LATAR BELAKANG KING OF ROCK CITY
Generasi muda adalah Insan yang diharapkan untuk menumbuhkan suatu perubahan positif
karena padanya terkandung potensi usia untuk melanjutkan kehidupan di masa depan,
kemampuan berpikir untuk melahirkan beragam gagasan baru, dan kebugaran fisik
untuk bertindak & menghasilkan karya nyata – sementara fakta kekinian menunjukkan
kehidupan & keseharian yang tak menentu, baik dalam lingkup lingkungan sekitar
sampai dengan lingkup sebagai warga negara &/ bangsa; penyebab mendasar terjadinya fakta
yang jauh dari ke-ideal-an tersebut adalah kurang, bahkan tidak adanya kepedulian
pada apa yang terjadi di sekitar & dengan sesama.
“King Of Rock City”, sebuah film persembahan Putaar Production & CinePrime Pictures
yang menggabungkan beragam unsur (inspirasi dari realita, laga, dan komedi satir)
adalah karya yang berupaya mengingatkan kita pada fakta kekinian lewat cerita kehidupan
yang (dengan mudah) dapat menghilangkan nyawa seseorang hanya salah satu fakta
di Ibukota dari sisi yang „gelap‟ - tindak kekerasan yang terjadi di depan mata
yang diceritakan dalam “King Of Rock City”..
Siapa yang harus bertanggungjawab untuk mencegah terus terjadinya konflik keseharian
yang melelahkan seperti yang diceritakan dalam“King Of Rock City”?
SINOPSIS
Cerita
dalam film terjadi di kawasan sub-urban Ibukota dimana para tokohnya
yaitu Dey, Ba’on, dan Sabun yang ‘diasuh’ oleh Prof tinggal berdekatan
dengan pasangan Ayah Iwa & Bu Yamin – para tokoh tersebut hidup di
lingkungan yang sehari-harinya diwarnai kekerasan & perdagangan
barang-barang terlarang.
Konflik
mulai timbul saat Ba’on menyelamatkan seorang gadis cantik bernama Mel
dari penjambretan yang dilakukan oleh Boris (Roy Cunonk) – ternyata
Boris bukan mengincar barang berharga Mel, melainkan karena Mel punya
informasi penting yang dibutuhkan oleh Bu Yamin.
Mel
yang diselamatkan oleh Ba’on kemudian bertemu dengan Sabun, pertemuan
yang memunculkan konflik yang lain lagi; ditambah dengan kehadiran Togar
(John ‘Sweet Martabak’), supir angkot sekaligus kurir Prof, konflik
semakin memanas sampai terjadi tawuran antara kelompok Togar melawan
kelompok Boris yang mengharuskan ketua geng setempat (Erick ‘Black
Kumuh’) turun tangan bersama anak buahnya (diperankan oleh BenHil City
Rockers) untuk menyelesaikan pertikaian tersebut.
Apakah penyebab konflik -yang juga melibatkan Ayah Iwa- tersebut?
Lalu bagaimanakah nasib Dey, Ba’on, dan Sabun selanjutnya?
Bagaimana pula nasib Mel di tengah konflik yang berbuah kekerasan tersebut?
Saksikan “King Of Rock City” mulai 27 November 2013 di BLITZ Megaplex
Grand Indonesia Jakarta, Bekasi Cyber Park, BSD Teraskota, dan Paris van Java Bandung.
Dibintangi
oleh Dallas Pratama, Norman Akyuwen, Mathias Muchus. Serta HipHoper
Indonesia: Iwa K, Sania, Derry (Neo), Saykoji, John Parapat (Sweet
Martabak), Udjo dan Yossi Project Pop, Reggie Gvoiz (Trigger), Jaydee
Soul ID dan Tya Arifin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar