PRESS RELEASE/INFORMASI
PUBLIK
MASYARAKAT TRANSPORTASI
INDONESIA
16 JULI 2014
Perihal:
Angkutan Menjelang Lebaran 2014
Masyarakat Transportasi Indonesia
(MTI) adalah sebuah organisasi profesi independen dan nir-laba yang menyediakan
platform komunikasi dan diskusi dalam permasalahan transportasi di Indonesia.
MTI membangun aliansi dengan berbagai organisasi nasional dan internasional
dalam mendorong diskursus publik dalam isu-isu nasional dan lokal transportasi
diharapkan kebijakan publik dalam bidang transportasi dapat diimplementasikan
sehingga memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan arus
mudik Lebaran yang terjadi setiap tahun selalu menyedot perhatian publik maupun
pemerintah. Hal itu mengingat bahwa dalam arus mudik tersebut akan terjadi
puncak mobilitas warga dari seluruh wilayah tanah air dengan segala
implikasinya. Kinerja pemerintah dalam melayani warganya, khususnya dalam
bidang transportasi juga dapat dilihat dari sejauh mana kemampuannya
menyediakan sarana mudik secara aman, nyaman, dan selamat. Dengan kata lain,
keberhasilan Pemerintah dalam menyelenggarakan angkutan Lebaran dapat menjadi indikator
keberhasilan program pembangunan sektor transportasi.
Bagi MTI
persoalan keselamatan (safety) amat
penting untuk diperhatikan mengingat akan menjadi indikator utama dalam melihat
keberhasilan penyelenggaraan angkutan Lebaran. Sebab aktivitas Lebaran itu
merupakan bentuk silaturohmi antar individu, sehingga bila ada sejumlah
individu yang tidak selamat, maka aktivitas Lebaran itu sendiri gagal
terlaksana.
Kita patut
mengapresiasi Kinerja Pemerintah bahwa berdasarkan data Korlantas Polri (2014),
pada mudik Lebaran 2013 terjadi penurunan jumlah korban meninggal bila
dibandingkan mudik Lebaran tahun 2012, yaitu dari 908 orang meninggal (2012)
menjadi 795 orang atau turun 113 atau
12,4%. Jumlah kecelakaannya juga turun dari 5.233 (2012) menjadi 3.675 kejadian
pada tahun 2013 atau turun 1.558 (29,8%). Namun ssepeda motor tetap merupakan
moda transportasi yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. Ini
artinya bahwa mudik dengan menggunakan sepeda motor sesungguhnya sangat riskan
dengan kecelakaan.
Kita berharap
angka kecelakaan maupun kematian pada saat mudik Lebaran 2014 ini akan dapat
ditekan sehingga menjadi lebih kecil lagi. Hal itu sangat dimungkinkan
mengingat kesiapan infrastruktur jalan sudah relatif baik dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya.
Menurunnya Peran Angkutan Umum
Data yang
dipresentasikan oleh Menteri Perhubungan pada saat Rakor angkutan Lebaran
tanggal 11 Juni 2014 memperlihatkan adanya pergserean penggunaan moda
transportasi untuk mudik dalam dua tahun terakhir (2012-2013) yang ditandai
dengan menurunnya peran angkutan umum dan digantikan oleh kendaraan pribadi. Arus
lalu lintas di jalur-jalur mudik lebih didominasi oleh kendaraan bermotor pribadi,
baik roda dua maupun empat. Sebagai contoh, kendaraan bus dari 162.952 pada
tahun 2012 turun menjadi 156.143 pada tahun 2013, ELF/Bus sedang dari 234.246
turun menjadi 224.306 unit. Sebaliknya terjadi kenaikan pengguna mobil pribadi,
yaitu dari 1.630.173 menjadi 1.759.346 atau naik 7,92%. Kondisi yang sama akan
terjadi pada mudik Lebaran 2014 ini. Meskipun diprediksi akan terjadi
peningkatan penumpang angkutan umum berbasis jalan, tapi kenaikkannya relative
kecil bila dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.
Menurut catatan
Kementrian Perhubungan (2014), Realisasi dan Prediksi Jumlah Penumpang Angkutan
Umum Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2014/1435 H adalah sebagai berikut:
MODA
|
JUMLAH PENUMPANG
|
% GROWTH
PREDIKSI
(DEV±2-5%)
|
|||
2011 (1432 H)
|
2012 (1433 H)
|
2013 (1434H)
|
PREDIKSI 2014
(1435 H)
|
||
ANGKUTAN JALAN
|
5.246.320
|
5.917.156
|
5.538.081
|
5.587.838
|
0.9%
|
ANGKUTAN SDP*
|
3.394.633
|
3.430.583
|
3.484.420
|
3.544.767
|
1.73%
|
ANGKUTAN KERETA
API **
|
1.704.517
|
3.102.386
|
4.355.662
|
4.488.551
|
3.1%
|
ANGKUTAN LAUT
|
1.457.577
|
1.585.554
|
1.528.141
|
1.573.986
|
3%
|
ANGKUTAN UDARA
|
2.987.081
|
3.363.107
|
3.681.364
|
19.299.144
|
3.83%
|
JUMLAH
|
14.843.299
|
17.245.054
|
18.587.668
|
19.299.144
|
3.83%
|
Sumber
: Kementrian Perhubungan, 2014
Sedangkan
Realisasi Dan Prediksi Jumlah Kendaraan Pribadi Angkutan Lebaran Terpadu Tahun
2014/1435 H adalah sebagai berikut:
KENDARAAN
|
JUMLAH
KENDARAAN
|
%
GROWTH
PREDIKSI
(DEV±2-5%)
|
||
2012
(1433 H)
|
2013
(1434 H)
|
PREDIKSI
2014
(1435
H)
|
||
MOBIL
PRIBADI
|
1.657.012
|
1.694.326
|
1.789.358
|
5.61%
|
SEPEDA
MOTOR
|
2.797.047
|
2.273.613
|
2.371.378
|
4.3
%
|
Sumber : Kementrian Perhubungan
Berdasarkan data
di atas, terlihat bahwa akan terjadi peningkatan arus mudik di atas 3,83%;
namun karena angkutan umum mengalami keterbatasan kapasitas, maka terjadi
peningkatan yang cukup signifikan terhadap penggunaan kendaraan pribadi, baik
sepeda motor maupun mobil. Dengan meningkatnya jumlah pengguna kendaraan
pribadi, terutama sepeda motor, diperlukan kewaspadaan yang tinggi agar mudik
selamat dapat terjadi. Hal itu mengingat mudik dengan sepeda motor itu sangat
rentan terhadap kecelakaan lalu lintas.
Sehubungan dengan
hal tersebut di atas, MTI perlu menyampaikan beberapa hal yang berkenaan dengan
pelaksanaan angkutan Lebaran 2014 ini:
- Mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan, Jasa Raharja, dan BUMN lainnya, maupun swasta yang telah memfasilitasi mudik gratis bagi para pemilik motor, baik menggunakan kapal laut, bus, maupun KA; sehingga masyarakat dapat mudik secara gratis dengan membawa sepeda motornya, tapi sepeda motornya dinaikkan di truk atau kapal. Hal itu dapat mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas terutama yang melibatkan sepeda motor. Namun yang masih terabaikan hingga saat ini adalah prasarana angkutan penumpang menuju ke pelosok setelah turun dari kapal, karena prasarana menuju ke pelosok yang ada saat ini sangat minim dan banyak kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi setelah turun dari kapal dan menuju ke pelosok tersebut. Selama ini, focus perhatian pemerintah masih pada perjalanan jarak jauhnya.
- Prediksi Kementrian Perhubungan bahwa akan terjadi kenaikan arus mudik yang menggunakan Sepeda motor sebesar 4,3%; ini menunjukkan bahwa belum ada solusi yang sistematik terhadap penyelesaian angkutan Lebaran dengan menggunakan angkutan umum massal yang lebih aman dan selamat. Diharapkan, pemerintah, segera membuat langkah kongkrit menyediakan sarana dan prasarana angkutan umum massal yang memadai, baik berbasis rel, jalan raya, maupun laut untuk mengurangi penggunaan kendaraan sepeda motor dalam mudik tahun 2015 mendatang dan seterusnya.
- Inisiatif para pengusaha melalui CSR-nya memfasilitasi mudik Lebaran secara gratis dengan menyewa bus-bus pariwisata yang nyaman, di satu sisi amat menolong bagi warga yang akan mudik, namun di sisi lain ini hanya merupakan pemecahan yang bersifat ad hoc; sekaligus menunjukkan kegagalan pembinaan transportasi darat. Pala-pola pemecahan secara ad hoc ini saatnya harus dihentikan. Dalam upaya pembinaan angkutan jalan saatnya dibuat peraturan bahwa layanan mudik gratis yang diberikan oleh para pengusaha swasta tersebut disalurkan dengan memanfaatkan bus-bus yang selama ini telah melayani penumpang dalam trayek. Kecuali itu, agar tetap dalam kooridor pengembangan transportasi darat, maka pemberangkatan penumpang yang telah mendapatkan voucer mudik gratis pun sebaiknya dari terminal, sehingga makna transportasinya lebih terasa daripada makna seremonialnya. Dengan memanfaatkan bus-bus reguler untuk melayani mudik Lebaran secara gratis, maka akan terjadi simbiosis mutualisme antara pengusaha menyedia CRS mudik dengan pengusaha bus. Di satu sisi bus-bus reguler tetap mendapatkan penumpang, di sisi lain peran pemerintah sebagai pembina angkutan dapat berjalan baik. Sebab hanya bus-bus yang memenuhi standar pelayanan minimum (SPM) yang boleh melayani angkutan Lebaran secara gratis tersebut. Model penyelesaian semacam ini dapat menghindarkan konflik horizontal antara pengusaha bus reguler dengan bus pariwisata.
