Hari ini Australia dikejutkan dengan tampilnya Kevin Rudd kembali menduduki posisinya sebagai Perdana Menteri (PM) yang dulu pernah sempat dijabatnya. Bongkar pasang Perdana Menteri memang sudah biasa terjadi di Australia, terutama ketika PM berasal dari partai buruh atau Labour Party. June 2010 merupakan episode saat Kevin Rudd dipaksa lengser oleh Julia Gillard satu kolega dari partainya dimana berdasarkan polling saat itu kebijakan Kevin Rudd sangat tidak popular dan tentu saja merugikan performance partainya. Jadilah Julia Gillard perempuan pertama sebagai PM di Australia sejak June 2010.
Kemenangan Kevin Rudd kali ini, sesungghunya bukanlah upaya yang pertama kalinya. Tahun 2012 Kevin sempat menantang Julia Gillard untuk diadakan pergantian leadership ditubuh labour party, akan tetapi dia kandas. Sejak itulah Gillard berharap tidak ada lagi persoalan internal partainya yang akan menghambat kinerjanya. Namun, ternyata menjelang pemilu yang akan diselenggarakan sekitar September 2013 kembali kegaduhan di internal Labour Party tidak dapat dihindari. Apalagi berdasarkan polling yang terakhir, gagalnya kebijakan Julia Gillard seperti carbon tax dan asylum seeker telah menggerogoti popularitasnya. Polling ini rupa-rupanya menggoda Kevin Rudd dan teman-temannya atas nama untuk kepentingan Negara serta menyelamatkan partainya dari karam, ia kembali menentang Julia Gillard untuk kedua kalinya.
Tepatnya Rabo malam kamis, 26 June 2013 adalah episode yang disebut oleh Julia Gillard adalah This is it episode. Jika Kevin Rudd menang maka silahkan dilanjutkan karir politiknya menjadi PM dan jika kalah maka Julia pun berjanji akan pensiun dari politik. Dengan pertempuran yang cukup sengit, Julia Gillard kali ini harus mengakui keunggulan Kevin Rudd yang memenangkan 57 suara dan Gillard 45 suara.
Hari kamis pagi ini, 27 June 2013 Kevin Rudd diambil sumpahnya oleh Governor Genaral menggantikan Julia Gillard. Peristiwa ini tentu saja menjadi headline besar-besaran sejumlah media di Australia dengan berbagai judul the Return of Rudd, begitupula berita di TV menghiasi tema yang ini. Yang menarik bagi saya adalah sebagai orang Indonesia yang kebetulan sedang tinggal di Australia adalah tidak adanya huru hara, tank-tank militer yang mesti dipersiapkan untuk mengantisipasi demo para pendukung Julia Gillard atau kemungkinan demonstrasi yang intinya tidak setuju dengan pergantian PM ini.
Gonta-ganti PM adalah hal biasa dan memang terasa bahwa masyarakat pada umumnya sudah paham betul bahwa semuanya adalah permainan politik. Dari sebagian wawancara kecil-kecilan masyarakat Australia, saat saya antar anak sekolah saya bertanya ke guru anak saya, teman satu office, sebagian menjawab kalau mereka tidak begitu memperdulikan proses pergantian ini. Inilah yang kemudian saya ingin cari jawabanya. Ternyata salah satunya diantara jawabannya adalah ketaatan orang terhadap konstitusi yang sangat tinggi (people do respect their constition). Terlepas dari strategi partai buruh (labour party) untuk mengantisipasi pemilu yang akan diselenggarakan September 2013 nanti, orang menjunjung tinggi kesepakatan aturan main yang telah dipilihnya. Di Australia pergantian PM sangat memungkinkan dilakukan oleh partainya kapan saja, tidak mesti menunggu berakhirnya masa jabatan jika rakyat sudah tidak menyukai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya, maka pergantian PM sangat dimungkinkan.
Dan inilah merupakan hukuman langsung (direct punishment) bagi para politisi yang suka ingkar janji. Coba bayangkan, kalau pergantian ini terjadi di Negara berkembang lainnya. Sangat mungkin akan dapat menimbulkan situasi anarkhis (horrible crisis might be happening). Penjelasan lain terkait santainya masyarakat Australia menghadapi peristiwa ini adalah karena sebagian masyarakatnya adalah well-educated and well informed. Artinya sebagian masyarakatnya tahu betul untuk apa mereka itu memilih (what does it means to vote?).
Mereka memilih bukan karena ketenaran seseorang, karena teman dekat, suku ataupun agamanya. Mereka memilih seseorang karena orang tersebut memiliki rencana yang sangat bagus bagi negaranya dan selanjutnya mereka akan menagihnya. Jadi orang akan men-judge berdasarkan hasil atau kinerja. Inilah yang terjadi kepada Julia Gillard ketika carbon tax gagal di parlement dan juga masalah dengan asylum seeker yang telah makan korban jiwa yang banyak plus semakin banyak para pendatang ke Australia, orang-orang memberikan hukuman dengan polling yang sangat rendah. Sehingga dia kehilangan kepercayaan diri untuk memerintah (lost her political confidence). Orang tentu tidak mau tahu how the system works. Karena pada hakekatnya realitas di lapangan banyak tantangan untuk memperjuangkan policy yang telah dijanjikannya, seperti ia harus mampu berjuang di parlemen, dan tentu potensi oposisi yang dipimpin Tony Abbot tugasnya selalu menghalingnya adalah keniscayaan. Namun demikian, orang tidak mau tahu terkait persoalan ini, karena yang akan dilihat apa hasil yang telah dijanjikannya.
Yang jelas kemenangan Kevin Rudd memberikan harapan baru bagi partai buruh ini untuk bersaing lebih ketat dengan rivalnya Tony Abbot di bulan September 2013 nanti dibandingkan tetap mempertahankan Julia Gillard. Strategi ini rupa-rupanya membuahkan hasil (paid off) setidaknya kalau dilihat sehari pasca diambil sumpahnya Kevin, yakni survey atau polling yang dilakukan head to head preferred PM antara Tony Abbot berkisar 48 dan Kevin 52. Selamat datang Kevin Rudd, saya suka gaya leadership kamu dan inilah mengapa saya tulis di hari yang special ini buat kamu dan semoga saja saya pribadi dapat terus menyaksikan and belajar hal-hal yang terbaik bagaimana rule of law as opposite rule by the law dilaksanakan di bumi Ozy ini.
SUMBER: http://adib-gja.com/2013/06/27/gonta-ganti-perdana-menteri-ala-australia-kembalinya-kevin-rudd/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar