Solo, 18 April 2015 – AkzoNobel, perusahaan cat dan pelapis terkemuka
di dunia melalui salah satu mereknya Dulux Catylac sekali lagi menegaskan komitmennya terhadap masyarakat lokal dengan melakukan
pengecatan dinding luar Museum Radya Pustaka Solo. Hal ini merupakan perwujudan dari ide Kota Humanis yang bertujuan untuk
menjadikan kawasan perkotaan menjadi lebih inspiratif, berenergi dan bersemangat,
khususnya bagi masyarakat Solo. Selain itu, proyek ini diharapkan juga mampu mengembalikan
nilai-nilai dan keindahan Museum Radya Pustaka. Proyek pengecatan kembali
Museum Radya Pustaka ini dimulai sejak 5 April 2015 dan berakhir di pertengahan
April ini.
“Museum merupakan ruang bersama untuk mempelajari dan memahami jati diri
kultural dan akar sejarah suatu masyarakat. Begitu pula Museum Radya Pustaka
yang merupakan identitas masyarakat Solo. Suasana dan koleksi-koleksi di
dalamnya akan membantu kita menghayati dan menyelami kehidupan dan akar budaya Jawa.
Melalui pengecatan kembali Museum Radya Pustaka, Dulux Catylac ingin
menghidupkan kembali nilai-nilai dan keindahannya. Kami berharap museum yang
lebih cerah ini akan menarik lebih banyak pengunjung untuk mengenal sejarah
lebih jauh,” ungkap Jun de Dios, Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia
(AkzoNobel Decorative Paints Indonesia).
Museum Radya Pustaka Solo didirikan pada 1890 dan merupakan salah satu
museum tertua di Indonesia. Saat ini, Museum Radya Pustaka menyimpan sekitar
10.000 jenis koleksi museum, termasuk 173 arca batu dan perunggu hasil kreasi
budaya masyarakat Jawa dari ribuan tahun silam.
Museum ini juga telah menjadi salah satu destinasi yang menarik bagi
pengunjung yang ingin lebih memahami budaya Jawa.
Seperti kota lain di Indonesia, Solo beriklim hujan tropis. Curah hujan
yang tinggi dapat membuat dinding mengelupas, serta terserang jamur dan lumut.
Dulux Catylac Exterior dilengkapi dengan teknologi Durabond Latex untuk membuat dinding lebih tahan dari serangan
hujan dan mencegah cat dari mengupas dari dinding. Cat ini juga memiliki
Algae-Fungus Resistant yang melindungi dinding dari jamur dan lumut, sehingga
dapat memberikan perlindungan lebih terhadap dinding luar museum. Dulux Catylac
Exterior juga dilengkapi dengan teknologi Chroma
Brite UV Fight yang mencegah pudarnya warna akibat sinar UV dan membuat
dinding lebih tahan lama dan cerah.
Warna yang digunakan untuk mempercerah Museum Radya Pustaka adalah warna
Putih 888, warna unggulan dari Dulux Catylac Exterior. Selain warna Putih,
Dulux Catylac juga memiliki koleksi Warna-Warni Favorit Indonesia yang akan
memudahkan konsumen untuk memilih 10
warna yang menjadi favorit masyarakat Indonesia. Setiap warna favorit
dilengkapi dengan pilihan 2 kombinasi warna lain sehingga memudahkan konsumen
untuk memilih dan memadupadankan warna.
Sebelum pengecatan di kota Solo, Dulux Catylac telah melakukan
pengecatan GOR Bekasi pada 2013 dengan melibatkan 556 juru cat dan pengecatan kawasan
Semawis di Semarang pada 2014. Pengecatan GOR Bekasi pada 2013 mendapat
penghargaan dari MURI untuk ”Pengecatan Serentak dengan Peserta Terbanyak”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar