Kisah dalam novel ini terjadi ketika Belanda menyerang Kerajaan Bone dibawah pemerintah Raja BoneLapawawoi Karaeng Sigeri di tahun 1904-1905. Sekitar 50 tahun setelah perlawanan PangeranDiponegoro melawan penguasa Eropa di Pulau Jawa. Untuk menyerang Kerajaan Bone,Belandamengerahkan 1332 personil militer, 575 non tempur,7 kapal perang, 316 ekor kuda dan berton-tonmesiu. Novel sejarah “ Rumpa’na Bone” atau Runtuhnya Kerajaan Bone, walaupun kisah fiktif, tetapi dirangkai dengan menggunakan fakta-fakta sejarah. Novel ini telah memancing imajinasi kita kembali pada berbagai nuansa dalam perang tersebut yang mungkin terlupakan dan tidak pernahlagi terpikirkan . Ribuan pasukan yang tewas dari kedua belah pihak dalam pertempuran massal diPantai Bajoe’. Begitu pula mengenai nilai-nilai patriotisme rakyat Bugis-Makassar yang telah munculratusan tahun lalu melawan penguasa Eropa. Dalam novel ini muncul nilai-nilai kemanusiaan dalam perang, kearifan dalam adat istiadat Bugis. Dengan mewarisi jiwa merdeka dan bebas orang Bugis-Makassar melawan penjajahan ini pula yang membangkitkan semangat pantang menyerah rakyatSulawesi-Selatan dalam perang kemerdekaan menegakkan NKRI.
Pembicara:
Andi Makmur Makka
(Penulis/ Dewan Pengurus THC)
Maman S. Mahayana
(Kritikus Sastra)
Anhar Gonggong
(Sejarawan)
Moderator:
Ahmadun Yosi Herfanda
(Komite Sastra DKJ)
Rabu, 11 Maret 2015, pukul 14.00 - 16.00
The Habibie Center Building
Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta Selatan 12560
Mohon konfirmasi kehadiran sebelum tanggal 11 Maret 2015. Konfirmasi melalui Lala.
(email: aldila@habibiecenter.or.id atau telp. 0217817211/ fax. 0217817212)
Nama:
Institusi:
Kontak:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar