
To realize the MINI Goes to Santa Claus event, MINI could count on the collaboration of the city of Rovaniemi, “the Official Hometown of Santa Claus” and “the Heart of Lapland”. Rovaniemi is located on the 66th parallel inside the Arctic Circle, about 800 km from Helsinki and 2,600 km from the North Pole. The city is situated between the Ounasvaara and Kokalovaara hills, at the confluence of the river Kemijoki and its tributary, the Ounasjoki. The name “Rovaniemi” has often been thought to be of Lapp origin, since in the Sami language “roavvi” means a wooded hill; whereas in the Finnish language “rova” means a “pile of stones” or “rock”. The capital of Lapland is a magic city. As a matter of fact, although Christmas comes but once a year, in Rovaniemi it is possible to run into Santa Claus every day of the year.

-End-

For further information please contact
Maria Conti
MINI Comunicazione e P.R.
Telefono: 02.51610.710 Fax: 02.51610.416
E-mail: Maria.Conti@bmw.it
Media website: www.press.bmwgroup.com (press releases and photos) and http://bmw.lulop.com (films)

The BMW Group
The BMW Group is one of the most successful manufacturers of automobiles and motorcycles in the world with its BMW, MINI, Husqvarna Motorcycles and Rolls-Royce brands. As a global company, the BMW Group operates 29 production and assembly facilities in 14 countries and has a global sales network in more than 140 countries.

In 2011, the BMW Group sold about 1.67 million cars and more than 113,000 motorcycles worldwide. The profit before tax for the financial year 2011 was euro 7.38 billion on revenues amounting to euro 68.82 billion. At 31 December 2011, the BMW Group had a workforce of approximately 100,000 employees.

The success of the BMW Group has always been built on long-term thinking and responsible action. The company has therefore established ecological and social sustainability throughout the value chain, comprehensive product responsibility and a clear commitment to conserving resources as an integral part of its strategy. As a result of its efforts, the BMW Group has been ranked industry leader in the Dow Jones Sustainability Indexes for the last eight years.

www.bmwgroup.com
Facebook: http://www.facebook.com/BMWGroup
Twitter: http://twitter.com/BMWGroup
YouTube: http://www.youtube.com/BMWGroupview
Google: http://googleplus.bmwgroup.com

PROPECTIN







INDONESIA
Please visit www.JeunesseGlobal.com for more information. Please do not click "reply" to this email as we do not monitor this email address. For customer service related issues, please call 1-407-215-7414. As an electronic subscriber we will respect your time and attention by controlling the frequency of our e-correspondence. If your email address is on file at Jeunesse® Global yet you are not an electronic mail subscriber, we will not contact you via email for the purpose of advertising or promotion. We use strict security measures to protect against loss, misuse and/or alteration of data used by our system. Links to internet sites are provided for informational purposes only and do not imply that Jeunesse® Global endorses their content. Information submitted to us is available only to employees who manage such information for the purpose of contacting you or sending email to you based on your request. We will never share, sell, or rent your personal information with anyone without your advance permission or unless ordered by a court of law.
© Copyright 2012 Jeunesse®, LLC. All Rights Reserved.

SRIKANDI AWARD 2012




Lembar Fakta
‘Srikandi Award 2012’     


Latar Belakang

·      Kasus malnutrisi masih menjadi masalah penting di Indonesia. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, terdapat penurunan dalam jumlah kasus balita yang tergolong gizi kurang dan gizi buruk
·      Pada tahun 2010, jumlah kelahiran anak di Indonesia tercatat sebesar 4.482.780 kelahiran. Data dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) memperlihatkan bahwa mayoritasnya (60%) ditangani oleh bidan
·      Riskesdas menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup di tahun 1991 mencapai 390 orang, sementara di tahun 2007 menurun sebanyak 228. Namun, untuk mencapai target MDGs 2015, yaitu 102 orang, bukanlah hal yang mudah, karena Indonesia merupakan negara yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan kultur sangat beragam dan menantang.
·      Selain itu, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya: AKB Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran. Angka tersebut 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia, 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand
·      Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun, yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80% kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat, persalinan yang aman dan perkembangan dini anak
·      Pada tahun 2004, jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta anak. Kemudian pada tahun 2006, jumlah balita gizi kurang dan buruk turun jadi 4,28 juta anak. Pada tahun 2007, angka kasus balita gizi kurang dan buruk menurun menjadi 4,13 juta anak
·      Walaupun angka prevalensi malnutrisi anak di Indonesia terus menurun, namun masih tergolong tinggi, dimana prevalensinya mencapai 42% sedangkan Srilanka yang memiliki tingkat pendapatan kotor per kapita (GDP) yang lebih rendah daripada Indonesia, tingkat prevalensi malnutrisi anaknya hanya 18%

Kerjasama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Sarihusada

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebagai organisasi profesi yang anggotanya memiliki legitimasi memberikan pelayanan khusus kesehatan ibu, bayi dan anak merasa berkewajiban mengambil bagian secara aktif dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak. Oleh karena itu pada hari ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia ke-57 yang jatuh pada 24 Juni 2008, IBI telah mendeklarasikan suatu komitmen terhadap kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir dan selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah strategis dan konkrit oleh seluruh anggota IBI di persada nusantara.
Sejak 20 tahun lalu IBI melaksanakan berbagai kegiatan sosial antara lain Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care), imunisasi, pelayanan Keluarga Berencana (KB), penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan bagi anak balita dan pengobatan sederhana secara cuma-cuma. Anggaran atau biaya kegiatan sebagian besar diperoleh dari swadaya anggota IBI, sebagian atas bantuan lintas program, lintas sektoral dan mitra kerja yang sifatnya tidak mengikat. Komitmen IBI dalam kegiatan sosial tertuang dalam program Pos Bhakti IBI yang kemudian diterjemahkan dalam program Pos Bhakti Bidan.

Sesuai dengan misi, visi dan komitmen IBI, PT Sari Husada turut mendukung program peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita Indonesia sebagai dukungan atas tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Oleh karenanya Sarihusada mendukung penuh program Pos Bhakti Bidan dan ingin memberikan apresiasi bagi bidan yang menjalankan program Pos Bhakti Bidan terbaik. Program ini dilakukan dalam bentuk kerjasama antara PP IBI dan PT Sari Husada sebagai program sosial bersama yang berkesinambungan.

Pos Bhakti Bidan

Pos Bhakti Bidan adalah program yang dijalankan bersama dengan tokoh dan anggota masyarakat di daerah tempat tinggal bidan. Kebersamaan dengan masyarakat dalam menjalankan program ini akan menjadi cikal bakal kepemilikan masyarakat atas program tersebut sehingga program pun dapat berlanjut.

Tahun ini, terdapat lebih dari 500 proposal program Pos Bhakti bidan yang diterima. Dewan juri telah menyaring 250 bidan yang mendapatkan bantuan untuk pelaksanaan program di berbagai daerah di seluruh Indonesia

Beberapa tahapan kegiatan telah dilalui seperti sosialisasi program, mentoring, monitoring dan tahap evaluasi dimana akan dipilih 9 bidan terbaik dalam menjalankan programnya, sehingga dapat dijadikan model upaya terbaik “best practices” bagi pembangunan kesehatan masyarakat dan dapat menjadi inspirasi bagi upaya-upaya pembangunan kesehatan yang dijalankan oleh masyarakat.

Atas upaya terbaik yang telah dilakukan bidan tersebut, PP IBI bersama Sarihusada bermaksud memberikan penghargaan khusus berupa Srikandi Award.

Proses penentuan bidan terbaik dari 9 nominasi yang berhak atas penghargaan Srikandi Award tersebut akan dilakukan oleh Dewan Juri yang terdiri atas unsur pemerintah, akademisi, pers, NGO, PP IBI & Sarihusada.

Tujuan

1.    Memberikan apresiasi atas berbagai upaya terbaik dalam mendukung pencapaian MDGs nomor 1, 4 dan 5 yang dilakukan oleh bidan bersama masyarakat
2.    Menginspirasikan pembelajaran bersama atas komitmen dan keberhasilan terhadap upaya pencapaian MDGs
3.    Mendorong lebih banyak pihak untuk berkomitmen dan berupaya mencapai target MDGs Indonesia pada tahun 2015


Kategori Penilaian

Terdapat tiga kategori penilaian, yaitu:
1.    Kategori MDGs 1: Inisiatif Pemberdayaan Pangan & Ekonomi Lokal
2.    Kategori MDGs 4: Inisiatif Peningkatan Kesehatan Anak
3.    Kategori MDGs 5: Inisiatif Peningkatan Kesehatan Ibu
Kriteria Penilaian

Terdapat tujuh kriteria penilaian, yaitu:
1.    Kelengkapan administrasi pengelolaan program
2.    Ketertiban administrasi keuangan
3.    Kemitraan & pemberdayaan
4.    Hasil program
5.    Dampak program
6.    Keunikan program
7.    Keberlangsungan dan keberlanjutan program

Dewan Juri

1.    dr. Kartono Mohamad (Mantan Ketua IDI, Ketua Dewan Juri Srikandi Award)
2.    Dr. H. Abidinsyah Siregar, DHSM, Mkes. (Kantor Kementerian Kesehatan RI)
3.    Ninuk Mardiana Pambudy (Senior Editor Harian Kompas)
4.    Dr. Harni Koesno, MKM (Ketua Umum IBI)
5.    Diah S. Saminarsih (Asisten Utusan Khusus Presiden untuk MDGs, Bidang Percepatan MDGs Dalam Negeri dan Sinergi Komunitas)
6.    Dr. Pinky Saptandari, M.A (Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia)

Srikandi Award 2012

Finalis untuk kategori MDGs 1 - Inisiatif Pemberdayaan Pangan & Ekonomi Lokal:
1.    Bidan Wilda Inayah – Wonosobo, Jawa Tengah;
Nama program: ‘Kreasi Gizi di Lumbung Padi’
2.    Bidan Suhatmi Puji Lestari – Sragen, Jawa Tengah;
Nama program: ‘Modal Mentok Bekal Mandiri’
3.    Bidan Sunarti – Kokap, Kulonprogo, D.I. Yogyakarta;
Nama program: ‘Sumber Gizi dari Tanah Kami’

Finalis untuk kategori MDGs 4 - Inisiatif Peningkatan Kesehatan Anak:
4.    Bidan Patima Ohorella – Tulehu, Maluku Tengah;
Nama program: ‘Delivery Rantang Gizi’
5.    Bidan Muna – Sulawesi Tenggara;
Nama program: ‘ASI, Bukti Cinta Ibu’
6.    Bidan Syafrianti – Kuantan Singingi, Riau;
Nama program: ‘Pondok Gizi untuk Buah Hati’

Finalis untuk kategori MDGs 5 - Inisiatif Peningkatan Kesehatan Ibu:
7.    Bidan Siti Kholifah – Pacitan, Jawa Timur;
Nama program: ‘Hamil Sehat Ibu Belia’
8.    Bidan Kasriyatun – Pati, Jawa Tengah;
Nama program: ‘Menepis Ironi di Ladang Garam’
9.    Bidan Nurifah Siregar – Ketapang, Kalimantan Barat;
Nama program: ‘Edukasi Dini Menyambut Buah Hati’