Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
Berapa kali Anda sudah punya atasan selama karir
Anda? Jika sudah berkali-kali punya atasan, Anda punya kesempatan untuk membandingkan
atasan yang bagus dan yang biasa-biasa saja kan? Ada loh atasan yang
benar-benar bagus. Dan ada pula atasan yang yach…. begitulah. Atasan yang ada
atau tidaknya beliau itu sama sekali nggak ngaruh. Malah, situasi jadi makin
runyam kalau beliau ada dikantor kan? Beda sekali dengan atasan yang bagus. Kehadirannya selalu membuat
suasana kerja semakin mengasyikkan. Dan ketidakhadirannya, membuat kita rindu.
Anda punya atasan seperti itu? Asyik banget ya. Terus, apa sih yang menentukan
bagus atau tidaknya seorang atasan?
Coba perhatikan lagi. Atasan itu kan tidak harus
mengerjakan pekerjaan kasar seperti anak buahnya ya? Gampangnya, pekerjaan
fisik atasan selalu lebih sedikit dari anak buahnya. Tapi kok gaji atasan lebih
besar? Fasilitasnya lebih banyak? Gengsinya lebih tinggi? Kok bisa begitu? Bisa dong. Kan seseorang
diangkat menjadi atasan itu bukan untuk melakukan hal-hal yang bisa ditangani
oleh posisi dibawahnya. Semakin tinggi jabatannya, semakin sedikit tugas-tugas
teknisnya. Namun semakin besar peran strategisnya. Nah, soal tugas teknis itu
kan jelas berkaitan dengan kerja fisik. Kalau fungsi strategis? Bukan dengan
fisik. Melainkan dengan ‘daya pikir’ intelektualitasnya.
Artinya, kalau Anda dipromosikan untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi maka Anda diharapkan untuk lebih banyak menggunakan
daya pikir demi kemajuan unit kerja yang Anda pimpin, maupun kinerja perusahaan
secara umum. Jika Anda sudah menduduki jabatan yang tinggi tapi daya pikir Anda
masih seperti ketika Anda menduduki jabatan sebelumnya, maka itu artinya Anda
tidak menjalankan kepercayaan yang Anda dapatkan. Ingatlah bahwa pada posisi
yang semakin tinggi, porsi kerja fisik kita semakin sedikit. Porsi kerja
pikiran kita yang bertambah banyak.
“Lha kok jadi ribet banget ya? Kan kita punya
target-target yang diberikan oleh perusahaan. Yang penting kan target tercapai.
Selesai.” Mungkin Anda berpikir demikian. Tak apa-apa sih. Soalnya, banyak juga
pemimpin atau atasan berjabatan tinggi lainnya juga berpikiran seperti itu. Tak
masalah. Asal Anda tahu saja bahwa cara berpikir seperti itu bukanlah cara
berpikir seorang pemimpin. Jika kita masih mengira atau berprinsip ‘yang
penting semua pekerjaan selesai’, atau ‘yang penting target tercapai’, maka
kita ini masih memainkan peran sebagai seorang ‘pelaksana’. Pemeran pembantu
aja, kalau dalam sebuah film. Kita belum menjadi seorang penentu arah
perkembangan dan pertumbuhan unit kerja yang kita pimpin. Kita baru sekedar ‘memenuhi’
apa yang diinginkan oleh perusahaan atau board of director. Kita, belum menjadi
pemeran utama dalam film karir ini.
“Hlo, tapi saya ini kan boss hebat. Selama ini
baik-baik saja tuch. Pokoknya, selama target tercapai; posisi kita aman. Dan dalam
rapat board of directors, kita nggak bakal dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan
yang memojokkan.” Benar juga. Banyak kok boss yang masih berprinsip seperti
itu. Boleh saja sih, jika Anda pun berpendapat demikian. Tapi, cobalah diingat
kembali; apa sih bedanya antara manager dengan leader? Banyak bedanya. Antara
lain dari cara berpikir dan bekerjanya. Seorang boss yang hanya fokus pada
pencapaian target dan angka-angka yang diminta oleh BOD; bagus? Bagus banget.
Tapi dia baru sampai mengelola orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai
target itu. Untuk peran mengelola orang itu, dia mendapatkan gelar ‘manager’. Why?
Because. He has been succefully managing his people. Obviously, he is a good
manager.
Tapi jika orang itu berhasil mencapai
target-targetnya dengan baik. Dan. Ada ‘dan’-nya loh. Dan dia juga mempunyai
visi yang jelas untuk mengembangkan unit kerjanya BEYOND tuntutan angka-angka
itu, maka dia bukan sekedar mengelola. Jika dia terus menerus merangsang daya
pikirnya untuk menghasilkan strategy-strategy pengembangan unit kerjanya.
Mendorong pertumbuhan kualitas pribadi, kinerja maupun karir anak buahnya.
Senantiasa datang dengan ide-ide cemerlang yang diusulkan kepada top
management. Maka. Orang seperti ini bukan hanya sekedar menjadi pengelola. Dia
bukan sekedar seorang manager. Melainkan seorang leader. Why? Because. He is
not just working on delivering what others wanted him to do. Instead, he is striving
to convince top management or higher levels to follow the direction of the
business as he proposed them to consider. He is. A true leader.
Beda banget kan?
Saya tahulah. Anda sudah sering diskusi soal; apa
sih bedanya manager dengan leader? Banyak teori yang muncul. Makin ‘pinter’
orang yang menjelaskannya, makin ribet teorinya. Untungnya, saya ini bukan
orang pinter. Jadi, sesederhana itu saja saya memahami bedanya manager dengan
leader. Anda boleh setuju atau tidak. Buat saya. Buat team Anda. Dan buat
perusahaan Anda. Tidak terlampau penting. Anda setuju atau tidak, silakan saja.
Yang penting buat kami sekarang adalah; apakah sebagai seorang atasan Anda itu
hanya berjibaku dengan target-target yang Anda terima dari top management saja?
Ataukah, Anda sudah melampaui tuntutan-tuntutan standard itu?
Jadi sahabatku, itulah yang menentukan; apakah Anda
itu seorang atasan yang bagus. Atau yang biasa-biasa saja. Apakah Anda sudah termasuk
atasan yang bagus? Jika belum, mari mulai sekarang. Dan kita, bisa mulai dengan
memperbaiki cara berpikir kita. Kemudian mendayagunakan kemampuan intelektual
kita, untuk memikirkan hal-hal yang lebih strategis. Bisa? Insya Allah. Bisa
jika Anda melakukannya dengan sepenuh kesungguhan. Buktikan sendiri saja.
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 29 Mei 2013
Author, Trainer, and
Professional Public Speaker
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
PIN BB DeKa : 2A495F1D
Catatan
Kaki:
Ciri seorang pemimpin yang bagus antara lain adalah; dia
tidak mau sekedar melakukan apa yang diperintahkan board of directors kepadanya.
Sebaliknya, justru dia menawarkan berbagai macam gagasan untuk membawa
perusahaan ini kepada pencapaian yang jauh lebih baik lagi.
Ingin
mendapatkan kiriman “L (= Leaderism)”
secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman?
Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
Silakan teruskan kepada orang lain jika
Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak
perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda
sudah berbuat baik, namun Tuhan; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The
Cubicle).
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
DEKA - Dadang Kadarusman
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him @ 0812 19899 737 or Ms. Vivi @ 0812 1040 3327
Call him @ 0812 19899 737 or Ms. Vivi @ 0812 1040 3327
Tidak ada komentar:
Posting Komentar