Selasa, 18 November 2014

Berbagi Kasih Untuk Perempuan Indonesia


Undangan Konferensi Pers

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) bersama Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan  Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) akan menyelenggarakan sebuah Opera yang berjudul 'Clara' pada 13 dan 14 Desember 2014 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM).

'Clara' karya Ananda Sukarlan diadopsi dari cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang juga berjudul Clara. Opera ini berkisah tentang ]Clara' seorang gadis Tionghoa yang diperkosa padaTragedi Mei 1998. Pementasan 'Clara' ini merupakan bagian dari acara penggalangan dana bagi Pundi Perempuan, sebuah wadah penggalangan dana publik untuk mendukung Women’s Crisis Center di Indonesia dan juga merupakan bagian dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP).

Untuk mendukung kegiatan tersebut, kami bermaksud mengundang rekan-rekan media untuk hadir dalam konfrensi pers yang akan diselenggarakan, pada:             

Hari, Tanggal     : Kamis, 20 November 2014
Pukul                : 12.00 WIB (diawali makan siang)
Tempat             : Indonesia untuk Kemanusiaan (IKA)
  Jalan Cikini Raya, No 43, Jakarta Pusat 
  Tlp: 021-3152726

Demikian undangan  disampaikan. Untuk informasi dan konfirmasi silahkan menghubungi:

Elwi Gito (Komnas Perempuan) 
021-3903963 atau 081287996922 

Chendra Panatan (AScenter)
0818.891038, email: ycep@yahoo.com

Ananda Sukarlan Center for Music & Dance
Komplek Ruko Duta Mas Blok A1 No. 11, ITC Fatmawati
Jl. R.S Fatmawati 39 - Jakarta 12150
Telp: 021.7237285, HP: +62.818.891038
Website: Welcome To Ananda Sukarlan Center
PRESS RELEASE
Kamis, 20 November, 2014
Berbagi Kasih Untuk Perempuan Indonesia
Sebagai bagian dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKA), Komnas Perempuan dan Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) akan menampilkan karya operabaru dari maestro musik klasik Indonesia Ananda Sukarlan: CLARA, yang terinspirasi dari cerpenberjudul sama karya Seno Gumira Ajidarma. Opera ini menggambarkan salah satu penggalan kisah saat kerusuhan Mei 98, yang secara spesifik mengisahkan kisah perkosaan (sebelum, selama dan setelahnya) seorang gadis keturunan Cina. Clara menunjukkan sebuah proses diimana korban kekerasan ditolak, disangkal dan dibungkam.
Dalam konteks kekinian, sikap menyalahkan korban masih terus terjadi. Hal ini bisa dengan mudah kita lihat dari respon berbagai pihak yang dalam berbagai kasus kekerasan seksual terhadap perempuan seharusnya dapat memberikan perlindungannamun seringkali tidak sensitif ketika menghadapi korban.  Walaupun kisah ‘Clara’ ini lebih spesifik berbicara tentang apa yang terjadi pada bulan Mei 98 lalu, namun alur ceritanyaadalah representasi dari banyak kejadian serupa dalam banyak peradaban. Meskipun telah diakui oleh negara bahwa tindakan pemerkosaan adalah tindakan kriminal, ironisnya seringkali korban justru menjadi pihak yangseringkali disalahkan. Lalu, jika seluruh sejarah peradaban manusia belum menemukan solusi untuk itu, apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menguatkan korban?
Salah satunya jalan adalah dengan membuka kesadaran masyarakat, penegak hukum dan negara bahwa perkosaan adalah tindakan yang sangat traumatis dan akan mempengaruhiseluruh aspek kehidupan korban dalam jangka waktu yang sangat panjang (walaupun kejadiannya hanya beberapa menit saja) sehingga perlu ada tindakan-tindakan hukum dan pemulihan bagi mereka.  Pementasan ini diharapkan dapat menyampaikan pesan tersebut dan memberikan sebuah gambaran tentang situasi yang dilalui oleh seorang korban perkosaan.
Di opera ini, peran Clara akan dinyanyikan oleh penyanyi klasik bersuara soprano yang kini sedang naik daun dalam ranah pop, Isyana Sarasvati. Sedangkan 2 peran utama lainnya diperankan oleh para penyanyi klasik lainnya yang bersuara tenor yang tidak kalah kualitasnya, yaitu Nikodemus Lukas (ayah Clara) dan Widhawan Aryo Pradhita (Polisi). Ketiga penyanyi tersebut di atas adalah pemenang Kompetisi Vokal Nasional "Ananda Sukarlan" 2013. CLARA juga menampilkan para drummers lelaki sebagai simbol para pemerkosa dari Jakarta Drum School, penari dari Jakarta Ballet dan Ananda Sukarlan Chamber Orchestra.
Kesempatan ini juga merupakan "launching" dari CD Ananda Sukarlan yang terbaru, "An Essay on Love" yang antara lain mengetengahkan karya orkes "Chamber Symphony In Memoriam Ainun Habibie" yang dipesan oleh presiden RI ke-3, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie untuk mengenang istrinya serta kisah cinta mereka berdua. Habibie adalah pendiri Komnas HAM Perempuan pada saat setelah kejadian Mei 98 yang kemudian menjadi sangat berguna untuk menolong para korban pemerkosaanbaik dari kejadian tersebut maupun sampai saat ini. 
CLARA  akan dipagelarkan pada hari Sabtu & Minggu, 13 dan 14 Desember 2014 jam 20.00 (Sabtu) dan jam 16.00 wib (Minggu) di Graha Bakti Budaya, TIM.
Harga tiket: bronze @ Rp. 250.000,-, silver @ Rp. 350.000,-, gold @ Rp. 500.000 dan platinum @ Rp. 1 juta. Hasil bersih donasi dari pementasan ini akan dihibahkan untuk penggalangan dana bagi Pundi Perempuan sebagai sebuah wadah sumber daya yang akan disalurkan untuk pusat-pusat pelayanan (Women’s Crisis Center) perempuan korban kekerasan di Indonesia.
Info & reservasi:
Ananda Sukarlan Center  - 0818.891038, email: ycep@yahoo.com
Indonesia untuk Kemanusiaan – 081287137298, email ayaoktaviani@ysik.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar