Undangan Konferensi Pers
Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) bersama Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa)
dan Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) akan menyelenggarakan
sebuah Opera yang berjudul 'Clara' pada 13 dan 14 Desember 2014 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM).
'Clara' karya Ananda
Sukarlan diadopsi dari cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang juga berjudul
Clara. Opera ini berkisah tentang ]Clara' seorang gadis Tionghoa yang
diperkosa padaTragedi Mei 1998. Pementasan 'Clara' ini merupakan bagian dari acara penggalangan dana bagi Pundi Perempuan, sebuah wadah penggalangan dana publik untuk mendukung Women’s
Crisis Center di Indonesia dan juga merupakan bagian dari kampanye 16 Hari Anti
Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP).
Untuk
mendukung kegiatan tersebut, kami bermaksud mengundang rekan-rekan media untuk
hadir dalam konfrensi pers yang akan diselenggarakan, pada:
Hari, Tanggal : Kamis, 20 November 2014
Pukul : 12.00 WIB (diawali makan siang)
Tempat : Indonesia untuk Kemanusiaan (IKA)
Jalan Cikini Raya, No 43, Jakarta Pusat
Tlp: 021-3152726
Demikian
undangan disampaikan. Untuk informasi dan konfirmasi silahkan menghubungi:
Elwi
Gito (Komnas Perempuan)
021-3903963 atau
081287996922
Chendra Panatan (AScenter)
0818.891038, email: ycep@yahoo.com
Ananda Sukarlan Center for Music & Dance
Komplek Ruko Duta Mas Blok A1 No. 11, ITC FatmawatiJl. R.S Fatmawati 39 - Jakarta 12150
Telp: 021.7237285, HP: +62.818.891038
Website: Welcome To Ananda Sukarlan Center
PRESS RELEASE
Kamis, 20 November, 2014
Berbagi Kasih Untuk
Perempuan Indonesia
Sebagai
bagian dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Indonesia untuk
Kemanusiaan (IKA), Komnas Perempuan dan Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) akan
menampilkan karya operabaru dari maestro musik
klasik Indonesia Ananda Sukarlan: CLARA, yang terinspirasi
dari cerpenberjudul sama karya Seno Gumira Ajidarma. Opera ini menggambarkan salah satu penggalan kisah saat kerusuhan Mei 98, yang secara
spesifik mengisahkan kisah perkosaan (sebelum, selama dan setelahnya) seorang
gadis keturunan Cina. ‘Clara’ menunjukkan sebuah proses diimana
korban kekerasan
ditolak, disangkal dan dibungkam.
Dalam konteks kekinian, sikap menyalahkan
korban masih terus terjadi. Hal ini bisa dengan mudah kita lihat
dari respon berbagai pihak yang dalam berbagai kasus kekerasan seksual
terhadap perempuan seharusnya dapat memberikan
perlindungannamun
seringkali tidak sensitif ketika menghadapi korban. Walaupun kisah ‘Clara’ ini lebih spesifik berbicara tentang apa yang terjadi pada bulan Mei 98 lalu, namun
alur ceritanyaadalah
representasi dari banyak kejadian
serupa dalam banyak peradaban. Meskipun telah diakui oleh negara bahwa tindakan pemerkosaan adalah tindakan
kriminal, ironisnya seringkali korban justru menjadi pihak yangseringkali disalahkan. Lalu, jika
seluruh sejarah peradaban manusia belum menemukan solusi untuk itu, apa
yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menguatkan korban?
Salah satunya jalan
adalah dengan membuka kesadaran masyarakat, penegak hukum dan negara bahwa perkosaan adalah tindakan yang sangat traumatis dan akan mempengaruhiseluruh aspek kehidupan korban dalam jangka
waktu yang sangat panjang (walaupun kejadiannya
hanya beberapa menit saja) sehingga perlu ada tindakan-tindakan hukum dan pemulihan bagi
mereka. Pementasan ini diharapkan dapat menyampaikan
pesan tersebut dan memberikan sebuah gambaran tentang situasi yang dilalui oleh
seorang korban perkosaan.
Di opera ini, peran Clara akan dinyanyikan
oleh penyanyi klasik bersuara soprano yang kini sedang naik daun
dalam ranah pop, Isyana Sarasvati. Sedangkan 2 peran utama lainnya diperankan
oleh para penyanyi klasik lainnya yang bersuara tenor yang tidak kalah
kualitasnya, yaitu Nikodemus Lukas (ayah Clara) dan Widhawan Aryo Pradhita
(Polisi). Ketiga penyanyi tersebut di atas adalah pemenang Kompetisi Vokal
Nasional "Ananda Sukarlan" 2013. CLARA juga menampilkan para
drummers lelaki sebagai simbol para pemerkosa dari Jakarta Drum School, penari
dari Jakarta Ballet dan Ananda Sukarlan Chamber Orchestra.
Kesempatan ini juga merupakan
"launching" dari CD Ananda Sukarlan yang terbaru, "An Essay on
Love" yang antara lain mengetengahkan karya orkes "Chamber Symphony In
Memoriam Ainun Habibie" yang dipesan oleh presiden RI ke-3, Prof. Dr. Ing.
B.J. Habibie untuk mengenang istrinya serta kisah cinta mereka berdua. Habibie
adalah pendiri Komnas HAM Perempuan pada saat setelah kejadian Mei 98 yang
kemudian menjadi sangat berguna untuk menolong para korban pemerkosaanbaik
dari kejadian tersebut maupun sampai saat ini.
CLARA akan dipagelarkan pada hari Sabtu
& Minggu, 13 dan 14 Desember
2014 jam 20.00 (Sabtu)
dan jam 16.00 wib (Minggu) di Graha Bakti Budaya, TIM.
Harga tiket: bronze @ Rp. 250.000,-, silver @ Rp. 350.000,-, gold
@ Rp. 500.000 dan platinum @ Rp. 1 juta. Hasil bersih donasi dari pementasan
ini akan dihibahkan untuk penggalangan dana bagi Pundi Perempuan sebagai sebuah wadah sumber daya
yang akan disalurkan untuk pusat-pusat pelayanan (Women’s Crisis Center)
perempuan korban kekerasan di Indonesia.
Info & reservasi:
Ananda Sukarlan Center - 0818.891038, email: ycep@yahoo.com
Indonesia untuk Kemanusiaan – 081287137298, email ayaoktaviani@ysik.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar