Minggu, 05 Mei 2013

China Tawarkan RI Peluang Investasi US$ 5 Triliun


Faisal Rachman | Jumat, 03 Mei 2013 - 13:26:36 WIB
 

(dok/antara)
Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kiri) bersama Menlu Negeri China Wang Yi (kanan) memaparkan hasil kerja sama bidang ekonomi, di Jakarta, Kamis (2/5).
Interaksi personel dan bisnis Indonesia dengan China mencapai 600.000 orang per tahun.

JAKARTA - Dalam lima tahun ke depan China menargetkan akan melakukan peningkatan investasinya ke luar negeri hingga US$ 5 triliun. Pemerintah China pun membuka peluang Indonesia untuk bisa menarik sebanyak-banyaknya dana tersebut ke Tanah Air.
Tawaran ini keluar langsung dari mulut Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Pelaksana Tugas Menteri Keuangan Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (2/5).
Menurut Wang, kerja sama Indonesia dengan China di bidang ekonomi memang sudah berlangsung lama dan terus tumbuh, tapi belum mencerminkan potensi yang sesungguhnya.
Ia memaparkan, hingga saat ini, volume perdagangan antara kedua negara US$ 60 miliar. Interaksi personel dan bisnis Indonesia dengan China mencapai 600.000 orang per tahun.
Total perdagangan Indonesia-China pada 2012 meningkat 38 persen menjadi US$ 51,05 miliar dari periode tahun sebelumnya yang sebesar US$ 49,15 miliar. "Kerja sama tersebut masih kurang dan belum tercermin kekuatan kita bersama. Kami akan manfaatkan terus potensi kerja sama ini," ujarnya.
Untuk itu, kata Wang, ketika China dalam lima tahun ke depan bertekad untuk makin agresif berekspansi ke luar negeri, Indonesia diminta menangkapnya dengan baik. "Kami mengharapkan sahabat kami Indonesia bisa menampung lebih banyak jatah dari investasi itu," ucapnya.
China dalam hal ini memang bisa diartikan mengajak Indonesia untuk beraliansi dengannya. Menurut China, jika China dan Indonesia bekerja sama akan menambahkan suara negara berkembang di arena internasional. "Kedua negara menghadapi masalah yang sama, yaitu harus mengembangkan ekonomi dan membangkitkan bangsa," tutur Wang.
Menanggapi hal ini, pemerintah RI, kata Hatta, menyatakan kesiapannya untuk mengambil porsi investasi yang akan digelontorkan pemerintah China sebesar US$ 5 triliun dalam lima tahun ke depan. Namun, Hatta mengaku pemerintah perlu memilah investasi dengan China agar mampu meningkatkan neraca perdagangan kedua negara.
"Kami akan menarik investasi luar negeri dari China yang menawarkan US$ 5 triliun tersebut. Tapi, tentunya kita harus memilah, di mana investasi yang harus masuk tidak boleh menambah komponen impor atau barang-barang pendukung dan bahan baku," ucapnya.
Kerja sama antara China dan Indonesia, menurut Hatta, dalam bidang ekonomi sejatinya sudah tertuang dalam draf kesepakatan yang dikenal dengan China-Indonesia Five Year Development Program for Trade and Economic Cooperation Foreword.
Pertama, kerja sama di bidang ketahanan dan energi. Kedua program ini terkonsentrasi pada upaya mengantisipasi berbagai praktik para spekulan pasar yang dapat mengganggu stabilitas harga pangan dan energi.
Kedua, di bidang pertanian untuk peningkatan produktivitas pangan, termasuk hibrida dan bahan pokok lain. Ketiga, di bidang energi dengan mendorong partisipasi kalangan usaha China untuk investasi di industri hilir atau pengolahan komoditas tambang di Tanah Air. Keempat, bidang kelistrikan, membangun pembangkit listrik tenaga air dan batu bara melalui skema public private partnership.
Terakhir, bidang perdagangan dan investasi, diharapkan peningkatkan nilai perdagangan masing-masing bidang sebesar US$ 80 miliar pada 2015 dari tahun lalu sebesar US$ 51,05 miliar. Hingga kuartal I-2013 realisasi investasi China ke Indonesia kata Hatta tercatat US$ 60,2 juta.
"Volume perdagangan kita 5-10 tahun ke depan angkanya ditingkatkan tinggi sekali. Kita menargetkan sebetulnya dobel dalam waktu 2015 dari sisi kita. Tapi paling penting bukan hannya volume perdagangan yang meningkat, namun juga terjadi balance of trade antara kita dengan China," kata Hatta.
Impor Kakao
Dalam waktu dekat, Wang Yi menambahkan, pihaknya akan mengimpor kakao sebesar US$ 1 triliun, sehingga ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk merebut pasar tersebut untuk meningkatkan volume perdagangan Indonesia-China.
Untuk investasi, nilai Investasi China ke Indonesia pada 2011 telah mencapai US$ 128,2 juta dengan proyek sebanyak 160 dan 2012 investasinya naik menjadi US$ 141 juta dengan 190 proyek. Sementara itu, realisasi investasi China ke Indonesia pada kuartal I-2013 telah mencapai US$ 60,2 juta di 99 proyek.
"Tapi, kami ingin investasi yang mengolah dari kekayaan sumber daya alam Indonesia seperti kelautan, pertanian, dan mineral," ujarnya.
"Dalam beberapa tahun ke depan pun akan ada 600 juta turis China yang berpelesir ke luar negeri dari posisi saat ini 84 juta orang. Jadi, ini potensi besar yang akan kita ambil," tuturnya.
Sumber : Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar