(dok/antara)
Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kiri) bersama Menlu Negeri China Wang Yi (kanan) memaparkan hasil kerja sama bidang ekonomi, di Jakarta, Kamis (2/5).
Interaksi personel
dan bisnis Indonesia dengan China mencapai 600.000 orang per
tahun.
JAKARTA - Dalam lima tahun ke depan China menargetkan akan melakukan peningkatan investasinya ke luar negeri hingga US$ 5 triliun. Pemerintah China pun membuka peluang Indonesia untuk bisa menarik sebanyak-banyaknya dana tersebut ke Tanah Air.
Tawaran ini keluar langsung dari mulut Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Pelaksana Tugas Menteri Keuangan Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (2/5).
Menurut Wang, kerja sama Indonesia dengan China di bidang
ekonomi memang sudah berlangsung lama dan terus tumbuh, tapi belum mencerminkan
potensi yang sesungguhnya.
Ia
memaparkan, hingga saat ini, volume perdagangan antara kedua negara US$ 60
miliar. Interaksi personel dan bisnis Indonesia dengan China mencapai 600.000
orang per tahun.
Total perdagangan Indonesia-China pada 2012 meningkat 38
persen menjadi US$ 51,05 miliar dari periode tahun sebelumnya yang sebesar US$
49,15 miliar. "Kerja sama tersebut masih kurang dan belum tercermin kekuatan
kita bersama. Kami akan manfaatkan terus potensi kerja sama ini," ujarnya.
Untuk itu, kata Wang, ketika China dalam lima tahun ke
depan bertekad untuk makin agresif berekspansi ke luar negeri, Indonesia diminta
menangkapnya dengan baik. "Kami mengharapkan sahabat kami Indonesia bisa
menampung lebih banyak jatah dari investasi itu," ucapnya.
China dalam hal ini memang bisa diartikan mengajak
Indonesia untuk beraliansi dengannya. Menurut China, jika China dan Indonesia
bekerja sama akan menambahkan suara negara berkembang di arena internasional.
"Kedua negara menghadapi masalah yang sama, yaitu harus mengembangkan ekonomi
dan membangkitkan bangsa," tutur Wang.
Menanggapi hal ini, pemerintah RI, kata Hatta, menyatakan
kesiapannya untuk mengambil porsi investasi yang akan digelontorkan pemerintah
China sebesar US$ 5 triliun dalam lima tahun ke depan. Namun, Hatta mengaku
pemerintah perlu memilah investasi dengan China agar mampu meningkatkan neraca
perdagangan kedua negara.
"Kami akan menarik investasi luar negeri dari China yang
menawarkan US$ 5 triliun tersebut. Tapi, tentunya kita harus memilah, di mana
investasi yang harus masuk tidak boleh menambah komponen impor atau
barang-barang pendukung dan bahan baku," ucapnya.
Kerja sama antara China dan Indonesia, menurut Hatta, dalam
bidang ekonomi sejatinya sudah tertuang dalam draf kesepakatan yang dikenal
dengan China-Indonesia Five Year Development Program for Trade and Economic
Cooperation Foreword.
Pertama, kerja sama di bidang ketahanan dan energi. Kedua
program ini terkonsentrasi pada upaya mengantisipasi berbagai praktik para
spekulan pasar yang dapat mengganggu stabilitas harga pangan dan energi.
Kedua, di bidang pertanian untuk peningkatan produktivitas
pangan, termasuk hibrida dan bahan pokok lain. Ketiga, di bidang energi dengan
mendorong partisipasi kalangan usaha China untuk investasi di industri hilir
atau pengolahan komoditas tambang di Tanah Air. Keempat, bidang kelistrikan,
membangun pembangkit listrik tenaga air dan batu bara melalui skema public
private partnership. Terakhir, bidang perdagangan dan investasi, diharapkan peningkatkan nilai perdagangan masing-masing bidang sebesar US$ 80 miliar pada 2015 dari tahun lalu sebesar US$ 51,05 miliar. Hingga kuartal I-2013 realisasi investasi China ke Indonesia kata Hatta tercatat US$ 60,2 juta.
"Volume perdagangan kita 5-10 tahun ke depan angkanya ditingkatkan tinggi sekali. Kita menargetkan sebetulnya dobel dalam waktu 2015 dari sisi kita. Tapi paling penting bukan hannya volume perdagangan yang meningkat, namun juga terjadi balance of trade antara kita dengan China," kata Hatta.
Impor Kakao
Dalam waktu dekat, Wang Yi menambahkan, pihaknya akan
mengimpor kakao sebesar US$ 1 triliun, sehingga ini bisa menjadi peluang bagi
Indonesia untuk merebut pasar tersebut untuk meningkatkan volume perdagangan
Indonesia-China.
Untuk investasi, nilai Investasi China ke Indonesia pada
2011 telah mencapai US$ 128,2 juta dengan proyek sebanyak 160 dan 2012
investasinya naik menjadi US$ 141 juta dengan 190 proyek. Sementara itu,
realisasi investasi China ke Indonesia pada kuartal I-2013 telah mencapai US$
60,2 juta di 99 proyek.
"Tapi, kami ingin investasi yang mengolah dari kekayaan
sumber daya alam Indonesia seperti kelautan, pertanian, dan mineral," ujarnya.
"Dalam beberapa tahun ke depan pun akan ada 600 juta turis
China yang berpelesir ke luar negeri dari posisi saat ini 84 juta orang. Jadi,
ini potensi besar yang akan kita ambil," tuturnya.
Sumber : Sinar
Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar