Selasa, 09 April 2013

JAGA MARTABAT MU


================ ♥

Tanjungpinang Undercover

Dari penelusuran Tanjungpinang Pos mengenai kehidupan malam para remaja, khususnya para perempuan malam di Tanjungpinang, ternyata profesi ini tidak hanya didominasi oleh para pelajar yang berlabel ayam sekolah dan mahasiswi bersatatus ayam kampus.

Ratih, begitulah wanita berusia 33 tahun ini meminta sebutan bagi dirinya. Wanita berparas ayu, tinggi sekitar 160 centimeter, rambut hitam lurus seleher ini membeberkan kebiasaannya yang selalu menemani para lelaki hidung belang, di samping pekerjaan utamanya sebagai seorang PNS di Pulau Bintan.

Dari penuturannya, Ratih sudah hampir sepuluh tahun menyandang status PNS, sedangkan profesi ganda yang dilakoninya juga baru beberapa tahun terakhir dijalani.

Salah satu yang mendasari adalah, proses hidup yang harus membiayai kebutuhan tiga orang anaknya, yang sudah ditinggal pergi sang suami.

“Saya harus akui, ini karena faktor ekonomi. Memang gaji dan tunjangan seorang PNS sangat cukup bagi saya dan anak-anak. Tapi mungkin karena gaya hidup saya yang cukup glamor sejak muda, sehingga pendapatan halal dari pekerjaan seorang pegawai negeri tidak mencukupi,” ujarnya kepada Tanjungpinang Pos, kemarin.

Ratih juga mengungkapkan, bahwa dirinya tidak jarang juga bertemu dengan beberapa oknum PNS lainnya yang melakukan hal serupa. Dan mayoritas, para pegawai yang berstatus PNS dan PTT ini juga mengalami kehancuran rumah tangga.

“Di satu sisi saya memang ingin berhenti dari pekerjaan tambahan ini, dan berharap ada seorang lelaki yang benar-benar bisa menjadi suami dan ayah bagi anak-anak saya. Terus terang, karena himpitan ekonomi inilah membuat saya terpaksa menjalani profesi terlarang ini,” imbuhnya.

Dikorek mengenai pria-pria hidung belang yang dilayaninya, Ratih mengatakan, mayoritas yang berhubungan dengan dirinya adalah sesama PNS, bahkan yang sudah berlevel pejabat.
Hal ini terjadi, karena merekalah yang tahu kesehariannya di kantor, lalu dari pertemanan dan tawaran-tawaran duit, sehingga transaksi jual beli tubuh pun terjadi.

“Ada juga beberapa dari pengusaha, tapi itu pun jarang-jarang,” akunya.
Diakhir wawancara singkat, Ratih hanya berharap, suatu saat nanti ia akan berhenti dari profesi ini. Karena bagaimanpun, anak-anaknya sudah mulai tumbuh besar, dan ia tidak menginginkan pekerjaan ini diketahui oleh tiga buah hatinya.

“Kalau ditanya berhenti, pasti saya pingin berhenti. Karena saat inipun saya sudah memiliki pekerjaan tetap untuk masa depan kelaurga saya,” jelasnya.

Uang memang selalu ada, namun hal ini tak menjamin seorang wanita ingin tetap berprofesi seperti ini. Beberapa ayam kampus pun mengutarakan hal serupa. Dari hati, mereka ingin menjani kehidupan wajar sebagai wanita.

“Jika kuliah saya selesai, saya ingin mencari pekerjaan yang halal dengan ijazah yang ada,” tutur Delima (samaran) ayam kampus yang mengakui kehidupannya sebagai ayam kampus lebih banyak dijalani dengan kondisi terpaksa.
Teman Delima, sebut saja Edelwis juga mengutarakan hal tak jauh berbeda.

“Saya hanya membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan kuliah dan biaya hidup di Tanjungpinang. Karena tak mungkin saya minta kiriman lebih dari orang tua yang kehidupannya pas-pasan,” tuturnya.

Bahkan mahasiswi ini mengaku harus bersandiwara dengan cara pura-pura merasakan nikmatnya melakukan hubungan tubuh dengan lelaki yang membookingnya, sementara hatinya teriris.

“Siapa yang tak ingin mencukupi kebutuhan hidup dengan hasil keringat yang halal? Cuma, kalau sudah terjun ke dunia ini kebutuhan akan uang mau tak mau harus terus ada, karena untuk biaya perawatan dan penampilan,” sambung Edelwis.

Meski ada yang menjalaninya sebagai bentuk kesenangan, suatu ketika pemilik wajah oval ini berani menjamin tetap ada rasa penyesalan di hatinya.

“Karena kami manusia biasa, punya rasa senang dan sedih,” tutupnya.

Malam semakin dingin di sebuah kafe di Tanjungpinang, Delima dan Edelwis lalu lebih banyak diam. Satu di antara wanita muda ini menopang dagunya dengan sebelah telapak tangan. Ia menatap jalan di luar kafe. Tak ada suara, tak ada tambahan cerita.



http://tanjungpinangpos.co.id/2013/04/63997/prostitusi-jerat-pegawai.html

https://www.facebook.com/pages/TgPinang-PBINTAN/250911784931037

Tidak ada komentar:

Posting Komentar