Ibu, yang anaknya diculik itu
Sebuah pocket opera oleh Ananda Sukarlan, berdasarkan cerpen dari Seno Gumira Ajidarma. Lighting & stage direction oleh Chendra Panatan.
Aning Katamsi (soprano) sebagai "Ibu", Ananda Sukarlan (piano) Elizabeth Ashford (flute)
Pocket opera adalah sebuah bentuk baru yang menggambarkan sebuah opera yang 'praktis dipagelarkan'; karena tidak melibatkan terlalu banyak pemain dan stage decor, tanpa mengurangi kualitas dan 'magic' dari suatu pertunjukan opera.
Untuk IBU, Ananda Sukarlan menciptanya untuk satu penyanyi saja, yang akan ditampilkan oleh soprano terkemuka Indonesia Aning Katamsi, sehingga karya ini menjadikannya sebuah 'tour-de-force' yang sangat virtuosik, karena Aning (atau soprano manapun yang akan mementaskannya di masa depan) harus menyanyi, berakting dan berdeklamasi selama 35 menit sendirian. Opera ini adalah sebuah kontribusi yang penting dalam khasanah musik sastra Indonesia, terutama karena menjadi 'ujian' bagi setiap penyanyi soprano yang kelak mempagelarkannya, baik dari segi artistik, musikalitas, stamina dan teknik.
Karya IBU ini berdasarkan drama monolog dari Seno Gumira Ajidarma, dengan judul yang sama dan telah dipagelarkan oleh aktris Niniek L. Karim tahun 2008 yang lalu. Ceritanya mengisahkan kepedihan seorang ibu yang anaknya hilang diculik lebih dari 10 th yang lalu dan tidak kembali sampai saat ini.
Sebuah pocket opera oleh Ananda Sukarlan, berdasarkan cerpen dari Seno Gumira Ajidarma. Lighting & stage direction oleh Chendra Panatan.
Aning Katamsi (soprano) sebagai "Ibu", Ananda Sukarlan (piano) Elizabeth Ashford (flute)
Pocket opera adalah sebuah bentuk baru yang menggambarkan sebuah opera yang 'praktis dipagelarkan'; karena tidak melibatkan terlalu banyak pemain dan stage decor, tanpa mengurangi kualitas dan 'magic' dari suatu pertunjukan opera.
Untuk IBU, Ananda Sukarlan menciptanya untuk satu penyanyi saja, yang akan ditampilkan oleh soprano terkemuka Indonesia Aning Katamsi, sehingga karya ini menjadikannya sebuah 'tour-de-force' yang sangat virtuosik, karena Aning (atau soprano manapun yang akan mementaskannya di masa depan) harus menyanyi, berakting dan berdeklamasi selama 35 menit sendirian. Opera ini adalah sebuah kontribusi yang penting dalam khasanah musik sastra Indonesia, terutama karena menjadi 'ujian' bagi setiap penyanyi soprano yang kelak mempagelarkannya, baik dari segi artistik, musikalitas, stamina dan teknik.
Karya IBU ini berdasarkan drama monolog dari Seno Gumira Ajidarma, dengan judul yang sama dan telah dipagelarkan oleh aktris Niniek L. Karim tahun 2008 yang lalu. Ceritanya mengisahkan kepedihan seorang ibu yang anaknya hilang diculik lebih dari 10 th yang lalu dan tidak kembali sampai saat ini.
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar