Jumat, 23 Maret 2012

Undangan Seminar tentang : KARAKTER NEGARA


Undangan Seminar tentang : KARAKTER NEGARA


Undangan Seminar tentang : KARAKTER NEGARA

Senat Mahasiswa STF Driyarkara, mengundang publik yang berkenan untuk hadir dalam
 
Seminar dan diskusi mengenai “Karakter Negara” dengan pembicara:
 
1) Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno (Guru Besar Filsafat dan Etika Politik  STF Driyarkara)
 
2) Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu (Prajurit TNI mantan Kepala Staf Angkatan Darat/KSAD)
 
Moderator: Ito Prajna-Nugroho
 
yang akan diselenggarakan pada :
 
Hari, tanggal  : Senin, 26 Maret 2012
 
Waktu             : 11.00 – 13.00 WIB
   
Tempat           : Ruang Seminar IV STF Driyarkara (Cempaka Putih Indah 100A, Jembatan Serong, Rawasari, Jakarta Pusat, 10520)
    
Dalam pergulatan hidup sehari-hari, masyarakat sering merasakan ketidakhadiran negara dalam banyak peristiwa. Ketika terjadi penyiksaan TKI di luar negeri, rakyat dibuat bertanya-tanya di mana posisi negara. Ketika terjadi masalah terkait dengan gereja Yasmin Bogor, yang bahkan sudah ada putusan MA, negara seakan tidak hadir. Sangat berbeda ketika Obama menegaskan bahwa mendirikan mesjid adalah bentuk hak kebebasan warga negara, yang diungkapkan Obama di tengah-tengah kontroversi pendirian Islamic Centre di ground zero. Konflik tanah yang marak akhir-akhir ini, beserta dampaknya bagi para-petani kecil, menunjukkan juga ketidak-hadiran negara. Rakyat merasa tidak dibela oleh negara. Negara berlindung di balik ungkapan “sistem sudah berjalan.” Apakah memang sudah menjadi karakter negara kita untuk melempar tanggung jawab kepada tatanan yang dianggap sudah berjalan: "sudah ada mekanismenya"?
Seorang filsuf Yunani Kuno, Heraclitus, mengatakan secara sederhana: “Character is destiny.” Nasib seseorang ditentukan oleh karakternya. Begitu pula Nasib suatu bangsa. “Di pundak karakter warga negara,” kata Cicero, “terletak kesejahteraan suatu bangsa.”
NKRI adalah negara yang dibentuk dengan sengaja oleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia lahir lebih dulu mendahului NKRI. Bangsa Indonesia dengan sengaja membentuk NKRI itu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Semuanya gamblang dalam Pembukaan UUD 1945, yang di dalamnya memuat juga dasar negara Pancasila.
Pencapaian cita-cita tersebut, terkait dengan negara dan bangsa Indonesia, memerlukan bukan saja keunggulan teknis untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, tetapi juga kesetiaan kepada nilai-nilai dasar Pancasila. Kesetiaan kepada nilai-nilai dasar Pancasila inilah yang seharusnya menjadi karakter Negara Kesatuan Republik Indonesia.  
 
      Demikian surat undangan ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
 
Hormat Kami,
 
Senat Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
 
CP: Afi (085694632157), Vian (082114332970)
 
Catatan: peserta tidak dipungut biaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar