Senin, 28 Januari 2013

Rasyid dan Rajasa di London?



13593895081133636643
Rasyid Amrullah Hatta (Sumber: Kompas.com)
Entah gosip itu berasal dari mana, M. Rasyid Amrullah Rajasa, sejak minggu lalu sudah berada di London, Inggris, untuk melanjutkan kuliahnya di University of East London. Seiring dengan dimulainya perkuliahan di universitas tersebut, setelah liburan Natal dan Tahun Baru.
Padahal, seharusnya Rasyid tidak boleh meninggalkan Jakarta, apalagi meninggalkan Indonesia, karena harus mengikuti proses hukum kasus kecelakaan lalu-lintas maut yang melibatkannya.
Seperti yang telah diketahui bahwa pada 1 Januari 2013, dini hari, di tol Jagorawi, BMW X5 yang dikemudikan oleh putra bungsu Hatta Rajasa (Menko Perekonomian) itu menabrak dari belakang sebuah Daihatsu Luxio, mengakibatkan dua orang penumpang Luxio tewas seketika.
Kalau orang biasa yang berada di posisi Rasyid, dapat dipastikan polisi akan segera – dalam tempo beberapa jam – telah menetapkannya sebagai tersangka, dan langsung ditahan. Tetapi, karena ini adalah putra seorang pejabat tinggi negara, maka perlakuannya pun beda. Bahkan polisi terkesan seperti “terpaksa” melakukan proses hukum kepada Rasyid, termasuk menetapkannya sebagai tersangka, karena kasus ini telanjur sudah diketahui publik. Sejak awal kasus ini memang janggal di tangan polisi.
Hatta Rajasa sebagai ayah dari Rasyid telah dengan cepat menyatakan bahwa Rasyid akan tetap bertanggung jawab secara hukum atas perbuatannya itu. Keluarganya menghormati hukum.
Tetapi, di tengah-tenggah semakin menipisnya kepercayaan publik kepada para pejabat (tinggi) Indonesia, dan penegakan hukum di Indonesia, apakah pernyataan Hatta Rajasa itu bisa dipercaya oleh publik? Publik tentu lebih mengharapkan bukti nyata daripada sekadar ucapan.
Demikian pula dengan perkembangan terakhir kasus ini, dengan beredarnya gosip bahwa Rasyid Amrullah Rajasa, yang seharusnya tidak boleh meninggalkan Indonesia, karena harus segera mengikuti persidangan kasusnya, dikabarkan malah sekarang sudah berada di London, Inggris, untuk melanjutkan kuliahnya!
Benarkah?
Seperti kompak, Hatta Rajasa dan pihak kepolisian pun segera membantahnya. Hatta Rajasa mengatakan tidak benar anaknya itu sudah berada di London. Rasyid masih ada di Jakarta, tinggal di rumahnya, dan masih menjalani pemeriksaan kesehatannya secara rutin, katanya.
“Tadi pagi rutin ke rumah sakit,” kata Hatta di sela-sela acara rapat kerja pemerintah di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (28/1/2013), ketika ditanya mengenai isu putranya kembali ke London, Inggris (Kompas.com).
Sedangkan Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan kabar kepergian Rasyid itu hanya gosip. “Kami tidak pernah dengar kabar seperti itu. Jangan percaya gosip!” ujarnya, Senin, 28 Januari 2013. Meskipun dia mengaku, memang tidak ada pencekalan bagi Rasyid ke luar negeri (Tempo.co.id).
Di sini saja, sebenarnya menimbulkan tanda tanya lagi. Ketika beredar gosip tersebut, polisi seharusnya bertindak cepat dengan melakukan pengecekan langsung ke rumah Hatta Rajasa, apakah benar anak Menko Perekonomian itu masih ada di situ. Yang terjadi, polisi tidak melakukan apapun, dan percaya begitu bahwa Rasyid masih ada di rumahnya itu. Hanya dengan alasan “kami belum mendengar,” polisi merasa yakin bahwa gosip itu hanya sebatas godip yang tidak layak dipercaya.
Hatta Rajasa pun hanya sebatas membantah gosip tentang keberadaan putra bungsunya itu di London. Tanpa berupaya untuk segera membuktikan kepada publik kebenaran bantahannya itu. Publik malah cenderung lebih percaya gosip itu ketimbang bantahan dari Hata Rajasa dan polisi.
Seharusnya, untuk menepis gosip tersebut, dan meyakinkan publik, Hatta Rajasa segera menampilkan Rasyid ke depan publik, sebagai bukti bahwa Rasyid memang masih berada di Jakarta. Bukan di London. Cukup dengan mengundang sejumlah wartawan ke rumahnya untuk sama-sama menyaksikan keberadaan Rasyid di rumahnya itu.
Yang terjadi, sampai saat ini, Hatta Rajasa hanya membantah, tanpa membuktikan kebenaran bantahannya itu. Polisi pun tenang-tenang saja, karena mereka “belum pernah mendengar” kabar Rasyid sudah ke London itu, merasa tidak perlu untuk membuktikan sendiri langsung ke tempat, apakah gosip itu benar ataukah tidak.
Sejak awal kasus ini memang menimbulkan banyak tanda tanya, karena kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan polisi dalam penanganannya.
Pada awal kejadian. Begitu tahu bahwa kecelakaan lalu lintas itu melibatkan anak Hatta Rajasa, sudah timbul kesan kuat bahwa polisi hendak menutup-nutupi kasus tersebut agar jangan sampai diketahui umum. Antara lain dengan “menyembunyikan” mobil BMW X5 yang dikemudikan Rasyid itu di kantor Laka Lantas Polda Metro Jaya. Nomor polisinya, B 272 HR pun terkesan hendak dirahasiakan, tetapi karena banyak saksi mata sudah “terlanjur” mencatat nomor polisi itu, polisi tidak bisa menghindar lagi.
1359389668147460306
Tidak seperti biasa, awalnya, mobil BMW X5 yang dikemudikan Rasyid itu dibungkus polisi seperti ini. Nomor pelatnya pun dicopot. Supaya tidak diketahui publik siapa sebenarnya pengemudinya? (Sumber: Kompas.com)
Ketika itu kedua mobil yang terlibat kecelakaan maut itu dibawa ke Subdit Laka Lantas Polda Metro Jaya, tidak seperti biasa, mobil BMW X5 yang dikemudikan oleh Rasyid itu mendapat “perlakuan khusus.” Seluruh bodi mobilnya ditutupi dengan plastik berwarna abu-abu, dan pelat nomor kedua mobil itu juga dicopot polisi. Padahal selama ini tidak pernah polisi mencopot pelat mobil yang terlibat kecelakaan,  dibiarkan apa adanya,  apalagi sampai membungkusnya seperti itu.
Tidak seperti biasa juga, setelah “terpaksa” menetapkan Rasyid sebagai tersangka, polisi juga tidak segera menahannya. Polisi “menunggu” sampai Rasyid dinyatakan sakit, sehingga ada alasan untuk tidak menahannya. Rasyid pun diperbolehkan polisi untuk dirawat di rumahnya, sementara menunggu kasusnya diproses hukum.
Entah apa sesungguhnya sakit yang diderita oleh Rasyid, sampai hampir tepat satu bulan sejak kecelakaan itu, dia masih belum sembuh-sembuh juga. Padahal saksi mata mengatakan bahwa ketika kecelakaan terjadi, pengemudi BMW X5 itu, sehat-sehat saja, tidak menderita luka apapun. Apakah karena menderita trauma kejiwaan sedemikian parah sampai sedemikian lama juga belum sembuh? Yang pasti, sejak dinyatakan sakit, dan diperbolehkan tinggal di rumahnya. Publik pun tidak bisa lagi mengetahui kondisi sebenarnya Rasyid. Wartawan pun dilarang mendekati rumah itu.
Kasus kecelakaan lalu-lintas ini pun bukan suatu kasus pelik. Kasusnya sama dengan kasus-kasus kecelakaan lalu lintas pada umumnya. Ada mobil yang menabrak mobil lain, entah karena mengantuk, atau alasan lainnya, ada korban jiwanya. Semuanya jelas. Tidak ada misterinya. Tetapi seolah-olah polisi tiba-tiba menjadi amatiran dalam menangani kasus ini. Sampai-sampai membuat berkas perkaranya pun tidak becus, sampai harus dikembalikan oleh pihak Kejaksaan untuk diperbaiki.
Hebatnya, untuk pertama kali sebuah kasus kecelakaan lalu lintas biasa seperti ini, sampai hampir satu bulan kemudian, polisi belum juga selesai melakukan penyidikannya.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, pada 28 Januari 2013, mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan kasus Rasyid. Seluruh proses yang telah dilakukan, kata dia, sudah sesuai dengan aturan yang ada (Kompas.com).
Sebelumnya, polisi sudah menyerahkan berkas perkara itu ke Kejaksaan Agung, tetapi dikembalikan lagi ke pihak penyidik Polda Metro Jaya, pada Kamis, 17 Januari 2013, karena belum lengkap.
Setelah dilengkapi, polisi menyerahkan kembali berkas tersebut ke Kejaksaan. Sampai sekarang masih diteliti oleh pihak Kejaksaan.
“Untuk berkas Rasyid masih dilakukan penelitian kembali oleh penuntut umum,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Setia Untung Arimuladi kepadaKompas.com (Senin, 28/01/2013),
Sampai kemudian beredar gosip bahwa diam-diam Rasyid Amirullah Hatta sudah berada di London, Inggris.
Kalau Hatta Rajasa benar-benar ingin membuktikan bahwa bantahannya itu benar, bahwa anaknya itu masih ada di rumahnya di Jakarta, maka seharusnya sesegera mungkin dia memperlihatkan anaknya itu ke depan publik. Kalau telat, meskipun kemudian hal itu dilakukan, publik tetap saja bisa curiga bahwa sebenarnya, memang betul Rasyid sempat ke London, atau ke negara lainnya, tetapi karena ketahuan, diam-diam Rasyid dipulangkan kembali ke Indonesia. Khusus untuk “membuktikan” dia masih ada di Indonesia.
Ataukah inilah menghormati hukum ala Hatta Rajasa? ***
__._,_.___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar