Jumat, 15 Maret 2013

“Budaya Perdamaian dalam Perspektif Regional ASEAN”






JAKARTA – Kamis, 14 Maret 2013 danJumat, 15 Maret 2013, The Habibie Center bekerjasamadengan ASEAN Foundation akanmenggelar seminar dan forum publikdengantema “BudayaDamaidalamperspektif regional ASEAN” di Jakarta. Tujuandarikegiatansatusetengahhariiniadalahuntukmendiskusikanpentingnyakonsep “budayaperdamaian”; membangunkonseptersebutkedalamperspektif regional ASEAN; danmengidentifikasicara-cara yang bisaditempuhuntukmensosialisasikanperspektif regional ASEAN tentang “budayadamai” kepadapemerintahdanmasyarakat ASEAN.Tujuaninisangatkrusialmengingatbanyaknyaperistiwakekerasan di dalamdandiantaranegara-negaraanggota ASEAN padabeberapatahunterakhir.Mengingat target MasyarakatASEAN 2015 kurangdariduatahunlagi, peristiwasepertiini – terlihatmenampilkanadanyatingkatperpecahandankonflik di dalamdan di antarabeberapanegaraanggota – telahmenimbulkantandatanyatentangkesiapannegara-negara ASEAN untukmewujudkanterbentuknyaMasyarakat ASEAN padatahun 2015.

Olehkarenaitu, seminar dan forum publik yang disponsorisecarapenuholehPemerintahKanadainimerangkulparaahli yang terpilihdarinegara-negara ASEAN untukberbagipengalamandanpengetahuanmerekaperihalisuseputar “budayaperdamaian”.Pengalamandanpengetahuaninilah yang akanmemberikanarti, relevansidanrealisasidarikonsepini. Seminar dan forum publik pada "Budaya Perdamaian dalam Perspektif Regional ASEAN"akan diawali dengan upacara pembukaan yang menampilkan keynote speech oleh H.E. Mr. Djoko Suyanto (to be confirmed) Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan – Republik Indonesia. Selain itu akan ada remarks oleh H.E. Makarim Wibisono (Direktur Eksekutif ASEAN Foundation), Ms Rahimah Abdulrahim (Direktur Eksekutif The Habibie Center), Mr. Donald Bobiash (Duta Besar Kanada untuk Indonesia), Mr. H.S. Dillon (Utusan Khusus Presiden RI untuk Penanggulangan Kemiskinan) dan K.H. Hasyim Muzadi (Sekjen International Conference for Islamic Scholars (ICIS)).

Kemudian, akan ada forum diskusitertutupdimanaselamaberlangsungnya lima sesipadaharipertama, pesertaahli akan membahassecaraterusterang dan terbukapertanyaan-pertanyaankunciseperti:keadaanterkini di  wilayah ASEAN terkaitperdamaian, kekerasan dan konflik ;keberadaanbudayakekerasanpadamasyarakatAsiaTenggara; dan identifikasicara-cara alternatif untukmencapaiperdamaianabadi yang bukanhanyaberartitidakadanyakonfliktetapijugaberartiperdamaian yang tertanam didalampikiransetiapmanusia. Isu-isupentinglainnyatermasuk: peranpolitikapatis, kekecewaanekonomi dan keterasingansosialsebagaifaktorpendoronguntukkekerasanpolitik/komunal; tantangan, pengalaman dan sudutpandangmasing-masingnegaraanggota ASEAN terkait proses rekonsiliasi ; dan alasanmengapa pluralisme dan keragamantidakperluditakuti dan dianggapsebagaiancamankesatuannegaraatauidentitaskebudayaantetapidirayakansebagaisebagaisesuatu yang sangat positif, memperkayasertamembangkitkanperdamaian.

Para ahli yang ikutserta;, Mr. SuosYara (PenasihatPerdanaMenteri, WakilKetuaKomisiHubunganEksternal, Partai Rakyat Kamboja), Dr. Rudi Sukandar (Peneliti, The Habibie Center, Indonesia), Ms. AltafDeviyati (Penang Institute, Malaysia)danMs. Lorea N. Castro, Ph.D. (DirekturEksekutif, Center for Peace Education, Miriam College, Filipina), telahdipilihuntukhadirdanmemimpindiskusi. Kemudian, merekaakanambilbagiandalamforum publikpadaharikeduauntukmenyampaikanhasildantemuandiskusidarisesi seminar padaharipertamakepadapublik. Tujuanutamadari forum publikadalahmemberikankesempatankepadamasyarakatuntukmemilikidiskusiterbukadenganpesertaahlidenganmengajukanpertanyaan, memberikanmasukandanberkomentarpadasetiapisuseputarpengembanganPerspektif Regional ASEAN terhadapBudayaPerdamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar