Senin, 17 Desember 2012

SRIKANDI AWARD 2012




Lembar Fakta
‘Srikandi Award 2012’     


Latar Belakang

·      Kasus malnutrisi masih menjadi masalah penting di Indonesia. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, terdapat penurunan dalam jumlah kasus balita yang tergolong gizi kurang dan gizi buruk
·      Pada tahun 2010, jumlah kelahiran anak di Indonesia tercatat sebesar 4.482.780 kelahiran. Data dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) memperlihatkan bahwa mayoritasnya (60%) ditangani oleh bidan
·      Riskesdas menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup di tahun 1991 mencapai 390 orang, sementara di tahun 2007 menurun sebanyak 228. Namun, untuk mencapai target MDGs 2015, yaitu 102 orang, bukanlah hal yang mudah, karena Indonesia merupakan negara yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan kultur sangat beragam dan menantang.
·      Selain itu, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya: AKB Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran. Angka tersebut 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia, 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand
·      Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun, yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80% kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat, persalinan yang aman dan perkembangan dini anak
·      Pada tahun 2004, jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta anak. Kemudian pada tahun 2006, jumlah balita gizi kurang dan buruk turun jadi 4,28 juta anak. Pada tahun 2007, angka kasus balita gizi kurang dan buruk menurun menjadi 4,13 juta anak
·      Walaupun angka prevalensi malnutrisi anak di Indonesia terus menurun, namun masih tergolong tinggi, dimana prevalensinya mencapai 42% sedangkan Srilanka yang memiliki tingkat pendapatan kotor per kapita (GDP) yang lebih rendah daripada Indonesia, tingkat prevalensi malnutrisi anaknya hanya 18%

Kerjasama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Sarihusada

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebagai organisasi profesi yang anggotanya memiliki legitimasi memberikan pelayanan khusus kesehatan ibu, bayi dan anak merasa berkewajiban mengambil bagian secara aktif dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak. Oleh karena itu pada hari ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia ke-57 yang jatuh pada 24 Juni 2008, IBI telah mendeklarasikan suatu komitmen terhadap kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir dan selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah strategis dan konkrit oleh seluruh anggota IBI di persada nusantara.
Sejak 20 tahun lalu IBI melaksanakan berbagai kegiatan sosial antara lain Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care), imunisasi, pelayanan Keluarga Berencana (KB), penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan bagi anak balita dan pengobatan sederhana secara cuma-cuma. Anggaran atau biaya kegiatan sebagian besar diperoleh dari swadaya anggota IBI, sebagian atas bantuan lintas program, lintas sektoral dan mitra kerja yang sifatnya tidak mengikat. Komitmen IBI dalam kegiatan sosial tertuang dalam program Pos Bhakti IBI yang kemudian diterjemahkan dalam program Pos Bhakti Bidan.

Sesuai dengan misi, visi dan komitmen IBI, PT Sari Husada turut mendukung program peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita Indonesia sebagai dukungan atas tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Oleh karenanya Sarihusada mendukung penuh program Pos Bhakti Bidan dan ingin memberikan apresiasi bagi bidan yang menjalankan program Pos Bhakti Bidan terbaik. Program ini dilakukan dalam bentuk kerjasama antara PP IBI dan PT Sari Husada sebagai program sosial bersama yang berkesinambungan.

Pos Bhakti Bidan

Pos Bhakti Bidan adalah program yang dijalankan bersama dengan tokoh dan anggota masyarakat di daerah tempat tinggal bidan. Kebersamaan dengan masyarakat dalam menjalankan program ini akan menjadi cikal bakal kepemilikan masyarakat atas program tersebut sehingga program pun dapat berlanjut.

Tahun ini, terdapat lebih dari 500 proposal program Pos Bhakti bidan yang diterima. Dewan juri telah menyaring 250 bidan yang mendapatkan bantuan untuk pelaksanaan program di berbagai daerah di seluruh Indonesia

Beberapa tahapan kegiatan telah dilalui seperti sosialisasi program, mentoring, monitoring dan tahap evaluasi dimana akan dipilih 9 bidan terbaik dalam menjalankan programnya, sehingga dapat dijadikan model upaya terbaik “best practices” bagi pembangunan kesehatan masyarakat dan dapat menjadi inspirasi bagi upaya-upaya pembangunan kesehatan yang dijalankan oleh masyarakat.

Atas upaya terbaik yang telah dilakukan bidan tersebut, PP IBI bersama Sarihusada bermaksud memberikan penghargaan khusus berupa Srikandi Award.

Proses penentuan bidan terbaik dari 9 nominasi yang berhak atas penghargaan Srikandi Award tersebut akan dilakukan oleh Dewan Juri yang terdiri atas unsur pemerintah, akademisi, pers, NGO, PP IBI & Sarihusada.

Tujuan

1.    Memberikan apresiasi atas berbagai upaya terbaik dalam mendukung pencapaian MDGs nomor 1, 4 dan 5 yang dilakukan oleh bidan bersama masyarakat
2.    Menginspirasikan pembelajaran bersama atas komitmen dan keberhasilan terhadap upaya pencapaian MDGs
3.    Mendorong lebih banyak pihak untuk berkomitmen dan berupaya mencapai target MDGs Indonesia pada tahun 2015


Kategori Penilaian

Terdapat tiga kategori penilaian, yaitu:
1.    Kategori MDGs 1: Inisiatif Pemberdayaan Pangan & Ekonomi Lokal
2.    Kategori MDGs 4: Inisiatif Peningkatan Kesehatan Anak
3.    Kategori MDGs 5: Inisiatif Peningkatan Kesehatan Ibu
Kriteria Penilaian

Terdapat tujuh kriteria penilaian, yaitu:
1.    Kelengkapan administrasi pengelolaan program
2.    Ketertiban administrasi keuangan
3.    Kemitraan & pemberdayaan
4.    Hasil program
5.    Dampak program
6.    Keunikan program
7.    Keberlangsungan dan keberlanjutan program

Dewan Juri

1.    dr. Kartono Mohamad (Mantan Ketua IDI, Ketua Dewan Juri Srikandi Award)
2.    Dr. H. Abidinsyah Siregar, DHSM, Mkes. (Kantor Kementerian Kesehatan RI)
3.    Ninuk Mardiana Pambudy (Senior Editor Harian Kompas)
4.    Dr. Harni Koesno, MKM (Ketua Umum IBI)
5.    Diah S. Saminarsih (Asisten Utusan Khusus Presiden untuk MDGs, Bidang Percepatan MDGs Dalam Negeri dan Sinergi Komunitas)
6.    Dr. Pinky Saptandari, M.A (Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia)

Srikandi Award 2012

Finalis untuk kategori MDGs 1 - Inisiatif Pemberdayaan Pangan & Ekonomi Lokal:
1.    Bidan Wilda Inayah – Wonosobo, Jawa Tengah;
Nama program: ‘Kreasi Gizi di Lumbung Padi’
2.    Bidan Suhatmi Puji Lestari – Sragen, Jawa Tengah;
Nama program: ‘Modal Mentok Bekal Mandiri’
3.    Bidan Sunarti – Kokap, Kulonprogo, D.I. Yogyakarta;
Nama program: ‘Sumber Gizi dari Tanah Kami’

Finalis untuk kategori MDGs 4 - Inisiatif Peningkatan Kesehatan Anak:
4.    Bidan Patima Ohorella – Tulehu, Maluku Tengah;
Nama program: ‘Delivery Rantang Gizi’
5.    Bidan Muna – Sulawesi Tenggara;
Nama program: ‘ASI, Bukti Cinta Ibu’
6.    Bidan Syafrianti – Kuantan Singingi, Riau;
Nama program: ‘Pondok Gizi untuk Buah Hati’

Finalis untuk kategori MDGs 5 - Inisiatif Peningkatan Kesehatan Ibu:
7.    Bidan Siti Kholifah – Pacitan, Jawa Timur;
Nama program: ‘Hamil Sehat Ibu Belia’
8.    Bidan Kasriyatun – Pati, Jawa Tengah;
Nama program: ‘Menepis Ironi di Ladang Garam’
9.    Bidan Nurifah Siregar – Ketapang, Kalimantan Barat;
Nama program: ‘Edukasi Dini Menyambut Buah Hati’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar