Rabu, 22 Maret 2017

PERTAHANKAN KINERJA POSITIF, GARUDA INDONESIA GROUP BUKUKAN LABA BERSIH 9,36 JUTA DOLAR AS SEPANJANG TAHUN 2016


Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono bersama-sama dengan Direktur Operasi Novianto Herupratomo, dan jajaran direksi Garuda Indonesia saat pemaparan kinerja keuangan perusahaan kepada media usai pelaksanaan Analyst Meeting Garuda Indonesia Full Year 2016 di Garuda City Center, Cengkareng, (22/3). Maskapai nasional PT Garuda Indonesia (persero) Tbk., berikut anak perusahaannya berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2016 dengan mencatatkan laba bersih sebesar 9,36 juta dolar AS atau setara Rp124,5 miliar (kurs Rp13.300 per dolar AS) hingga akhir tahun dan mengangkut 35 juta penumpang baik Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.

  • Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group Tumbuh sebesar 6,19 persen menjadi 35 juta di tahun 2016
  • Pendapatan bisnis kargo di tahun 2016 meningkat 16,65 persen jumlah pendapatan di 2016 sebesar 219,15 juta dolar AS
Cengkareng,  22 Maret 2017 – Maskapai nasional PT Garuda Indonesia (persero) Tbk., berikut anak perusahaannya berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2016 dengan mencatatkan laba bersih sebesar 9,36 juta dolar AS atau setara Rp124,5 miliar (kurs Rp13.300 per dolar AS) hingga akhir tahun dan mengangkut 35 juta penumpang baik Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.

Pencapaian positif tersebut mengemuka dalam paparan kinerja perusahaan secara grup dalam analyst meeting  yang berlangsung di kantor pusat Garuda Indonesia di Cengkareng, Rabu (22/3) yang diikuti direksi Garuda Indonesia dan segenap direksi anak perusahaan. Adapun anak perusahan Garuda Indonesia yang hadir adalah direksi Citilink Indonesia, Garuda Maintenance Facility (GMF-Aeroasia), Aerowisata, Sabre, Asyst dan Gapura.

“Seperti kita ketahui tren pertumbuhan industri penerbangan di dunia khususnya Asia Pasifik mengalami tekanan sejak lima tahun terakhir, mulai dari perlambatan ekonomi global hingga mempengaruhi daya beli masyarakat, namun Garuda Indonesia grup masih tetap bisa mempertahankan kinerja positifnya,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo  kepada wartawan pada kesempatan tersebut.

Mengacu kepada kajian kinerja industri penerbangan Asia Pasific yang dipublikasikan Bloomberg, passenger yield industri penerbangan Asia Pasifik dalam lima tahun terakhir mengalami tren penurunan  yang cukup signifikan, dari USC 9,6 per km pada tahun 2012  menjadi USC 6,2 per km di tahun 2016. Namun demikian, traffic penumpang tercatat menunjukan tren peningkatan dari 511,6 juta penumpang tahun 2012 menjadi 632,8 juta penumpang di tahun 2016.

“Kajian tersebut menunjukkan industri penerbangan di kawasan Asia Pasifik meski meningkat dalam traffic penumpang, namun mengalami penurunan yield karena sebagian besar maskapai turut melakukan eskpansi dalam strategi pengembangan bisnisnya,” katanya.

Melalui strategi bisnis jangka panjang “Sky Beyond”, Garuda Indonesia group mampu mempertahankan profitabilitas perusahaan melalui berbagai kebijakan, mulai dari program efisiensi perusahaan yang proporsional, konsolidasi kapasitas produksi, hingga penguatan lini servis dan operasional perusahaan. Selain itu, perusahaan juga terus bertumbuh secara ekspansif dengan menjaga margin yang positif dan mencatat total pendapatan konsolidasi sebesar 3,86 miliar dolar AS.

Menghadapi persaingan kompetitif industri penerbangan dunia di tahun 2017 ini, Garuda Indonesia akan memperkuat sejumlah sektor komersial dan niaga dengan melakukan akselerasi pengembangan layanan berbasis IT dengan melakukan optimalisasi program customer loyaltyhingga memperkuat platform perangkat e-commerce sehingga perusahaan dapat menghadirkan seamless service kepada seluruh pengguna jasa.

Sepanjang tahun 2016,  frekuensi penerbangan Garuda Indonesia juga meningkat 9,89 persen menjadi 274.969 penerbangan dari total 249,974 penerbangan tahun 2015. Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut sejalan dengan upaya perusahaan melakukan ekspansi jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional.

“Tahun 2016 merupakan tahun investasi bagi perusahaan, mengingat pada tahun ini kami memaksimalkan utilisasi pesawat-pesawat wide bodyuntuk ekspansi kapasitas rute-rute internasional di middle haul hingga long haulKedepannya kami proyeksikan siklus restrukturisasi armada ini akan kembali dilakukan pada 2019 mendatang,” ujar Arif.

Mengenai perkembangan bisnis kargo, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan jumlah angkutan kargo menjadi 415,824 ton kargo, atau meningkat 18,22 persen dari tahun 2015 yang mencapai 351,724 ton. Secara keseluruhan jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat 219,15 juta dolar AS, atau meningkat 16,65 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar 187,87 juta dolar AS.

“Pertumbuhan pasar kargo Garuda Indonesia dilakukan melalui optimalisasi ruang kargo, yakni dengan memaksimalkan komoditas yang memiliki imbal hasil tinggi – termasuk membangun sinergi dengan sektor industri logistik lainnya dalam memaksimalkan jangkauan dan layanan produk kargo udara Garuda hingga menjangkau aspek layanan door to doorKedepannya kami juga akan memperbesar kapasitas bisnis kargo melalui rute-rute penerbangan internasional yang kami layani,” papar Arif.

Terkait situasi industri penerbangan di kawasan Asia-Pasifik yang tengah mengalami persaingan yang ketat dan mempengaruhi penerbangan domestik maupun internasional, posisi Garuda Indonesia pada saat ini mencatatkan market share sebesar 41,71 persen di pasar domestik dan 26,93 persen untuk market share pasar internasional.

Sementara itu, Garuda Indonesia Group juga berhasil mencatatkan peningkatan sekor pendapatan lainnya yang terdiri dari komponen ancillary revenue, pendapatan sektor strategic business unit (SBU), hingga sektor subsidiaries lainnya dengan capaian sebesar 392 juta dolar AS meningkat 13,7 persen dibandingkan tahun 2015 lalu sebesar 344,6 juta dolar AS.

Kinerja operasional Garuda Indonesia dalam hal tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP – On Time Performance) pada 2016 mencapai  89,51 persen atau naik dari tahun sebelumnya 88 persen yang diperoleh ditengah tantangan pengembangan infrastruktur operasional penerbangan seperti migrasi pelayanan penerbangan domestik ke Terminal 3 yang baru di Bandara Soekarno-Hatta hingga faktor cuaca yang bersifat force majeur. Sementara itu, rata-rata tingkat keterisian penumpang sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 73,1 persen sedangkan  Citilink sebesar 76,8 persen.

Sejalan dengan program pengembangan jaringan yang berkelanjutan, selama tahun 2016  ini Garuda Indonesia membuka sejumlah destinasi penerbangan baru seperti Madinah, Mumbai, dan beberapa destinasi domestik lainnya seperti  Sintang, Silangit, Nabire dan Maumere. Hingga akhir tahun 2016 Garuda Indonesia melayani penerbangan dari dan menuju 19 destinasi internasional dan 64 destinasi domestik.

Selama tahun 2016, Garuda Indonesia Group juga melakukan penambahan kapasitas penerbangan sebagai bagian dari program pengembangan revitalisasi armada dengan mendatangkan 17 pesawat, yaitu terdiri dari empat pesawat ATR 72-600, empat  pesawat A330-300, satu pesawat B777-300ER, dan delapan pesawat A330-200. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2016, Garuda Indonesia Group mengoperasikan sebanyak 196 pesawat dengan rata-rata usia pesawat mencapai 4,6 tahun.

Menghadapi proyeksi industri penerbangan global yang semakin kompetitif, Garuda Indonesia secara berkesinambungan terus memperkuat lini layanan dengan menerapkan prinsip “Excellent Indonesian Hospitality” yang merupakan filosofi layanan Garuda dengan mengedepankan keramahtamahan khas Indonesia. Formulasi tersebut terbukti membuahkan prestasi yang luar biasa, yaitu  awak kabin Garuda Indonesia berhasil meraih penghargaan “The World’s Best Cabin Staff” dari Skytrax (lembaga pemeringkat penerbangan independen di London) tiga kali berturut-turut (hat-trick) sejak tahun 2014 hingga 2016.

Selain World’s Best Cabin Staff,  Garuda Indonesia kembali mempertahankan reputasinya sebagai maskapai dengan layanan bintang lima, di antaranya;  Top 5 World’s Best Airlines in Asia,  Top 10 World’s Best First Class Airlines,  Top 10 World’s Best Economy Class Airlines, dan The Most Loved Airline.Selain Skytrax, Garuda Indonesia juga meraih penghargaan “Outstanding Food Service by a Carrier” oleh Pax International Magazine, Top 10 World’s Most Favorite Airlines versi TripAdvisor, Best Cabin Services oleh Smart Travel Asia, dan Best First Class Sparkling Wine-Champagne versi Business Traveller.

Demikian disampaikan oleh BENNY S. BUTARBUTAR VP CORPORATE COMMUNICATIONPT GARUDA INDONESIA (Persero) Tbk                                                                                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar