Kami ucapkan terima kasih banyak kepada kalian yang sudah berpartisipasi dalam kompetisi
#IdeDaya2016 Q1. Ini dia beberapa ide-ide pemberdayaan yang masuk dari tanggal 1 - 31 Mei 2016:
1. Abdullah Faqih
Faqih adalah seorang mahasiswa yang sangat senang membaca buku. Dapat merasakan “keajaiban-keajaiban” yang disuguhkan buku membuatnya berpikir: bagaimana dengan mereka yang tidak dapat melihat (tunanetra)? Keberadaan buku braille memang mampu menjadi alternatif. Tetapi, jumlahnya sangat terbatas dan tidak accessible. Untuk itu Faqih menggagas “Voice for Change” yaitu portal website berisi audio books / talking books. Berbagai macam genre dan judul talking books akan dimuat dalam portal tersebut. Sasaran program ini adalah panti-panti tunanetra, keluarga tunanetra, dan komunitas anak muda yang berada di lingkungan tunanetra.
2. Acep Iqbal
Acep adalah seorang aktivis pariwisata dan budaya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ide pemberdayaannya adalah “Pelatihan Kelompok Sadar Wisata” yang bertujuan agar masyarakat Dusun Jambean, Desa Sidokerto, Pati memiliki wawasan dan keterampilan untuk menggali potensi wisata di daerahnya. Hal ini ingin ia wujudkan melalui pelatihan kewirausahaan, pelatihan manajemen pariwisata, dan pelatihan promosi serta pemasaran. Acep berharap pelatihan tersebut dapat meningkatan kesejahteraan warga Dusun Jambean pada khususnya dan meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Pati pada umumnya.
3. Ade Rifai
Ade adalah seorang guru di Indramayu. Ade melihat kondisi geografis Indramayu sangat potensial di bidang pertanian, tapi masyarakat hanya fokus pada tanaman padi dan tanaman lain yang hanya diolah oleh pemilik sawah/lahan. Untuk itu, Ade menggagas ide “Kebun Desa” untuk mengenalkan pola hidup sehat dengan menanam sayuran di perumahan yang nantinya dapat dikomsumsi sendiri ataupun dijual. Selain itu, Ade juga ingin melatih warga agar bisa membuat kompos rumah tangga untuk kebun mereka sendiri sehingga bisa mengurangi produksi sampah rumahan di pedesaan.
4. Advent Tarigan
Sebagai seorang pengajar Bahasa Spanyol, Advent Tarigan ingin mengenalkan budaya Indonesia kepada warga dunia yang berbahasa Spanyol. Ide pemberdayaannya adalah membuat portal / website yang memuat berita tentang sosok-sosok inspiratif asal Indonesia serta lingkungan hidup dan pariwisata Indonesia. Advent percaya portal tersebut mampu mendatangkan turis mancanegara, khususnya mereka pengguna Bahasa Spanyol, ke Indonesia. Sehingga, dapat meningkatkan devisa Negara Indonesia dan juga pendapatan warga lokal yang memiliki potensi wisata.
5. Agus Oloan Naibaho
Banyaknya pemuda-pemudi di Kota Medan, khususnya anak-anak kurang mampu dan putus sekolah, yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar komputer menggugah Agus untuk membuat pelatihan gratis. Agus ingin membekali mereka dengan aplikasi desain grafis sebagai bekal mandiri mereka menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Selain agar tidak gaptek, tujuan lainnya adalah agar mereka punya masa depan dan mampu menghasilkan produk-produk yang bernilai jual tinggi, seperti kaos oblong, pin, video editing, dan lainnya.
6. Ahmad Jayadi Putra
Kerusakan ekosistem laut di Desa Cendi Manik, Dusun Madak Belek, Kecamatan Sekotong Lombok Barat membuat permukaan air laut mulai naik dan menggangu aktifitas masyarakat di sana. Tidak hanya itu, laju erosi saat musim hujan yang sangat tinggi membuat muara sungai menjadi dangkal dan menyebabkan kualitas air menjadi tidak bagus. Oleh sebab itu, Ahmad menggagas ide untuk melatih warga di sana agar mampu membudidayakan mangrove dan melestarikannya. Dengan kegiatan penanaman mangrove diharapkan 5-10 tahun mendatang, ekosistem laut di wilayah garis pantai Sekotong akan membaik.
7. Ainna Fisabila Di Kampung Cinibung, Cibitung, Pandeglang - Banten, mayoritas masyarakatnya tidak memiliki jamban akibat keterbatasan pengetahuan, kesadaran dan juga faktor ekonomi. Hal ini menggugah Ainna untuk menyelenggarakan pelatihan pembuatan rengginang sesuai dengan standar UKM sehingga dapat diterima masyarakat luas. Harapannya, 40% profit yang didapat dari penjualan rengginang bisa ditabung untuk pembangunan jamban. Pembangunan jamban dari uang mereka sendiri akan memberikan sense of belonging yang lebih besar karena pernah terjadi, bantuan MCK oleh pemda tidak dirawat karena tidak ada rasa memiliki dan tanggung jawab.
8. Arifur Rohman Kurangnya partisipasi pemuda di Kampung Nandan, Sleman, dalam kegiatan masjid, menjadikan masjid tampak sepi bak kuburan. Padahal, Arifur percaya bahwa masjid seharusnya menjadi rumah kedua karena dapat menyatukan yang berkonflik, menyejukan hati yang galau, bahkan menjadi sarana tempat pendidikan yang baik sebagimana rosul pada zaman dulu melakukan kajian dengan para sahabat di masjid. Untuk itu Arifur ingin menjadikan masjid tak hanya sebagai sarana ibadah sholat namun juga sebagai “Rumah Cendikia”, dimana anak–anak dan para pemuda sepulang sekolah bisa belajar di masjid.
9. Dayu Rifanto
Dayu dan kawan-kawannya membuat tempat penyucian (steam) motor dan mobil di Kampung Sawah, Bekasi yang mempekerjakan sekitar 20-30 pemuda putus sekolah. Usaha yang mereka namakan “Asah Diri Steam” tersebut memiliki sebuah ruang kosong. Alih-alih membiarkannya terbengkalai, Dayu dkk menggagas ide untuk membuat Ruang Baca yang bisa diakses semua orang, bahkan mereka yang tidak bisa meneruskan sekolahnya. Selain itu, Dayu dkk ingin mengundang siapapun untuk berkolaborasi dan mengajar kemampuan soft skills. Harapannya, selain mendapat pekerjaan, para pemuda putus sekolah di sana memiliki ilmu untuk bekal masa depan mereka.
10. Dicky Yolan Eka
Dicky adalah mahasiswa yang peduli dengan isu pendidikan. Dicky percaya pendidikan softskill berupa ekstrakurikuler pada anak usia dini bermanfaat untuk mengasah bakat yang mereka miliki. Selain itu, dengan kegiatan extrakurikuler, saraf motorik dan sensorik anak-anak akan lebih terlatih. Kegiatan ekstrakurikuler juga akan menghindarkan mereka dari ketergantungan (kecanduan) gadget. Untuk itu, ide pemberdayaan yang ia gagas adalah memberi pelatihan dan fasilitas futsal, menari, melukis, dan menulis kepada anak-anak.
11. Dwi Ajeng Fitriani
Menurut Dwi, di era modern seperti sekarang, kreativitas dan ketrampilan merupakan salah satu modal yang bisa digunakan untuk meningkatkan ekonomi individu atau kelompok, khususnya perempuan. Ide yang Dwi gagas adalah “Woman Creartive Day” yaitu memberi kesempatan bagi perempuan belajar tentang kerajinan tangan. Melalui kegiatan ini, Dwi mendorong perempuan untuk menjadi lebih aktif, kreatif, mandiri, dan berdaya.
Woman Creartive Day sudah dimulai sejak tahun 2014, dan saat ini sudah berlangsung hingga putaran ke-6. Melalui kompetisi
#IdeDaya2016, Dwi berharap idenya tersebut bisa meluas.
12. Eka Luvita Sari
Desa Bakaran Wetan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah dikenal sebagai sentra batik. Namun sayangnya, sebagain besar warganya justru banyak yang berprofesi sebagai TKI. Melihat hal tersebut, Eka tergugah untuk melestarikan budaya asli Desa Bakaran sekaligus memberdayakan ibu rumah tangga yang penghasilan rata-rata suaminya kurang dari 1.000.000 perbulan . Sistem dari pengerjaan batik ini dapat dibawa pulang kerumah dengan target waktu sehari satu batik. Setelah batik selesai kemudian batik di jahit oleh ibu penjahit yg latar belakangnya suaminya adalah TKI.
13. Eko Porwo Santoso
Desa Sungai Salai, merupakan salah satu sentra produksi beras di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Namun karena melimpahnya beras di sana, harga beras saat panen menjadi rendah. Alhasil beras hanya dikonsumsi sendiri. Untuk itu, Eko menggagas ide untuk memberdayakan warga di sana agar bisa mengolah beras (nasi) menjadi bentuk yang lebih menarik dan tentunya bernilai jual yang tinggi, yakni kerupuk nasi. Selain mengolahnya menjadi kerupuk, warga juga akan diajarkan cara mengemas dan memasarkannya.
14. Feri Firmansyah
Di Kampung Bantar Peundeuy, Desa Sukanagara, Kec. Cisompet, Garut, terdapat banyak warga yang bekerja di industri meubel. Hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam yang melimpah di sana. Feri melihat hal tersebut sebagai peluang untuk memberdayakan warga sekitar. Ide yang digagas Feri adalah “Family Firniture” yakni melatih warga untuk memanfaatkan potongan kayu bekas pengolahan furniture menjadi beraga aksesoris ruma tangga seperti pot bunga, frame foto, tempat tisu, asbak, dan lainnya.
15. Gina Resiana
Gina percaya, untuk memberdayakan suatu lingkungan yang penuh dengan potensi tidaklah sulit. Di Kampung Ciburuy, Garut, banyak warga yang berprofesi sebagai petani sayur. Pasalnya, kondisi alamnya sangat mendukung. Namun sayangnya, saat panen banyak sayuran yang mubadzir karena harga yang murah. Untuk itu, Gina ingin memberdayakan petani setempat agar bisa mengolah sayur yang melimpah menjadi beragam cemilan. Gina juga ingin mengajak teman-teman kuliahnya membantu memasarkan produk hasil olahan sayur tersebut.
16. Gito
Di awal 2016 Gito dan rekannya Robby membuat Bank Sampah Pondok Mandiri di Bangka Selatan. Beberapa kegiatannya; tukar sampah dengan tabungan, sembako, pulsa, bensin, susu, kacang dan lainnya. Sampah yang terkumpul bisa langsung dijual dan sebagian dijadikan produk seperti tempat tisu dan tas yang dipasarkan di toko dan swalayan. Melalui kompetisi
#IdeDaya2016 Q2, Gito ingin memutar modal agar semakin banyak masyarakat sadar bahwa sampah itu bernilai. Gito percaya menabung sampah merupakan peluang untuk mengeruk pertambangan ditengah perkotaan. Motto Gito dkk adalah mewujudkan sejuta impian dengan sampah.
17. Himawan Adi Nugroho
Himawan adalah seorang pelajar di SMKN 7 Tangerang. Melalui kompetisi
#Idedaya216 Q2, ia ingin memberdayakan teman-teman satu sekolahnya yakni dengan memberi pelatihan industri kreatif. Pemberdayaan ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan para pelajar agar mereka tidak tergantung pada orang tua dan pelajar mempunyai bekal dan pengalaman yang berguna bagi masa depan mereka. Himawan juga akan mendorong teman-temannya agar saling transfer ilmu; membantu mengembangkan potensi masing-masing.
18. Jamaluddin Gesrianto
Jamaluddin adalah seorang maasiswa di Makassar. Ia percaya budaya telah mengambil peran yang cukup signifikan dalam membentuk pola pikir dan kebiasaan masyarakat. Salah satu budaya yang mengandung nilai-nilai moral dalam membentuk masyarakat Makassar adalah budaya 4S (
Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge, Sipakamase); yakni saling memberi, saling menghargai, saling mengingatkan, dan saling mengasihi. Melalui kompetisi
#IdeDaya016 Q2, Jamaluddin ingin memberdayakan warga Dusun Sangrandanan Kabupaten Tana Toraja dengan mendirikan perpustakaan yang berbasih Budaya 4S tersebut. Perpustakaan desa ini akan difungsikan sebagai pusat informasi, baik kebutuhan pembelajaran oleh anak sekolah sampai pada kebutuhan pembelajaran untuk pengembangan kualitas pertanian dan peternakan di sana.
19. Jamaludin Soleh
Mata pencaharian masyarakat Desa Pasawahan Purwakarta, sebagian besar adalah petani, buru tani, dan buruh pabrik. Kondisi perekonomian yang semakin sulit membuat mereka berhutang dengan rentenir yang menerapkan bunga tinggi, 5-10% per bulan. Oleh karena itu, awal tahun 2016 Soleh dkk mulai mengembangkan usaha simpan pinjam bernama KUBE Mawar dengan modal awal Rp 750.000 yang berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota yang jumlahnya 30 orang. Melalui kompetisi
#IdeDaya2016 Q2, Soleh dkk berharap KUBE Mawar bisa menjadi koperasi simpan pinjam yang dikelola dengan prinsip kekeluargaan dan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan anggota. Sehingga mereka terbebas dari jeratan rentenir.
20. Kotimatul Barki
Warga Desa Karangasem, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah 80% berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama berupa sayur bayam. Sebagian besar petani menjual hasil panen kepada tengkulak dengan harga rendah. Sayur bayam hanya dijual Rp500/ikat. Hal ini tidak dapat membuat perekonomian petani menjadi meningkat. Untuk itu, Barki berinisiatif untuk memberikan pelatihan pengolahan hasil pertanian menjadi produk nugget dari sayur yang dicampur dengan tahu dan jamur. Nugget juga dapat dibekukan agar tahan lama sehingga pendistribusiannya dapat menjangkau wilayah yang luas. Dengan mengembangkan produk nugget berbahan baku sayur, masyarakat tidak hanya akan mendapatkan makanan olahan yang cepat, tetapi juga bergizi tinggi.
21. Kuswan
Permasalahan penyakit degeneratif termasuk persoalan tingginya kolesterol pada darah menjadi ancaman kesehatan yang serius. Penyakit tersebut sejatinya bisa dicegah dengan gaya hidup sehat, salah satunya dengan mengkonsumsi nutrisi lokal, seperti HONJE LAKA (Buah Kecombrang Merah). Sejatinya tanaman tersebut mulai punah dan kurang popular, tetapi di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran potensi pengembangannya cukup menjanjikan sehingga akan dijadikan komoditas unggulan khas sekaligus icon Kabupaten Pangandaran. Komoditas lokal lainnya yang bisa dijadikan pangan fungsional penurun kolesterol diantaranya pohon salam, alpukat dan seledri. Melalui
#IdeDaya2016 Q2, Kuswan inin melatih warga setempat untuk mengolah Honje Lanka sehingga Desa Ciguur dikenal sebagai Kampung Penurun Kolesterol.
22. Luki Antoro
Luki adalah seorang mahasiswa asal Yogyakarta yang gemar beraktivitas sosial. Dari Yogyakarta hingga Semarang ia turun ke masyarakat langsung. Ia kerap berbincang dengan masyarakat setempat. Menurutnya, pemerintah daerah sangat minim akan sosialisasi segala sesuatu program ke masyarakat. Inilah yang menjadi latar belakang Luki untuk menggagas ide “Peka Desa”. Menurut Luki, Peka Desa adalah sebuah langkah strategis untuk mengajak masyarakat peduli terhadap kondisi tempat tiggalnya. Kebetulan saat ini di kawasan Sewon, Bantul sedang teradi pembangunan hotel yang mengancam area pertanian desa. Luki ingin menyadarkan warga tentang dampak-dampak yang bisa ditimbulkan dari pembangunan tersebut.
23. Mentari Amanda Putri
Wilayah Balebak, Desa Purwasari dan Cangkurawong di Bogor adalah wilayah padat penduduk. Hasil survei yang Putri dan rekan-rekannya lakukan di sana menunjukkan banyak sekali sampah plastik yang terbuang begitu saja serta tidak dimanfaatkan. Wilayah ini belum tersentuh sedikitpun edukasi mengenai manfaat bank sampah. Untuk itu, Putri berinisiatif melakukan pemberdayaan dengan mengedukasi warga mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan juga melatih warga agar bisa mendaur ulang sampah.
24. Mochamad Andi Nurfauzi
Sukabumi merupakan salah satu daerah yang ditetapkan ke dalam kawasan minapolitan berdasarkan KEP.32/MEN/2010. Artinya Sukabumi merupakan daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan budidaya ikan, dan salah satunya adalah budidaya Ikan Nila. Ikan nila merupakan spesies budidaya air tawar yang dikenal luas di masyarakat dan telah menjadi andalan komoditas perikanan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan peningkatan ekspor komoditas perikanan. Melalui
#IdeDaya2016 Q2, Andi ingin membangun sebuah kelompok usaha masyarakat di Gang Lancar, Sukabumi dalam Budidaya dan Pengolahan Dendeng dan Filet Ikan Nila. Gang Lancar dipilih karena 40% kepala keluarga di sana tidak memiliki penghasilan tetap.
25. Mohammad Andriza Syarifudin
Jumlah petani pra-sejahtera rumput laut di Pulau Nusa Penida, Bali, meningkat akibat harga rumput laut mentah yang terus menurun selama 2 tahun terakhir. Hal ini diakibatkan ekonomi global yang melemah sehingga daya beli end buyer terhadap komoditas rumput laut jadi rendah. Selain itu, ekspor rumput laut mentah dibatasi oleh pemerintah Indonesia. Untuk itu, Andriza menggagas ide untuk membuat produk olahan berbasis rumput laut. Mereka akan dilatih agar dapat membuat sabun rumput laut yang kemudian didistribusikan di wilayah wisata sebagai souvenir Pulau Nusa Penida. Harapannya, pendapatan petani rumput laut dan masyarakat pra-sejahtera di sana bisa meningkat.
26. Muhammad Abdulloh
Tahun 2010 silam, Desa Manislor di Kuningan, Jawa Barat, mendapatkan kesempatan untuk menjadi pilot projek pengelolaan sampah yang diajukan oleh BPLHD Jawa Barat. Setelah beberapa tahun berjalan kini projek tersebut perlahan mulai terbengkalai. Melihat hal tersebut, Abdulloh dan rekan-rekan pemuda lainnya melakukan penelitian kenapa projek ini bisa terbengkalai. Hasilnya, salah satu penyebab adalah kurangnya minat warga. Untuk itu Abdulloh dkk akan mengerakan projek tersebut secara swadaya dan manajemennya dikelola oleh para mahasiswa. Namun secara profit akan dikembalikan kepada masyarakat dan operasional agar projek ini bisa berjalan dan berkelanjutan.
27. Muhammad Miftahudin Zein
Desa Sembalun Lawang dan Desa Sembalun Timba, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur merupakan sebuah desa di kaki gunung rinjani yang terkenal sebagai penghasil olahan pertanian dan hasil bumi. Salah satunya adalah bawang putih. Melalui
#IdeDaya2016 Q2, Zein dkk ingin membentuk sebuah team dengan nama
Generasi Indonesia Mengabdi (GENESIA). Melelui Genesia, Zein akan melati masryarakat setempat untuk menggali potensi sumber daya alam di sana. Mereka juga akan membimbing warga untuk bisa memasarkan produknya secara online.
28. Muhammad Taufik Isnaini
Taufik dan rekan-rekannya prihatin melihat anak-anak muda, terutama siswa-siswi SMA, yang sering menyalahgunakan media sosial. Untuk itu Taufik menggagas ide pemberdayaan berjudul Etika Bermedia Sosial: Postinganmu, Harimaumu. Ini merupakan kegiatan dalam mengenalkan Literasi Media dalam menggunakan Internet, khususnya menggunakan Media Sosial. Kegiatan ini akan diawali dengan Seminar yang berisi materi tentang Beretika dalam menggunakan Media Sosial. Selain itu akan dilaksanakan Focus Group Discussion.
29. Novan Effendy
Novan adalah seorang pengerajin asal Gresik. Melalui kompetisi
#IdeDaya2016 Q2 Novan ingin memberdayakan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bawean, Gresik, untuk menggali potensi wisata yang ada di sana. Salah satunya adalah Damar Kurung, yaitu lentera tradisional khas Gresik. Novan percaya, dengan semakin banyak orang yang mau belajar untuk membuat Damar Kurung, budaya asli Gresik ini bisa terjaga dan dilestarikan.
30. Nurfadliyah
UMKM di Indonesia adalah salah satu penggerak perekonomian yang tangguh, mampu menunjukkan eksistensinya dengan tetap survive dalam menghadapi krisis moneter di tahun 1998 & 2008. Namun sayangnya, praktik kegiatan UMKM berjalan tanpa mengandalkan informasi keuangan yang disusun secara tertib dan teratur. Akibatnya usaha mereka tidak berkembang maksimal. Sebagai mahasiswi akuntansi Universitas Negeri Malang, Nurfadliyah tergerak melihat hal tersebut. Ia ingin membekali pelaku UMKM pasar Gadang Bumi Ayu Kota Malang dengan ilmu akuntansi sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan para UMKM di sana.
31. Nurizki
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera Indonesia. Menurut Nurizki, sumber daya kelautan yang berlimpah di sana justru menjadikan masyarakatnya malas untuk mengolah potensi yang ada. Ironisnya masyarakat pesisir di sana merupakan masyarakat yang miskin dan kumuh dengan tingkat pendidikan dan kesejahteraan yang rendah. Untuk itu, Nurizki merasa pemberdayaan kepada mereka harus segera dilakukan. Ia menggagas ide untuk memberi pelatihan kewirausahaan yang secara sederhana bisa diterapkan. Ia percaya pelatihan tersebut mampu merubah tingkat hidup mereka tanpa harus meninggalkan kearifan lokal yang baik dan berkelanjutan.
32. Oki Nugraha
Oki adalah seorang sekretaris karang taruna Kelurahan Cigending, Bandung. Ia percaya belajar musik - khususnya bermain alat musik – mampu melatih kedisiplinan. Tidak hanya itu, berlatih musik merupakan kegiatan positif untuk mengekspresikan diri dan mengisi waktu luang, terutama bagi para pemuda. Menurut Oki, musik adalah bahasa universal yang mampu mempersatukan siapapun. Oleh sebab itu, melalui
#IdeDaya2016, Oki menggagas ide untuk membeli peralatan musik dan melatih musik untuk para pemuda di sana.
33. Rahmiana Rahman
Di sekitar tempat tinggalnya, tepatnya di wilayah Sudiang, Makassar, banyak ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan. Untuk itu, Rahmiana menggagas ide pemberdayaan berudul “Seprai Harapan.” Mereka akan dilatih kemampuan yang sederhana, misalnya menjahit seprai. Menurut Rahmiana, keterampilan ini tidak butuh waktu lama untuk dipelajari. Selain itu, kegiatan positif di sekitar rumahnya tersebut sangat diperlukan untuk menghindari konflik antara ibu-ibu yang biasanya disebabkan oleh gosip (karena tidak ada pekerjaan yang mereka lakukan).
34. Riski Tris Widianti
PAUD Halimatussya’diyah di Desa Tegalsari, Banjarnegara adalah sekolah yang dibangun pada tahun 2014 dengan dana dibantu oleh pemerintah, namun keberadaan dan sistem pendidikannya masih sangat minim. Melihat semangat anak-anak PAUD tersebut dalam belajar dan orang tua serta pengajar yang antusias tersebut, Rizki memiliki keinginan besar untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada mereka. Diantaranya, cuci tangan sehat, sikat gigi yang benar, membawa bekal makanan sehat, kebersihan lingkungan. Selain itu, ia juga ingin membuat karnaval sehat dengan membagikan leaflet kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat.
35. Ruslan Andy Chandra
Ruslan adalah pengguna kendaraan bermotor yang memiliki ide pemberdayaan berjudul “Matikan Motor Saat Antri BBM”. Melalui ide ini, ia ingin menyadarkan tentang pentingnya budaya hemat energi, terutama energi bersubsidi. Ia ingin memberi pengetahuan masyarakat tentang dampak polusi sepeda motor dan menanggulanginya; menjalin saling menghargai dan menghormati sesama pengendara sepeda motor; mengurangi dampak kecelakaan pasca pengisian BBM yang disebabkan oleh keracunan polusi, dan mengdukasi masyarakat tentang masalah asap, polusi dan bahayanya.
36. Sigit Arohman
Desa Sarirejo, Sragen, Jawa Tengah terkenal sebagai sentra padi, jagung, dan bawang merah. Desa ini juga memiliki potensi peternakan yaitu ayam, kelinci, bebek, kambing, dan sapi. Namun sayangnya, warganya belum bisa mengolah menjadi produk jadi. Disamping itu banyak anak-anak muda desa yang selepas SMA memilih untuk kerja di pabrik dengan gaji yang dibawah UMK dan memiliki status tidak tetap. Sedangkan para ibu rumah tangga hanya menjadi pengasuh bagi anak-anak nya. Dari ketiga permasalahan diatas yaitu pertanian, peternakan, dan pendidikan, Sigit menggagas ide “Rumah Aspirasi” sebagai wadah belajar bersama, baik untuk pengelolaan pertanian dan peternakan mulai dari awal hingga penjualan produk akhir yang akan melibatkan partisipasi seluruh warga.
37. Sofa Rahmania
Saat ini, terutama di daerah, banyak ibu yang belum paham mengenai cara menyediakan makanan untuk bayi yang optimal. Untuk itu, Sofa Rahmania menggagas program untuk memberdayakan ibu rumah tangga di wilayah Sukajadi, terutama kader posyandu, untuk menyediakan makanan pendamping ASI yang optimal dengan pendekatan wirausaha sosial. Para kader akan dibina untuk mengembangkan usaha bubur bayi sehat dengan segmen pasar balita di sekitarnya, terutama yang mengalami masalah kesulitan makan dan kurang gizi. Selain berfungsi untuk meningkatkan akses terhadap Makanan Pendamping ASI yang sehat, program ini juga dapat meningkatkan perekonomian keluarga kecil-menengah melalui penjualan bubur bayi.
38. Sugeng Hariyono
Kurangnya akses mendapatkan buku bacaan bagi masyarakat transmigran di Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, menggugah Sugeng untuk membuat perpustakaan bergerak yang bernama “Armada Pustaka Roda Andalas” dalam bentuk pedati. Menurutnya, perpustakaan adalah cara yang sangat efektif untuk menumbuh kembangkan wawasan mereka. Sugeng percaya, jika ide pemberdayaannya ini diwujudkan, masyarakat setempat akan memiliki wawasan dan pengetahuan guna memperbaiki ekonomi dan berperan dalam pembangunan daerah.
39. Tiyas Nur Haryani
Darurat kekerasan seksual pada anak di Indonesia kian meningkat. Termasuk di Surakarta. Melihat hal tersebut, Tiyas menggagas ide untuk membentuk “Agen Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak”. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan dalam bentuk kampanye public, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di beberapa kelompok masyarakat dan kelurahan di Kota Surakarta. Tujuan dari kegiatan adalah meningkatkan ketentraman dan kenyamanan di masyarakat dengan melek persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta upaya penanganannya.
40. Wahyu Sahabzada
Wahyu adalah seorang wiraswasta di Gresik. Menurutnya, potensi wisata di Kabupaten Gresik, Jawa Timur tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Salah satunya adalah Benteng Loderwijk yang bertempat di Desa Mengare, Kecamatan Bungah. Ide pemberdayaan yang ia gagas adalah meningkatkan wawasan warga sekitar Benteng Loderwijk tentang potensi cagar budaya di sana, baik melalui mentoring kewirausahaan seperti membuat promosi dan pelatihan bagi calon pemandu wisata.
41. Zulrifan Noor
Kabupaten Tanjung Tabalong di Kalimantan Selatan, saat ini tengah dilanda situasi ekonomi yang menurun akibat jatuhnya harga karet, batubara dan sulitnya mendapatkan pekerjaan akibat persaingan tenaga kerja yang makin ketat. Untuk itu, Zulrifan menggagas “Akademi UMKM”, yakni sebuah program pendidikan kewirausahaan selama 2 bulan yang berisi 70% praktek dan 30% teori, oleh para praktisi bisnis yang berpengalaman. Selain diberi pendidikan, mereka juga akan mendapat modal untuk memulai kegiatan usahanya. Program ini akan menggunakan konsep komunitas dan kekeluargaan, dimana para penyelenggara dan seluruh peserta diwajibkan untuk saling mendukung agar seluruh bisnis peserta dapat berjalan dan tumbuh berkembang secara bersama-sama.
Jika kalian ingin mendukung salah satu diantara mereka, tulis nomor dan nama peserta, berserta alasan kalian mendukung mereka di kolom komentar. Voting akan ditutup pada 12 Juni 2016 dan nama pemenang akan diumumkan pada 13 Juni 2016!
Sumber: https://www.facebook.com/notes/dayakan-indonesia/voting-idedaya2016-q2/848204448657740