- Bagi daerah-daerah tertentu, seperti Sumatra, angkutan barang merupakan permasalahan utama, yang lebih dominan daripada masalah angkutan motor dibandingkan dengan kota kota lain di pulau Jawa. Dari seminggu menjelang puasa hingga dua minggu menjelang Lebaran permasalahan ini selalu terjadi kemacetan. Permasalahannya adalah semua transportasi baik angkutan barang maupun angkutan penumpang melalui ruas jalan dalam kota. Diharapkan angkutan barang sebagian dialihkan melalui angkutan sungai, angkutan kereta api, dan angkutan udara, sehingga terjadi pengurangan angkutan barang yang melalui jalan.
- Hal yang tidak boleh dilupakan dalam perencanaan angkutan Lebaran ini adalah angkutan bagi kaum miskin. Hal ini mengingat pelayanan KA Ekonomi hanya terbatas di Jawa dan sebagian di Sumatra, itu pun tiketnya terbatas. Di luar itu masyarakat harus menggunakan bus ekonomi. Persoalannya adalah apakah masih tersedia bus ekonomi, mengingat bus ekonomi dengan tariff yang tidak ekonomis telah banyak yang bangkrut, tapi hak mereka untuk melaksanakan mudik Lebaran juga perlu difasilitasi oleh negara.
Peranan KA.
Bila kita
melihat kembali pelayanan angkutan Lebaran tahun-tahun sebelumnya, maka kita
tahu bahwa dalam empat tahun, KA merupakan moda yang tidak pernah mengalami
kecelakaan yang membawa korban jiwa. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka
semestinya KA dijadikan sarana utama angkutan Lebaran, terutama di
daerah-daerah yang telah tersedia jaringan KA untuk meminimalisir tingkat
kecelakaan. Sayang, harapan tersebut tidak akan terpenuhi pada angkutan Lebaran
2014.
- Terbatasnya Kapasitas Angkut. Diprediksikan bahwa kapasitas angkut Lebaran 2014 ini naik hanya 3,1% saja, yaitu dari 4,355,662 penumpang yang dapat diangkut dengan KA pada tahun 2013 menjadi 4.488,551 penumpang pada Lebaran 2014 ini. Justru terjadi penurunan KA Lebaran dari 42 KA Lebaran (frekuensi/hari) menjadi 32 KA Lebaran (frekuensi/hari).
- Sulit Mendapatkan Tiket. Sejak Lebaran 2013 lalu penjualan tiket KA Lebaran telah dilakukan secara on line. Demikian pula yang dilakukan pada Lebaran 2014 ini, dan tiket dapat dibeli tiga bulan sebelum keberangkatan. Ini sebetulnya cara mudah untuk mendapatkan tiket KA untuk mudik sedini mungkin. Namun yang terjadi tidak jauh berbeda dengan saat harus antre untuk membeli tiket di stasiun. Berdasarkan pengalaman banyak pengguna KA dan pemberitaan media massa, masyarakat tetap merasa sulit untuk mendapatkan tiket KA melalui online. Banyak masyarakat yang sudah manteng (menghadapi latop/computer) sejak sore untuk menunggu detik-detik penjualan tiket Lebaran online, tapi setelah detik yang ditunggu tiba, ternyata mereka kesulitan mengakses situs resmi PT KAI untuk reservasi tiket Lebaran. Dan begitu mereka berhasil ngakses, ternyata tiket telah habis, tidak sampai enam jam dari jam 00:00. Hal yang sama terjadi pada saat penjualan tiket KA tambahan. Yang membedakannya dengan system antre di stasiun dulu adalah lokasi antrenya saja, yaitu dari antre di stasiun, ke depan latop/computer.
- Hal yang perlu diapresiasi pada angkutan KA pada Lebaran 2014 tahun ini adalah (1) semua KA, baik Ekonomi, Bisnis, maupun Eksekutif telah memakai pendingin (AC) sehingga memberikan kenyamanan kepada penumpang. (2). Pembatasan jumlah penumpang sesuai dengan tempat duduk yang tersedia, sehingga meskipun KA Ekonomi tidak ada penumpang yang berdiri. Hal ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang karena toilet dapat difungsikan dengan baik, tidak lagi diduduki oleh penumpang. (3). Dioperasikannya KA ekonomi AC jurusan Jakarta – Kutoarjo dan Jakarta – Semarang.
Persoalan kemacetan dalam arus mudik yang terjadi setiap
tahun, masih akan tetap dirasakan pula pada mudik Lebaran 2014, terutama mereka
yang mengarah dari Jakarta menuju ke Jawa Tengah maupun Jawa Timur dan melitasi
pantai utara Jawa (Pantura). Terhadap kondisi lapangan seperti ini diharapkan
ada pengawasan ekstra dari para petugas guna meminimalisir terjadinya kekacauan
dalam arus mudik.
Jakarta, 16 Juli 2014
Ketua Umum
Prof. Dr. Ir. Danang Parikesit, M.Sc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar