Kamis, 14 Februari 2013

DISKUSI KONSERVASI LUMBA-LUMBA BERSAMA MENTERI KEHUTANAN DAN DUTA BESAR AMERIKA SERIKAT DIWARNAI KERICUHAN

Jakarta, 6 Februari 2013 - Terlihat sejumlah orang diluar venue @america di Pacific Place, Jakarta Selatan, menggunakan baju hitam-hitam ala sekuriti dan memaki-maki pengunjung dan penjaga venue tersebut. Mereka mempertanyakan izin dari acara tersebut, terutama keberadaan Jakarta Animal Aid Network (JAAN).

Acara diskusi konservasi lumba-lumba ini dihadiri oleh menteri kehutanan RI Zulkifli Hasan, duta besar AS, Scott Marciel, bintang dokumenter peraih Oscar “The Cove” Richard O’Barry, dan aktivis hewan Femke den Haas dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN). Diskusi mengerucut kepada praktik sirkus lumba keliling yang sudah punah kecuali di Indonesia.

Menhut Zulkifli Hasan membuka acara dengan pernyataan yang cukup tegas, bahwa pertunjukan yang membawa keliling lumba-lumba dari satu daerah ke daerah lainnya jelas tidak diizinkan. Ia melanjutkan bahwa ia butuh dukungan dari LSM-LSM untuk menyelesaikan hal ini.

Dalam kesempatan berikutnya Richard (yang memakai rompi anti peluru untuk keamanan) berkata, “itulah yang sudah dilakukan dari dulu oleh JAAN dibantu oleh saya.” Ia meneruskan, JAAN dan Richard telah membangun salah pusat rehabilitasi lumba-lumba yang paling canggih di dunia, tepatnya di Karimun Jawa. Tujuannya, sesuai dengan MoU dengan dephut adalah menerima lumba-lumba hasil tangkapan sirkus dan melepaskannya ke laut. Sampai saat ini, 0 lumba-lumba yang diterima pusat rehabilitasi.

Sebuah pertanyaan muncul dari seorang penonton bernama Jason ditujukan pada menhut. “Saya pernah pergi ke salah satu sirkus ini di Bantul. Ketika saya tanya dapat izin dari mana, mereka menjawab dari departemen kehutanan. Bagaimana ini bisa terjadi?” Menhut menjawab “Tolong beritahu saya di mana sirkus-sirkus ini. Kalau perlu saya akan kesana sendiri dan membubarkannya”

Namun setelah mendapat pertanyaan lain dari penonton, Zulkifli minta undur diri karena ada acara lain. Karenanya, banyak sekali pertanyaan penonton yang tertuju pada menhut yang tidak didengar olehnya. Di luar, Menhut bertemu dengan segerombolan orang yang membuat ricuh. Mereka kembali mempertanyakan keberadaan & legalitas JAAN, bahkan kantor JAAN di Kemang XVII B yang juga mereka telah datangi. Namun setelah berbicara lebih lanjut, kelompok yang menamakan dirinya Aliansi Indonesia ini terlihat mewakili salah satu penyelenggara sirkus lumba keliling. Menhut menghimbau mereka agar tidak menggunakan kekerasan

Richard O’Barry sempat mengatakan “All we got was intimidation and harrasment from these circusses. Some of them are outside this room right now! They threatened JAAN members, even one of their mothers.”

Femke melanjutkan “we just wanna protect dolphins but we have to wear bullet proof vest? That’s ridiculous!"

Masalah sirkus lumba keliling sempat ramai tahun lalu ketika Coki “Netral” memulai petisi meminta beberapa
perusahaan seperti Hero, Giant, Lottemart, Coca-Cola untuk
menghentikan dukungan mereka berupa tempat maupun sponsor untuk sirkus-sirkus ini. Mereka semua akhirnya berkomitmen untuk menghentikan dukungan. Petisi www.change.org/stopsirkuslumba berhasil mencapai lebih dari 90.000 tanda tangan dari dalam maupun luar negri. Namun, sampai saat ini sirkus lumba keliling masih beroperasi di sekeliling Jawa, menggunakan sarana-sarana publik seperti alun-alun kota.

KONTAK MEDIA
Arief Aziz,
Direktur Komunikasi Change.org
(arief@change.org / 0811195962)

Pramudya Harzani,
Ketua JAAN
( pramudyaharzani@jakartaanimalaid.com / +6281311113412 )
__._,_.___
Attachment(s) from Radityo Djadjoeri
1 of 1 Photo(s)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar