Dengan Nama Allah yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam, dan solawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad al-Mustafa [SAW], dan kepada
keluarga beliau yang suci, sahabat-sahabat pilihan dan orang-orang yang
mengikuti jejak mereka dengan baik, sampai Hari Akhir nanti.
Dengan senang hati saya menyambut Anda sekalian, para tamu yang terhormat dan
saya memohon kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang agar memberkati
upaya kolektif ini dan agar menjadikannya sebuah langkah efektif menuju
kebahagiaan umat Islam. "Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan semoga
Mengabulkannya."
Hari ini pokok bahasan tentang Kebangkitan
Islam, yang akan Anda sekalian bahas di dalam konferensi ini, merupakan daftar terpenting
isu-isu dunia Islam dan umat Islam. Ini merupakan sebuah fenomena luar biasa
yang akan mengakibatkan munculnya kembali peradaban Islam, untuk umat Islam dan
kemudian untuk seluruh dunia. Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi untuk
merealisasikannya, dengan izin Allah, hal itu tetap dalam kondisi baik dan berkelanjutan.
Hari ini apa yang ada di depan mata
kita dan tidak bisa dipungkiri oleh setiap individu yang cerdas dan tercerahkan
adalah bahwa dunia Islam kini telah muncul dari sela-sela persamaan sosial dan
politik dunia, telah menemukan posisi yang unggul dan terkemuka di tengah peristiwa
global yang menentukan, dan menawarkan pandangan yang segar bagi perkembangan kehidupan,
politik, pemerintahan dan sosial.
Hal ini dianggap sebagai fenomena yang
penting dan signifikan di dunia saat ini, yang sedang mengalami penderitaan
karena kekosongan intelektual dan teori yang mendalam setelah kegagalan komunisme
dan liberalisme. Hal ini merupakan sinyal
pertama dari peristiwa-peristiwa politik dan revolusioner di Afrika Utara dan dunia
Arab pada skala global, yang sinyal itu sendiri merupakan pertanda kebenaran
yang lebih besar yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Kebangkitan Islam, yang para
pembicaranya berada di kubu kesombongan dan reaksioner tidak berani menyebutkan
bahkan hanya kata-kata itu sekalipun, adalah kebenaran yang tanda-tandanya bisa
disaksikan di hampir seantero dunia Islam. Tanda yang paling jelas dari hal
tersebut adalah antusiasme opini publik, terutama di kalangan kaum muda, untuk
menghidupkan kembali kemuliaan dan keagungan Islam, untuk menyadari sifat dominasi
tatanan internasional dan membuka kedok wajah pemerintahan-pemerintahan yang
tak tahu malu, menindas dan arogan; serta pusat-pusat yang telah menekan masyarakat
Islam di Timur dan juga masyarakat non-Islam dalam cengkeraman mereka selama
lebih dari dua ratus tahun dan selama ini mereka telah mengekspos bangsa-bangsa
dengan cara brutal dan agresif, haus kekuasaan dengan menyamar berkedok peradaban
dan kebudayaan.
Dimensi kebangkitan yang menguntungkan
ini tersebar luas dan misterius, tapi apa yang bisa disaksikan dari hasil
langsung di beberapa negara Afrika Utara bisa membuat hati menjadi yakin
tentang hasil yang besar dan menakjubkan yang akan dicapai di masa depan.
Pemenuhan yang ajaib dari janji ilahi selalu merupakan pertanda harapan yg
memberikan inspirasi yang menjanjikan akan pemenuhan janji-janji yang lebih
besar.
Al-Quran menjelaskan tentang dua
janji yang Allah Ta'ala berikan kepada ibu Nabi Musa dalam sebuah contoh dari rencana
ilahi. Pada saat yang sulit, ketika beliau diperintahkan untuk melarungkan bayinya
di sungai di dalam keranjang, Allah
Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan
menjadikannya salah seorang rasul." [Al-Quran, Al-Qashas 28: 7]
Pemenuhan
janji pertama, yang merupakan janji yang lebih kecil dan penyebab
kebahagiaan bagi sang ibu, menjadi tanda bagi pemenuhan janji akan misi
kenabian selanjutnya, yang jauh lebih besar dan tentu saja, hal ini memerlukan
penderitaan jangka panjang, perjuangan dan kesabaran:
"Maka Kami kembalikan dia [Musa]
kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan tahu bahwa
janji Allah adalah benar ... " [Al-Quran, Al-Qashas 28: 13] Janji yang benar ini merupakan misi yang
besar yang dipenuhi setelah bertahun-tahun dan mengubah
jalannya sejarah.
Contoh lain adalah pengingat
tentang kekuatan yang dahsyat dari Allah untuk menggagalkan para penyerang Bait-Allah
untuk mendorong orang-orang yang menyaksikannya melalui Nabi Muhammad saw untuk
tunduk pada perintah-Nya, dimana Allah Ta'ala menggunakan contoh berikut ini:
"Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan [pemilik] Rumah ini" [Al-Quran,
Quraisy 106: 3] dan Dia berfirman," Bukankah Dia telah menjadikan tipu
daya mereka itu sia-sia? "[Al-Quran, Al-Fil 105: 2]
Demikian pula, untuk membangkitkan
semangat Nabi kekasih-Nya dan meyakinkan beliau tentang kebenaran janji Allah,
Dia berfirman: "Tuhanmu tidak
meninggalkan engkau [Muhammad dan tidak [pula] membencimu" [Al-Quran, ad-Duha
93: 3] Allah Ta'ala memberikan pengingat tentang berkat yang ajaib:
"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Diamelindungi[mu]. Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang lalu dia memberikan petunjuk." [Al-Quran,
ad-Duha 93:6-7] Dan masih banyak contoh semacam itu di ayat-ayat lainnya di dalam
Al-Quran.
Di saat Islam mencapai
kemenangan di Iran dan berhasil menaklukkan benteng Amerika dan Zionisme di
salah satu negara yang paling penting di wilayah yang sangat sensitif, orang-orang
yang bijak dan cerdas menyadari bahwa jika mereka memiliki kesabaran dan
wawasan, kemenangan semacam itu akan datang susul-menyusul.
Kebenaran gemilang di Republik
Islam ini, yang juga diakui oleh musuh-musuh kami, semuanya telah dicapai di
bawah naungan keyakinan akan janji ilahi, kesabaran, ketabahan dan selalu memohon
bantuan kepada Allah. Dalam menghadapi musibah, orang-orang yang lemah yang pada
saat genting mereka berteriak "kita benar-benar akan tersusul,"
[Al-Quran, Asy-Syu’ara 26: 61], namun bangsa kami selalu berteriak "Sekali-kali
tidak akan [ tersusul]; sesunggguhnya Tuhanku bersamaku. Dia akan memberi
memberi petunjuk kepadaku " [Al-Quran, Asy-Syu’ara 26:62]
Hari ini adalah pengalaman
berharga yang tersedia untuk orang-orang
yang telah berdiri tegak melawan arogansi dan tirani dan telah berhasil mengguncang
dan menggulingkan pemerintahan yang korup yang tunduk dan bergantung pada Amerika.
Perlawanan, kesabaran, wawasan dan yakin akan janji ilahi "sesungguhnya
Allah akan membantu dia yang membantu rencana-Nya" akan membuka jalan
kemuliaan bagi ummat Islam hingga mencapai puncak peradaban Islam.
Pada pertemuan penting ini,
yang dihadiri oleh para ulama dari ummat Islam dari berbagai negara dan mazhab
Islam, saya yakin saat ini adalah tepat untuk membahas beberapa pokok
pembahasan penting tentang masalah Kebangkitan Islam.
Pokok Pembahasan Pertama adalah
bahwa gelombang awal kebangkitan di negara-negara di kawasan ini, yang dimulai
bersamaan dengan masuknya pelopor kolonialisme, terutama disebabkan oleh agama
dan reformis keagamaan. Nama-nama pemimpin dan pribadi yang termasyhur -
seperti Sayyid Jamal ad-Din, Muhammad Abduh, Mirza-e Shirazi, Akhund-e
Khorasani, Mahmoud al-Hassan, Muhammad Ali, Sheikh Fazlollah, Haji Agha
Noorullah, Abul A'la Maududi dan puluhan mujahid serta ulama terkenal nan
agung dan berpengaruh dari Iran, Mesir,
India dan Irak - telah dicatat dalam catatan abadi sejarah. Demikian pula, di
era kontemporer, nama masyhur nana gung Imam Khomeini bersinar seperti bintang
yang terang di garis depan Revolusi Islam. Sementara itu, hari ini dan di masa
lalu, ratusan ulama termasyhur dan juga ribuan ulama yang mungkin kurang dikenal
telah memainkan peran besar maupun kecil dalam gerakan reformasi di berbagai
negara. Daftar reformis leligius dari kalangan intelektual, seperti Hassan
al-Banna dan Iqbal Lahori, juga demikian panjang dan menakjubkan.
Hampir di mana-mana, ulama dan
teolog telah menjadi otoritas intelektual dan pendukung spiritual bagi
masyarakat dan dimanapun mereka tampil dan berperan sebagai pemandu dan pelopor
pada saat perkembangan penting dan telah bergerak maju di baris depan gerakan
rakyat dalam menentang bahaya, ikatan intelektual antara mereka dan rakyat
telah diperkuat dan mereka telah memainkan peran penting dalam membimbing ummatnya.
Hal ini menguntungkan bagi
gelombang Kebangkitan Islam dan ini tidak menyenangkan dan justru menyedihkan bagi
musuh-musuh umat Islam, mereka yang menyimpan dendam terhadap Islam dan mereka
yang menentang aturan nilai-nilai Islam, dan mereka mencoba untuk mengambil alih
otoritas intelektual tersebut dari benteng-benteng religi dan menciptakan
pusat-pusat baru sebagai gantinya. Mereka telah belajar lewat pengalaman bahwa
mereka dapat dengan mudah mencapai kompromi dengan pusat-pusat atas
prinsip-prinsip dan nilai-nilai bangsa, tetapi hal ini adalah sesuatu yang
tidak akan pernah terjadi pada ulama-ulama saleh dan pribadi-pribadi religius
yang setia.
Hal yang demikian itu membuat
tanggung jawab ulama lebih berat. Dengan kewaspadaan dan kehati-hatian dan
dengan mengidentifikasi metode muslihat musuh dan intriknya, mereka benar-benar
harus menutup pintu rapat-rapat untuk infiltrasi dan menggagalkan semua makar
musuh. Salah satu bencana terbesar adalah ketertarikan terhadap iming-iming
kekayaan duniawi. Pemaparan kenikmatan kepada orang-orang kaya dan berkuasa sehingga
menjadi berhutang kepada nafsu dan kekuasaan taghut merupakan penyebab
paling berbahaya dalam pemisahan mereka dari masyarakat dan hilangnya
kepercayaan dan keramahan mereka.
Egosentris dan haus kekuasaan,
yang memikat pribadi-pribadi yang lemah kearah mengembangkan kecenderungan kepada
kutub-kutub kekuasaan, menyiapkan sarana untuk keterlibatan dalam korupsi dan
penyimpangan. Perlu kiranya kita selalu menjaga ayat suci Al-Quran ini dalam
pikiran kita: "Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak
menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan
[yang baik] itu bagi orang-orang yang takwa” [Al-Quran, Al-Qashas 28:83]
Hari ini, di era gerakan
harapan yang penuh inspirasi Kebangkitan Islam, hal-hal tertentu kadang-kadang bisa
kita saksikan di satu sisi, menunjukkan upaya oleh agen Amerika dan Zionis untuk
menciptakan otoritas intelektual yang tidak bisa diandalkan, dan di sisi lain
menunjukkan upaya Qarun bejat menyeret para agamawan dan orang-orang saleh kepada
aktivitas mereka yang tercemar penuh racun berbisa. Ulama dan orang-orang saleh
harus sangat waspada dan hati-hati.
Pokok Pembahasan Kedua adalah
perlunya menggambarkan tujuan jangka panjang bagi Kebangkitan Islam di
negara-negara Muslim, tujuan mulia yang memberikan orientasi kepada kebangkitan
bangsa-bangsa dan membantu mereka mencapai titik tertentu. Hal ini dilakukan
dengan mengidentifikasi titik tertentu yang kita dapat mempersiapkan roadmap
dan menentukan tujuan dalam jangka menengah dan pendek. Tujuan akhir ini
hanyalah semata demi menciptakan peradaban Islam yang gemilang. Seluruh bagian
dari ummat Islam –dari berbagai bangsa dan negara - harus mencapai posisi
peradaban yang telah ditentukan dalam Al-Qur'an.
Ciri utama dan umum dari
peradaban ini adalah bahwa memberi kesempatan kepada ummat manusia untuk
memanfaatkan semua kapasitas material dan spiritual yang Allah Ta'ala telah
karuniakan kepada mereka dan dunia dalam rangka untuk mendatangkan kebahagiaan
dan transendensi untuk kemanusiaan. Struktur permukaan peradaban ini dapat dan
harus disaksikan dalam pemerintahan yang populer, dalam undang-undang yang telah digali dari Al-Quran,
dalam mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan ummat manusia yang berbeda-beda,
dalam menghindari kekakuan dan sikap reaksioner serta inovasi yang tidak
beralasan dan pemalsuan, dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat dan
kekayaan, dalam menegakkan keadilan, dalam pembebasan dari ekonomi yang
didasarkan pada hak-hak istimewa, riba dan mengambil kebanggaan dalam kekayaan,
dalam mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, dalam membela orang-orang
tertindas di dunia ini, dan dalam kerja keras dan menciptakan pembaharuan.
Mengadopsi ijtihadi dan
pandangan ilmiah pada berbagai bidang - mulai dari humaniora ke sistem
pendidikan formal, dari ekonomi dan perbankan hingga produksi teknis dan teknologi,
dari media modern hingga seni dan perfileman dan hingga hubungan internasional
dan bidang-bidang lainnya - semua ini adalah di antara sekian persyaratan untuk
membangun peradaban.
Pengalaman telah menunjukkan
bahwa semua ini memang memungkinkan dan dalam kapasitas masyarakat Muslim.
Pandangan ini tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa dan pesimisme. Menjadi
pesimis tentang kemampuan seseorang adalah bentuk tidak bersyukur atas berkah
Tuhan, dan mengabaikan bantuan Allah dan hukum-hukum penciptaan hingga tergelincir
kepada kerancuan kearah "prasangka buruk terhadap Allah" [Al-Quran,
Al-Fath 48:6]. Kita bisa memutus rantai monopoli ilmiah, ekonomi dan politik
dari kekuatan dominan dan membantu ummat Islam menjadi pelopor mengembalikan
hak-hak mayoritas bangsa-bangsa di dunia, yang telah didominasi oleh minoritas
kekuatan arogan.
Dengan iman, ilmu pengetahuan,
akhlak dan perjuangan terus-menerus, peradaban Islam dapat menyumbangkan
pemikiran yang maju dan nilai-nilai perilaku mulia bagi umat Islam dan seluruh
umat manusia, dan hal ini bisa menjadi poin pembebas dari pandangan
materialistis dan menindas dan nilai-nilai perilaku korup yang membentuk pilar
peradaban Barat saat ini.
Pokok Pembahasan Ketiga ialah
bahwa dalam gerakan Kebangkitan Islam perlu kiranya memperhatikan secara konstan
pada pengalaman pahit dan mengerikan dalam menelusuri peradaban Barat dalam bidang
politik, perilaku dan gaya hidup.
Dalam lebih dari satu abad
mengikuti perkembangan budaya dan politik dari kekuatan-kekuatan arogan, negara-negara Muslim menderita dari
bencana mematikan seperti ketergantungan politik dan penghinaan, buruknya
keadaan ekonomi dan kemiskinan, turunnya nilai-nilai moral dan etika dan
keterbelakangan keilmuan secara memalukan, sementara ummat Islam menikmati
sejarah yang mulia dalam segala bidang.
Pernyataan ini tidak harus
ditafsirkan sebagai permusuhan terhadap Barat. Kami tidak memusuhi kelompok
manusia manapun hanya karena perbedaan geografis. Kami telah belajar banyak pelajaran
dari Sayidina Ali (salam atasnya) yang menggambarkan manusia dengan cara sebagai
berikut:
"Mereka yang beragama sama
dengan Anda adalah saudara Anda, dan mereka yang beragama lain daripada agama
Anda adalah makhluk manusia seperti Anda."
Keluhan kami melawan penindasan dan arogansi dan terhadap intimidasi dan
pelanggaran adalah kemerosotan moral dan praktis yang telah dikenakan pada
bangsa kita oleh kekuatan-kekuatan kolonial dan sombong.
Saat ini, kita bisa menyaksikan ancaman dan gangguan Amerika dan
beberapa pengikutnya di wilayah di negara-negara di mana angin kebangkitan
telah berubah menjadi badai pemberontakan dan revolusi. Janji-janji mereka
tidak boleh mempengaruhi keputusan dan tindakan tokoh-tokoh politik yang luar
biasa dan gerakan rakyat yang besar. Dalam kasus ini juga, kita perlu belajar
dari pengalaman kita: mereka yang menggantungkan harapan pada janji-janji
Amerika selama bertahun-tahun dan berdasarkan perilaku dan kebijakan mereka
pada kecenderungan mereka terhadap penindas tidak berhasil untuk menyelesaikan masalah
bangsa-bangsa atau menghilangkan ketidakadilan untuk diri mereka sendiri atau
bangsa lain. Dengan menyerah kepada Amerika, mereka tidak berhasil mencegah penghancuran
bahkan sebuah rumah Palestina sekalipun di dalam wilayah miliki bangsa Palestina.
Para politisi dan
pribadi-pribadi yang luar biasa yang ditipu oleh suap atau terintimidasi oleh
ancaman dari kubu kekuatan arogan dan kehilangan kesempatan besar akan
Kebangkitan Islam harus waspada terhadap ancaman Tuhan berikut ini: "Tidakkah
kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar
kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka
Jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman” [Al-Quran,
Ibrahim 14: 28-29]
Pokok Pembahasan Keempat adalah
bahwa hari ini salah satu upayah yang paling berbahaya yang mengancam gerakan
Kebangkitan Islam adalah usaha untuk memicu perselisihan dan mengubah gerakan
ini menjadi konflik berdarah baik sektarian, etnis maupun nasional. Saat ini, kelompok-kelompok
ini sedang dikejar secara serius oleh agen-agen intelijen Barat dan Zionisme
dengan bantuan petrodolar dan menyuap politisi dari Asia Timur hinggga Afrika
Utara dan khususnya di kawasan Arabia.
Dan uang yang bisa digunakan
untuk membawa kebahagiaan bagi umat manusia justru digunakan untuk membuat
ancaman, pengucilan, pembunuhan, pemboman, untuk menumpahkan darah Muslimin dan
menyalakan api dendam dalam waktu cukup lama. Mereka yang menganggap kekuatan
terpadu Islam sebagai hambatan di tengah jalan tujuan jahat mereka telah sampai
pada kesimpulan bahwa mengipasi api konflik di dalam umat Islam adalah cara
termudah untuk mencapai tujuan setan mereka dan mereka telah menggunakan
perbedaan pendapat di bidang hukum Islam, Kalaam, sejarah dan hadits - yang
alami dan tak terelakkan -sebagai alasan untuk mengucilkan, menumpahkan darah
dan menyebabkan fitnah dan korupsi.
Pandangan penuh waspada
terhadap konflik domestik secara jelas mengungkap tangan musuh di balik tragedi
ini. Tangan penipu ini pasti mengambil keuntungan dari ketidaktahuan, prasangka
dan kedangkalan pengetahuan yang ada pada masyarakat kita dan mereka meyiramkan
bensin ke dalam api. Tanggung jawab reformis agama dan politisi serta pribadi
yang luar biasa sangat berat dalam hal ini.
Saat ini, Libya, Mesir,
Tunisia, Suriah, Pakistan, Irak dan juga Libanon dengan satu atau lain cara
terlibat atau terkena api yang berbahaya. Hal ini memerlukan sikap sangat
berhati-hati dan segera mencari solusinya. Naif jika kita berpikir bahwa semua ini
hanya karena faktor ideologis, etnis dan motif-motif tertentu. Kampanye dan
propaganda dari media Barat dan kaki-tangannya, serta tentara bayaran di
wilayah tersebut berpura-pura menyatakan bahwa perang yang menghancurkan di
Suriah adalah konflik Syiah-Sunni dan mereka membuat margin keamanan bagi
Zionis dan musuh-musuh perlawanan di Suriah dan Lebanon.
Sebenarnya kedua belah pihak yang
berkonflik di Suriah adalah bukan Syiah dan Sunni, namun mereka adalah antara
para pendukung dan penentang perlawanan anti-Zionis. Pemerintah Suriah bukanlah
pemerintahan Syiah, demikian pula oposisi sekuler dan anti-Islam bukanlah kelompok
Sunni. Satu-satunya pencapaian dari komplotan
skenario berbahaya ini adalah bahwa mereka telah berhasil memanfaatkan sentimen
keagamaan mereka yang berpikiran sederhana untuk menyulut api yang mematikan
ini. Melihat apa yang ada di lapangan dan mereka yang terlibat di dalamnya pada
tingkat yang berbeda dapat memperjelas masalah bagi setiap individu yang adil.
Juga, dalam kasus Bahrain,
gelombang propaganda menyebarkan kebohongan dan penipuan dengan cara lain. Di
Bahrain, mayoritas tertindas - yang telah kehilangan hak untuk memilih serta
hak-hak dasar lainnya yang seharusnya dinikmati sebuah bangsa- telah bangkit
untuk menuntut hak-hak mereka. Haruskah kita menganggap konflik ini sebagai
konflik Syiah-Sunni hanya karena mayoritas yang tertindas adalah Syiah dan
pemerintah sekuler yang menindas berpura-pura sebagai Sunni? Tentu saja, para
penjajah Eropa dan Amerika dan teman-teman mereka di wilayah tersebut ingin
membuat hal-hal seperti itu muncul, tapi apakah kebenaran itu?
Inilah hal yang mengundang para
ulama dan reformis bijak untuk berpikir hati-hati dengan rasa tanggung jawab
dan mereka membuat identifikasi akan tujuan musuh di balik sorotan sektarian,
etnis dan perbedaan pendukung merupakan
kewajiban bagi semua orang.
Pokok Pembahasan Kelima adalah
bahwa salah satu standar untuk menilai apakah gerakan Kebangkitan Islam berada
di jalan yang benar adalah bagaimana posisi mereka dalam mengadopsi masalah
Palestina. Sejak enam puluh tahun yang lalu sampai hari ini, pendudukan
Palestina telah menciptakan tragedi terbesar yang pernah dialami oleh umat
Islam.
Sejak hari pertama sampai hari
ini, tragedi Palestina telah menjadi kombinasi pembunuhan, pembantaian,
penghancuran, perampasan dan pelanggaran terhadap apa yang dianggap suci dalam
Islam. Kebutuhan untuk menyiapkan perlawanan dalam berperang dan menyerang
musuh dan melawan mereka telah disepakati oleh semua mazhab Islam dan arus nasional
yang jujur dan sehat. Saat ini negara-negara Islam yang mengabaikan
tanggung jawab keagamaan dan nasional dari pertimbangan untuk tuntutan
dominan dari Amerika atau dengan dalih pembenaran tidak masuk akal seharusnya
tidak mengharapkan dipandang sebagai setia kepada Islam dan tulus dalam klaim
nasionalistik mereka.
Ini adalah ujian. Siapa saja
yang tidak menerima slogan membebaskan Al-Quds yang Suci dan menyelamatkan
bangsa Palestina dan wilayah Palestina atau siapa saja yang memelesetkan slogan
ini dan berpaling dari kubu perlawanan, akan dikecam. Umat Islam harus
menjaga standar yang jelas dan mendasar ini dalam pikiran mereka di manapun dan
kapanpun.
Para tamu, saudara dan saudari
yang saya hormati, jangan pernah melupakan makar musuh. Kurangnya kewaspadaan
kita akan menciptakan peluang bagi musuh-musuh kita.
Pelajaran yang disampaikan oleh
Sayidina Ali (salam atasnya) kepada kita bahwa "siapa pun yang ceroboh
terhadap tujuannya, musuh tidak akan pernah diam dalam mengambil keuntungan
..." Dalam hal ini, pengalaman kami di Republik Islam juga merupakan
sumber pelajaran. Setelah kemenangan Revolusi Islam di Iran, pemerintah Barat
arogan dan Amerika - yang telah lama berdiri menguasai penuh atas para taghut
Iran dan yang biasanya menentukan nasib politik, ekonomi dan budaya negara kita
dan yang telah meremehkan kekuatan dahsyat agama Islam di dalam masyarakat dan
tetap tidak menyadari kekuatan Islam dan Al-Quran sehingga terus mengerahkan kekuatan
dan membimbing - tiba-tiba sadar bahwa mereka tidak menyadari dan organisasi
pemerintah mereka, badan intelijen, dan ruang-ruang kontrol kembali bekerja
untuk menebus kekalahan besar yang mereka derita.
Kami telah menyaksikan berbagai
macam intrik dari mereka selama tiga puluhan tahun. Pada dasarnya, ada dua
faktor yang telah menggagalkan makar mereka: yakni desakan atas prinsip-prinsip
Islam dan kehadiran masyarakat di tempat kejadian. Kedua faktor tersebut adalah
kunci untuk masalah yang ada dimanapun. Faktor pertama dijamin oleh keyakinan
agama tulus akan janji Allah dan faktor kedua dijamin oleh upaya tulus dan
klarifikasi yang jujur.
Sebuah bangsa yang memiliki
iman dalam kejujuran serta ketulusan terhadap pemimpinnya akan membawa
antusiasme dengan kehadiran mereka yang diberkati, dan dimanapun bangsa itu tetap
di tempat kejadian dengan tekad yang kuat, tidak ada kekuatan yang mampu untuk
mengalahkannya. Ini adalah pengalaman sukses untuk semua bangsa yang sanggup
memunculkan Kebangkitan Islam melalui kehadiran mereka.
Saya berdoa kepada Allah Ta'ala
untuk melimpahkan bimbingan-Nya, bantuan dan belas kasihan kepada Anda dan pada
semua negara Muslim.
Salamu alaikum Wa Rahmatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar