Terdapat Banyak Alternatif Rute Yang Bisa Diambil Pengguna Jalan: Alasan Ganjil Genap Diterapkan di Koridor Dalam Kota
Aturan pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil genap akan mulai
diujicoba pada Maret tahun depan. Sistem ini akan diberlakukan pada
jalan protokol di DKI Jakarta, seluruh koridor bus Transjakarta dan
koridor utama yang dibatasi jalan tol lingkar dalam kota Jakarta.
Ada beberapa alasan mengapa titik-titik tersebut dijadikan sebagai jalur yang akan diterapkan aturan ganjil genap diantaranya :
"Kita melihat, volume lalu lintas di jalan tersebut sangat tinggi,
terutama pada jam sibuk pagi dan sore. Mobilitas di Jakarta itu tinggi,
per hari total perjalanan mencapai 16,8 juta.
Aturan tersebut
pada koridor dalam wilayah lingkar kota, terdapat banyak alternatif rute
yang bisa diambil. Atau kendaraan akan melalui jalur alternatif bila
tidak ingin kena aturan ganjil genap. "Termasuk jalan tol.
Penerapan aturan ganjil genap ini nantinya akan berlaku di hari kerja
saja, yaitu pada hari Senin hingga Jumat, dari jam 06.00 sampai jam
20.00 WIB.
"Dengan pembatasan pada periode tertentu ini,
masyarakat memiliki banyak alternatif pergerakannya, termasuk mengubah
waktu perjalanan.
Kebijakan pembatasan kendaraan dengan sistem
ganjil genap dapat menekan jumlah kendaraan bermotor di jalan Ibukota
hingga 40 persen.
Data Dari Polda Metro Jaya, saat ini jumlah
kendaraan yang melintas di jalan-jalan Jakarta mencapai 262.313.31 unit
per jam. Bila sistem genap ganjil ini diberlakukan, diprediksi jumlahnya
akan berkurang menjadi 121.567.28 unit.
Dengan demikian,
setiap satu jam jumlah kendaraan pribadi yang beredar di jalanan Ibukota
akan berkurang sekitar 140.746.02 unit. Waktu tempuh kendaraan juga
semakin cepat atau dapat mencapai 41,3 km per jam.
"Sebelum
diterapkan sistem ini, jarak tempuh hanya 20,8 km per jam, berarti ada
selisih 20,4 km per jam. Dengan demikian kemacetan pun akan terurai.
Maka secara keseluruhan, warga DKI Jakarta telah menghemat biaya
operasional kendaraan sebesar Rp8,85 triliun per tahun. Selain itu
sistem tersebut juga diklaim mampu menghemat BBM hingga 345 ribu kilo
liter per tahun.
"Ini sama dengan menghemat 19,7 persen dari kuota BBM bersubsidi di wilayah DKI,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar