Pidato Duta Besar Iran pada Acara
Hari Nasional Iran di Jakarta
بسم الله الرحمن الرحیم
Pertama-tama
saya ingin mengucapkan terimakasih atas kehadiran bapak-bapak dan
ibu-ibu yang saya hormati pada acara peringatan kemenangan Revolusi
Islam Iran yang ke-33 (Tiga Puluh Tiga). Peringatan ini bertepatan
dengan maulid nabi islam yang agung, orang yang menjadi ”Rahmat
Lilalamin” dan menjadikan peningkatan martabat ahlak sebagai tugas
utamanya, "انی بعث لاتمم مکارم الاخلاق". Saya ucapkan selamat atas
maulid Nabi terakhir islam dan semoga Allah merahmati kita semua dalam
mengikuti perintah dan pentunjuk-Nya.
Revolusi
Islam Iran terbentuk dengan menerima inspirasi dari ajaran-ajaran Nabi
Muhammad serta perintah-perintah Islam, dan bangsa Iran dengan
kepemimpinan salah satu hamba Allah yang bernama ”Ruhullah Al-Mousavi
Al-Khomeini” telah berhasil untuk mengalahkan salahsatu antek serta
seluruh negara-negara adidaya yang mendukungnya dalam sebuah perang yang
dipaksakan selama delapan tahun, bangsa Iran juga telah berhasil untuk
melewati 33 (Tiga Puluh Tiga) tahun yang penuh dengan tekanan politik
dan ekonomi serta ancaman militer, dengan bermartabat, tentu saja
pengenalan tokoh yang agung ini mungkin saja dapat memperkenalkan kita
pada dimensi-dimensi lain dari revolusi ini. Dari pandangan identitas,
ideologi maupun kebudayaan, revolusi ini tidak memiliki contoh ke-dua di
dunia, maka para musuh kemandirian bangsa kami, tidak berhasil untuk
membungkamkannya pada awal perjalanan maupun mengarahkannya dengan
sebuah proses tertentu, karena pemimpin spiritual dengan bijaksana
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan segala suatunya dengan
perkembangan dan situasi zaman.
Berbagai
fitnah yang telah dilancarkan dengan tujuan menghancurkan persatuan
rakyat Iran, telah mengalami kegagalan dan seluruh sanksi ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi telah memperkuat rasa percaya diri dan
kemandirian bangsa Iran. Dalam situasi seperti ini, bangsa kami lebih
tegar dari sebelumnya dalam melanjutkan perjalanan agar berhasil
memenuhi amanat terhadap sejarah perjalanannya maupun terhadap
bangsa-bangsa lain didunia yang mencintai kemerdekaan.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan para tamu undangan yang terhormat,
Dengan
penuh suka cita, saya dapat menyampaikan bahwa, walaupun terdapat
begitu banyak keterbatasan, tetapi rakyat Iran telah berhasil untuk
menduduki peringkat pertama di kawasan dan peringkat ke-17 (Ke-Tujuh
Belas) di dunia dari segi ilmu pengetahuan. Maka terlihat jelas bahwa
tujuan dari berbagai alasan seperti mempermasalahkan program nuklir Iran
dan menuduhkan pembuatan senjata nuklir sebagai pemusnah massal yang
sepanjang sejarah hanya satu pemerintah tertentu di dunia telah
menunjukkan kemampuan mentalnya untuk mempergunakan persenjataan
sedemikian, hanyalah untuk mencegah kemajuan bangsa Iran.
Sejak
ribuan tahun yang lalu, para ilmuwan Iran seperti Ibnu Sina, Biruni,
Zakaria Razi dan ratusan tokoh lainnya berjasa terhadap kehidupan umat
manusia dan kini para ilmuwan kami yang hidup maupun yang telah mati
syahid dan dibunuh oleh pemerintah-pemerintah pendukung terorisme,
sedang berjalan ke arah yang sama dengan para pendahulunya. Dalam
pertemuan saya di kota Tehran dengan keluarga para ilmuwan Iran yang
mati syahid, saya mendengar bahwa para ibunda dari ilmuwan-ilmuwan
tersebut mengatakan bahwa mereka akan mendidik anak-anak ilmuwan-ilmuwan
ini lebih baik dari ayahnya dalam hal mendalami ilmu pengetahuan.
Bangsa
Iran dengan penuh kesabaran dan keteguhan, berusaha untuk
memperkenalkan kenyataan-kenyataan spiritual dan kemanusiaan dan
revolusi ini kepada masyarakat internasional. Esok pada hari peringatan
kemenangan revolusi Iran, puluhan juta dari masyarakat Iran akan
berpawai untuk menunjukkan kesetiaan mereka terhadap pemimpin dan
cita-cita mereka. Masyarakat Iran merupakan bagian dari masyarakat
internasional yang begitu mencintai perdamaian dan menjadikan
penyebarluasan perdamaian serta keadilan di dunia sebagai cita-citanya.
Dalam peradaban Iran, budaya merupakan salah satu bentuk dari rasa kasih
sayang dan persahabatan tetapi pada saat yang sama dan jika terjadi
invasi apapun, masyarakat kami siap untuk memberikan jawaban yang lebih
keras ketimbang apa yang mereka telah berikan kepada Saddam dan para
pendukungnya
Lembaran-lembaran
sejarah kehidupan manusia sedang bergantian dan pada era teknologi dan
komunikasi yang canggih, tak lama lagi bangsa-bangsa kontemporer di
dunia maupun yang akan datang dapat menyaksikan lembaran-lembaran
tersebut dan menilainya. Kini para penguasa media internasional dan
perusahaan-perusahaan industri perfilman serta industri persenjataan
yang mematikan tidak dapat lagi untuk menguasai pandangan dan pikiran
manusia.
Serangan
terhadap Iraq dilancarkan dengan slogan ”mendapatkan hati dan pikiran
rakyat” tetapi yang diraih oleh para agresor adalah hasil yang
memalukan. Mungkin mereka dapat membunuh rakyat dengan persenjataan yang
canggih tetapi mereka tidak dapat menakut-nakuti mereka. Hari ini kita
dapat menyaksikan kebangkitan dan kesadaran islami bangsa-bangsa muslim
yang ingin melepaskan diri dari hegemoni dan kebergantungan pikiran.
Peristiwa internasional ini bukan hanya terbatas pada suatu daerah
tertentu dari dunia yang bernama Arab, tetapi peristiwa ini telah
mempengaruhi bumi dari timur ke barat dimana kebangkitan dan kesadaran
yang terjadi bukan hanya berakar pada permasalahan ekonomi. Telah
terancang sebuah rencana bagi Timur Tengah yang Agung dimana serangan
atas Lebanon pada tahun 2006 didefinisikan sebagai rasa sakit pada saat
melahirkan tetapi kebangkitan dan kesadaran islami melahirkan hal yang
lain, dan pada perlombaan untuk menguasai timur tengah dan sumber daya
energinya, umat muslim kawasan berhasil untuk melewati para musuh.
Kini
era penyebarluasan fitnah di antara umat islam dan menciptakan
perpecahan antara mereka atas nama mazhab, telah usai. Kini
bangsa-bangsa muslim sedang mengambil langkah-langkah mendasar menuju
penentuan masa depan mereka dan persatuan antara umat muslim serta kaum
marjinal di dunia.
Saya
percaya bahwa peningkatan tingkat pengetahuan manusia telah melancarkan
perjalanan menuju kepada fitrah ilahi sebagai sebuah martabat yang
dapat mendekatkan manusia pada nilai-nilai rohani serta tugas utamanya
pada bumi ini.
Saya
mendoakan agar Allah Yang Maha Esa memberikan saya kesempatan dan
peluang untuk dapat berbuat lebih terhadap peningkatan hubungan
bilateral antara kedua pemerintah dan bangsa besar Iran dan Indonesia .
Tinggal dan bekerja di tengah masyarakat Indonesia yang begitu
bersahabat, penyabar dan bijaksana merupakan lembaran dari kehidupan
saya yang sangat mengesankan.
Terima kasih
Mahmoud Farazandeh
Duta Besar Republik Islam Iran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar