Minggu, 26 Februari 2012

Perlu Buku Putih Kebijakan Luar Negeri Indonesia

Jakarta: Agar para diplomat Indonesia bekerja dengan pedoman yang jelas, Presiden meminta Kementerian Luar Negeri menerbitkan semacam buku putih (white book). Buku ini penting bukan saja bagi perwakilan Indonesia di luar negeri, melainkan juga bagi para menteri, gubernur, dan jajaran pemerintahan lainnya.

"White book semestinya dibuat untuk satu periode sebuah pemerintahan, misalnya KIB II, tetapi mesti juga di-update setiap tahun," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam arahannya pada Rapat Kerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di Luar Negeri, di Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (23/2) siang.

Dalam buku putih tersebut, lanjut SBY, tercantum tujuan, strategi, dan kebijakan politik luar negeri Indonesia. "Ini penting agar pandangan serta visi seluruh jajaran pemerintah segaris," SBY menambahkan.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga menceritakan apa yang ia dengar dari laporan-laporan. Misalnya, ada sebuah perwakilan Indonesia di luar negeri yang tidak kompak, ada office politics. Antara pimpinan dan staf terjadi 'korslet'. "Kalau itu terjadi, bikin habis waktu, mengurangi aktivitas tugas pokok," Presiden menyayangkan.

Presiden mengingatkan, jika perselisihan tersebut sudah di luar batas, sebaiknya yang bermasalh ditarik pulang. "Saya berharap saudara-saudara semua bisa menjalankan sistem manajemen kepemimpinan yang tepat," SBY menegaskan.

Persoalan lain yang disampaikan Presiden adalah soal periode pergantian dubes. Sering terjadi masa tugas dubes, yang umumnya tiga tahun, sudah habis tapi penggantinya belum ditetapkan. Berdasarkan amanah UUD 1945, penetapan dubes dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

SBY mengusulkan agar penarikan dubes dari posnya menunggu sampai penggantinya terpilih. "Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kevakuman yang terlalu lama di perwakilan-perwakilan RI pada masa pergantian," SBY menjelaskan.

Hal lain yang juga disampaikan Presiden adalah soal percepatan pendidikan, pelatihan, dan penyiapan interpreter untuk segala bahasa. "Kita dalam waktu dekat akan mendirikan pusat bahasa di Sentul (Bogor, Jawa Barat), bersama Mendikbud dan Menhan. Silakan disinergikan untuk juga mendidik, melatih, mempersiapkan, para interpreter," ujar Presiden. (arc)


SUMBER: http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/02/23/7700.html
Kamis, 23 Februari 2012, 13:05:46 WIB

Perlu Buku Putih Kebijakan Luar Negeri Indonesia

*Presiden SBY menyampaikan arahan pada Raker Kemenlu 2012 di kompleks Kemenlu, Jakarta, Kamis (23/2) siang. (foto: haryanto/presidensby.info)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar