Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo, bekerjasama dengan Komunitas Masyarakat Bambu Indonesia Yogyakarta dan didukung oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia akan serius mengembangkan industri bambu, mulai dari hulu hingga hilir, dengan sistem pemberdayaan masyarakat. Keseriusan program ini dimulai dengan diadakannya
Seminar & Lokakarya Pembentukan Jaringan Kerja Kebangkitan Bambu Nusantara, hari Kamis (31/2) di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Lokakarya ini juga menjadi pemantapan agenda Konggres Bambu Nasional 2013 yang akan diselenggarakan di P4TK Yogyakarta dan di kompleks Candi Prambanan pada 22 – 24 April 2013 mendatang yang melibatkan berbagai komunitas penggiat bambu se-Indonesia, akademisi, pemerintah, pengusaha, pengrajin, dan petani bambu.
Masalah lingkungan, khususnya pemanfaatan daerah aliran
sungai (DAS), dan nilai ekonomi bambu yang potensial serta langkanya
ketersediaan bahan baku bambu guna menunjang industri bambu menjadi latar
belakang rangkaian program kebangkitan bambu ini. Gerakan nasional ini dinilai
mampu memberdayakan petani bambu dan industri kecil sekaligus mengatasi
beberapa masalah lingkungan. Untuk mendukung program ini nantinya akan dibangun
Center for Bamboo Application di Yogyakarta guna mendampingi petani bambu dan
industri terkait dengan supervisi dari akademisi dan peneliti masalah bambu.
Penerapan teknologi tepat guna dalam budidaya maupun pengolahan bambu akan menjadi
fokus Center for Bamboo Application ini.
Salah satu pembicara dalam lokakarya, Direktur Bina
Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan RI, Haryadi Himawan, mengatakan
produksi bambu nasional saat ini semakin menurun dan pemanfaatannya pun 80%
masih secara tradisional. Dengan gerakan kebangkitan bambu ini diharapkan nilai
ekonomi bambu dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan dan penerapan teknologi
terkini yang sebenarnya sudah banyak tersedia di lembaga-lembaga penelitian
maupun di perguruan tinggi.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala BPDAS Serayu Opak Progo, Kukuh
Sutoto, yang juga menjadi pemateri dalam lokakarya tersebut. Untuk mendukung
program ini pihaknya menargetkan menanam 1 juta bambu dengan memanfaatkan DAS. Berdasarkan
data 2011, luas hutan bambu di DIY 220 hektare, tersebar di empat kabupaten,
meliputi 94,8 hektare di Sleman, 66,2 hektare di Bantul, 55,3 hektare di
Kulonprogo, dan 4,25 hektare di Gunungkidul. Pada 2012, pemerintah DIY dan Jawa
Tengah menanam bambu di lahan seluas 100 hektare. “Dari 18 ribu hektare lebih
luas hutan di DIY, sepertiganya hutan bambu. Tahun ini kami menargetkan menanam
di 15 desa lagi,” ungkap Kukuh.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DI Yogyakarta,
Ahmad Dawam, mengatakan keterbatasan lahan untuk menanam bambu dapat diatasi
dengan memanfaatkan DAS dan memberdayakan masyarakat sekitar DAS. “Pemberdayaan
kelompok kerja dalam pengolahan bambu nantinya akan meningkatkan produksi dan
komoditas bambu,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengembangan
Kerajinan Republik Indonesia (APIKRI) DIY, Amir Panzuri, menambahkan, pemanfaatan
bambu untuk meningkatkan nilai ekonominya tidak hanya digunakan untuk membuat
perkakas rumah tangga. Sudah banyak teknologi yang mendukung pengolahan bambu
guna menaikkan nilai tambahnya. Saat ini serat bambu pun bisa diolah menjadi
benang yang sangat kuat untuk membuat pakaian. “Permintaan pasar luar negeri
akan produk yang ramah lingkungan seperti bambu ini sangatlah tinggi dan
Indonesia masih belum bisa memanfaatkannya secara maksimal untuk menambah
devisa,” tambahnya.
Lebih lanjut, hasil dari Seminar & Lokakarya Pembentukan
Jaringan Kerja Kebangkitan Bambu Nusantara antara lain adalah dibentuknya
komunitas Masyarakat Bambu Indonesia DIY yang nantinya akan menggagas berbagai
program pendukung gerakan kebangkitan bambu seperti pendampingan terhadap
pengrajin bambu serta memberi edukasi kepada masyarakat lingkup DIY akan
pentingnya bambu. Selain itu Masyarakat Bambu Indonesia DIY juga akan
mengembangkan jaringan kerja yang lebih solid dengan berbagai pihak terkait
maupun dengan komunitas penggiat bambu di luar DIY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar