Sidang Paripurna Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) mengesahkan 10 pimpinan alat kelengkapan DPD tahun sidang
2014-2015. Bersama pimpinan juga disahkan anggota alat kelengkapan bersangkutan.
“Dapat disetujui?” Wakil Ketua
DPD Farouk Muhammad (senator asal Nusa Tenggara Barat) bertanya kepada para
senator sebelum mengetok palunya di Kompleks Parlemen, Senayan - Jakarta, Jumat
(10/10). Dia memimpin acara bersama Wakil Ketua DPD Gusti Kanjeng Ratu Hemas (senator
asal Daerah Istimewa Yogyakarta). Jadwalnya pengesahan pimpinan alat kelengkapan
DPD.
“Setuju.” Serentak para
senator menjawab.
“Alhamdulillahirabbil ‘alamin,”
Farouk menimpali.
Dia mengaku merasa
berbahagia karena sejumlah senator yang berpengalaman pada pelaksanaan fungsi
legislasi, termasuk mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menjadi
pimpinan alat kelengkapan DPD. Sehingga, diharapkan pengembangan kapasitas
kelembagaan akan terwujud.
“Saya merasa berbahagia,
karena pimpinan beberapa alat kelengkapan utama diduduki oleh para senator yang
bisa menjembatani hubungan kelembangaan dengan DPR. Sehingga, yang kita
idam-idamkan, penguatan posisi DPD sebagai fokus kerja-kerja politik kita
selama ini, akan terwujud.”
Tanggal 7 Oktober 2014, Sidang
Paripurna DPD mengesahkan keanggotaan alat kelengkapan DPD. Sehari berikutnya,
seluruh alat kelengkapan memilih pimpinannya masing-masing. Sesuai Tata Tertib
DPD, pimpinan DPD memimpin pemilihannya. “Pemilihan sesuai cara yang kita sepakati,
dan berlangsung tertib, lancar, dan demokratis.”
Berdasarkan keputusan
rapat, pimpinan alat kelengkapan DPD tahun sidang 2014-2015 sebagai berikut.
Akhmad Muqowam (Jawa
Tengah), mantan anggota DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP), terpilih
sebagai ketua Komite I DPD. Lelaki kelahiran Salatiga, 1 Desember 1960, ini
anggota DPR periode 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014 yang mewakili daerah
pemilihan di Jawa Tengah. Akhmad Muqowam pernah bertugas di Komisi II DPR yang melingkupi
antara lain pemerintahan daerah, dan otonomi daerah.
Dua wakil ketuanya adalah
Fachrul Razi (Aceh) dan Benny Rhamdani (Sulawesi Utara). Komite I DPD melingkupi
antara lain pemerintahan daerah, hubungan pusat dan daerah serta antar-daerah;
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; politik, hukum, dan hak asasi
manusia (HAM); pertanahan dan tata ruang; serta pemukiman dan kependudukan.
Parlindungan Purba (Sumatea
Utara) terpilih sebagai Ketua Komite II DPD. Lelaki kelahiran Medan, 22 Oktober
1963, ini petahana yang pernah bertugas sebagai wakil ketua Komite II DPD. Dua
wakil ketuanya adalah Ahmad Nawardi (Jawa Timur) dan La Ode Muhammad Rusman
Emba (Sulawesi Tenggara).
Komite II DPD melingkupi antara lain pertanian dan
perkebunan; perhubungan; kelautan dan perikanan; energi dan sumber daya
mineral; kehutanan dan lingkungan hidup; perindustrian dan perdagangan;
penanaman modal; pekerjaan umum; perumahan dan permukiman; serta meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
Untuk Komite III DPD,
Hardi Selamat Hood (Kepulauan Riau) terpilih sebagai ketua bersama dua wakil ketua,
yakni Abraham Liyanto (Nusa Tenggara Timur) dan Fahira Idris (Daerah Khusus
Ibukota Jakarta). Hardi Selamat Hood kelahiran Karimun, 6 Maret 1963, yang petahana
dan pernah bertugas sebagai ketua Komite III DPD.
Komite III DPD melingkupi
antara lain pendidikan; agama; kebudayaan; kesehatan; pariwisata; pemuda dan
olahraga; kesejahteraan sosial; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; tenaga
kerja dan transmigrasi; ekonomi kreatif; keluarga berencana; dan perpustakaan.
Sedangkan untuk Komite IV
DPD, Cholid Mahmud (Daerah Istimewa Yogyakarta) terpilih sebagai ketua bersama dua
wakil ketua, yakni Ajiep Padindang (Sulawesi Selatan) dan Ghazali Abbas Adan (Aceh).
Cholid Mahmud kelahiran Semarang, 31 Januari 1966, yang petahana dan pernah
bertugas sebagai ketua Komite IV DPD.
Komite IV DPD melingkupi antara
lain anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN); pajak; perimbangan keuangan
pusat dan daerah; lembaga keuangan dan perbankan; serta koperasi, usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM).
Gede Pasek Suardika (Bali)
terpilih sebagai ketua Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD. Lelaki kelahiran
Singaraja, 21 Juli 1969, ini anggota DPR Fraksi Partai Demokrat (F-PD) periode 2009-2014
yang mewakili daerah pemilihan di Bali. Gede Pasek Suardika pernah bertugas sebagai
ketua Komisi III DPR yang melingkupi hukum dan mantan anggota/ketua panitia khusus
(pansus) dan panitia kerja (panja) sejumlah RUU bidang perundang-undangan.
Dia menggantikan posisi mantan
senator asal Bali, I Wayan Sudirta, yang pernah terpilih aklamasi untuk ke-10 kali
berturut-turut selaku ketua PPUU DPD. Dua wakil ketua ialah Anang Prihantoro (Lampung)
yang petahana dan mantan wakil ketua PPUU DPD, serta Muhammad Afnan Hadikusumo (Daerah
Istimewa Yogyakarta) yang juga petahana.
Sedangkan Muhammad Asri
Anas (Sulawesi Barat) terpilih sebagai Ketua Panitia Urusan Rumah Tangga (PURT)
DPD bersama dua wakil ketuanya, Aidil Fitri Syah (Sumatera Selatan) dan Habib
Ali Alwi (Banten). Muhammad Asri Anas kelahiran Pare-Pare, 12 Juli 1975, yang petahana
dan pernah bertugas sebagai ketua PURT DPD. Aidil Fitri Syah juga petahana yang
mantan wakil ketua PURT DPD dan tergolong senator tertua.
Andi Mapetahang Fatwa (DKI
Jakarta) terpilih sebagai ketua Badan Kehormatan (BK) DPD bersama dua wakil
ketua, yaitu Maimanah Umar (Riau) dan Lalu Suhaimi Ismy (Nusa Tenggara Barat). Andi
Mapetahang Fatwa kelahiran Bone, 12 Februari 1939, adalah pada periode lalu mantan ketua
BK DPD dan tergolong senator tertua bersama Maimanah Umar yang juga petahana.
Abdul Gafar Usman (Riau) terpilih
sebagai ketua Badan Akuntabilitas Publik (BAP) DPD yang nomenklatur sebelumnya ialah
Panitia Akuntabilitas Publik (PAP) DPD. Dia kelahiran Kampar, 10 Juni 1950,
yang petahana dan mantan wakil ketua PAP DPD bersama Farouk Muhammad yang mantan
ketua PAP DPD. Dua wakil ketua, Ayi Hambali (Jawa Barat) dan Abdullah Manaray (Papua
Barat).
Mohammad Saleh (Bengkulu)
terpilih sebagai ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD yang nomenklatur
sebelumnya ialah Panitia Hubungan Antar-Lembaga (PHAL) DPD bersama dua wakil
ketua, Emilia Contessa (Jawa Timur) dan Maya Rumantir (Sulawesi Utara). Emilia
Contessa dan Maya Rumantir adalah penyanyi era 80-an.
Sedangkan Bambang Sadono terpilih
sebagai Ketua Badan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan (BPKK) DPD. Lelaki
kelahiran Blora, 30 Januari 1957, yang mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai
Golkar Jawa Tengah ini adalah anggota DPR periode 2004-2009 Fraksi Partai
Golkar (F-PG) daerah pemilihan di Jawa Tengah yang pernah bertugas di Komisi
III DPR, dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah
periode 2009-2014. Dua wakil ketua, Muhammad Asri Anas (Sulawesi Barat) dan Muhammad
Syukur (Jambi)--keduanya petahana.
Sebagai alat kelengkapan,
BPKK DPD bertugas antara lain mengkaji sistem ketatanegaraan guna mewajudkan
lembaga perwakilan daerah yang mengejawantahkan nilai demokrasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, Kelompok DPD dibantu anggota/pimpinan BPKK DPD. Bambang Sadono
ex officio ketua Kelompok DPD bersama
Muhammad Asri Anas dan Muhammad Syukur yang masing-masing sekretaris dan wakil
ketua.
Dalam memimpin pemilihan
pimpinan alat kelengkapan DPD, Ketua DPD Irman Gusman (senator asal Sumatera
Barat) bersama Farouk Muhammad dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas (senator asal Daerah
Istimewa Yogyakarta) menjelaskan prinsip keterwakilan gugus kepulauan atau wilayah,
pemerataan provinsi, dan musyawarah mufakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar